Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Komisi V DPR: Pemerintah Tak Usah Malu Terima Bantuan Banjir Sumatra

Banjir Sumatra, Lasarus
Ketua Komisi V DPR, Lasarus ketika memimpin rapat kerja di DPR. (Tangkapan layar YouTube Parlemen)
Intinya sih...
  • BMKG sudah sampaikan peringatan ke kepala daerah soal Sikon Senyar
  • BMKG peringatkan terjadi hujan lebat pada momen pergantian tahun baru 2026
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Ketua Komisi V DPR, Lasarua, meminta pemerintah agar tidak malu menerima uluran tangan dari pihak mana pun dalam mengatasi banjir Sumatra. Sebab, memasuki pekan ketiga, masih terdapat keluhan sejumlah titik yang masih terisolir dan yang belum menerima bantuan.

"Per hari ini kami masih menerima laporan, masih ada titik-titik yang belum bisa dijangkau secara penuh oleh tim yang ada di lapangan. Bantu masyarakat dengan cepat. Kalau memang tidak mampu, gak usah malu untuk menerima pertolongan dari pihak manapun," ujar Lasarus ketika memimpin rapat kerja dengan mitranya, Senin (8/12/2025), di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat.

Di sisi lain, Lasarus mengakui adanya keterbatasan anggaran yang dialami oleh pemerintah daerah sehingga menyulitkan mereka dalam menangani dampak bencana. Namun, masih ada peluang untuk mendapat penambahan anggaran.

"Kami ketahui DAK (Dana Alokasi Khusus) DAU (Dana Alokasi Umum) di pemerintah daerah, baik di tingkat provinsi, kabupaten atau kota, pada 2025 dan 2026 mengalami pengurangan. Keterbatasan fiskal daerah mau tidak mau harus ada inisiatif dari pemerintah pusat supaya bencana banjir Sumatra bisa segera ditangani," kata dia.

Meski begitu, politisi PDI Perjuangan (PDIP) tersebut berharap kekurangan anggaran tidak serta merta menyebabkan upaya penanganan bencana jadi buruk di lapangan. Apalagi, pemerintahan Prabowo Subianto belum menetapkan banjir di Sumatra sebagai bencana nasional.

"Kami dari DPR menyerahkan (kewenangan itu) sepenuhnya. Sebab, itu subyektif dari pemerintah. Silakan pemerintah mau menetapkan status ini seperti apa," kata dia.

1. BMKG sudah sampaikan peringatan ke kepala daerah soal Sikon Senyar

BMKG, Banjir Sumatra, Teuku Faisal Fathani
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Teuku Faisal Fathani. (Tangkapan layar YouTube Parlemen)

Dalam rapat kerja itu, Lasarus sempat menanyakan kepada Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Teuku Faisal Fathani terkait Siklon Senyar yang tiga pekan lalu melanda Pulau Sumatra. Lasarus menanyakan apakah BMKG sudah memperingatkan para kepala daerah bahwa akan terjadi Siklon Senyar.

"Mungkin bisa diungkap siklon tropis yang terperangkap di atas Sumatra, apakah sudah terprediksi atau belum oleh BMKG?" tanya Lasarus di forum itu.

Faisal pun menjelaskan, Siklon Senyar tidak lazim terjadi di daerah khatulistiwa. Biasanya siklon itu terjadi di titik 5 derajat dari Lintang Utara (LU) atau 5 derajat Lintang Selatan (LS).

"Tetapi, karena ada dinamika atmosfir dan tingginya suhu dari permukaan laut di Selat Malaka, dan adanya suhu negatif di Samudera Hindia, maka menyebabkan bibit siklon ini. Secara prinsip bibit siklon bisa tumbuh dan punah dalam beberapa hari," kata dia.

Dia mengatakan, BMKG sudah mendeteksi keberadaan Siklon Senyar empat hari sebelum siklon itu tiba di daratan Pulau Sumatra.

"Empat hari sebelumnya, kami sudah berkoordinasi dengan jajaran pemerintah daerah dan BPBD di sejumlah provinsi tersebut. Ada surat resmi yang sudah kami kirimkan," kata dia.

BMKG juga mengirimkan notifikasi terbaru setiap hari mengenai pergerakan Siklon Senyar menuju daratan Aceh.

2. BMKG peringatkan terjadi hujan lebat pada momen pergantian tahun baru 2026

BMKG, hujan
Laporan BMKG soal perkiraan hujan yang turun pada momen pergantian tahun baru. (Tangkapan layar YouTube Parlemen)

Faisal juga meminta publik untuk mewaspadai momen pergantian tahun baru 2026. Sebab, diperkirakan akan terjadi hujan lebat yang disertai petir.

"Yang perlu diwaspadai pada 29 Desember 2025 hingga 10 Januari 2026, hampir seluruh daerah di Pulau Jawa berpotensi mengalami hujan lebat hingga hujan petir," kata Faisal.

Informasi itu, kata dia, akan diperbarui secara berkala agar perkiraan cuaca bisa semakin akurat. Faisal juga menyebut pihaknya terus melakukan modifikasi cuaca di sejumlah wilayah termasuk Pulau Sumatra.

"Operasi modifikasi cuaca dilakukan untuk mendukung evakuasi korban dan penerbanan-penerbangan di tiga titik yang terdampak Siklon Senyar," ujaardia.

Operasi modifikasi cuaca juga dilakukan di Jawa Barat dan Jawa Timur sebagai antisipasi bencana hidrometerologi.

3. Jumlah korban meninggal dunia banjir Sumatra bertambah menjadi 961 jiwa

Sjafrie Sjamsoeddin, Banjir Sumatra
Bangunan milik warga di Pidie, Aceh yang rusak akibat dihantam banjir dan longsor. (Dokumentasi Puspen TNI)

Sementara, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan korban jiwa bencana banjir dan longsor di Sumatra-Aceh bertambah. Sementara, jumlah korban hilang berkurang. Melansir gis.bnpb.go.id, data per Selasa (9/12/2025), korban jiwa mencapai 961, korban hilang 293, dan luka-luka sebanyak 5 ribu orang.

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan, tim gabungan telah menemukan 40 jenazah pada Senin. Dia mengatakan, untuk Aceh bertambah 23 dari 366 menjadi 389 jiwa meninggal dunia. Sumatra Utara bertambah 9 korban jiwa sehingga menjadi 338 korban jiwa.
Adapun Sumatra Barat bertambah 8 jenazah sehingga menjadi 238 jiwa. Namun, kata dia, jumlah korban hilang berkurang.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us

Latest in News

See More

Ada Dugaan Korupsi di Balik Banjir yang p

09 Des 2025, 13:49 WIBNews