KRL Tanah Abang Ditiadakan, Pengamat: Cuma Pindahkan Masalah

Jakarta, IDN Times - Pengamat kebijakan transportasi publik Azas Tigor Nainggolan mengatakan solusi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang meniadakan KRL dari Stasiun Tanah Abang untuk mengurai kepadatan hanya memindahkan masalah.
Anies menyediakan armada Transjakarta gratis untuk mengangkut warga dari Tanah Abang, karena KRL tak berhenti di Tanah Abang mulai pukul 15.00-19.00 WIB.
"Ya sama saja hanya memindahkan masalah ke Transjakarta, dia (Anies) tidak menyelesaikan masalah hanya memindahkan masalah," ujar dia kepada IDN Times, Senin (3/5/2021).
Hal ini dilakukan Anies usai kepadatan pengunjung di Pasar Tanah Abang juga berimbas pada penggunaan KRL di Stasiun Tanah Abang.
1. Terapkan protokol kesehatan, jangan memindahkan masalah
Tigor menyebutkan bahwa seharusnya Anies menyelesaikan masalah kerumunan di Pasar Tanah Abang dengan menerapkan protokol kesehatan dan bukan malah memindahkan pengguna transportasi KRL ke Transjakarta. Dia mengatakan seharusnya Pemprov DKI Jakarta tak melempar masalah ke masalah lain.
"Itu ngaco, itu dia hanya memindahkan masalah, karena Transjakarta penuh loh sekarang," ujarnya.
2. Tambah angkutan publik untuk mengakomodasi masyarakat

Selain menerapkan protokol kesehatan di Pasar Tanah Abang, Tigor meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk menambah armada pengangkut publik.
"Kalau sudah seperti ini tambah armada dong, sudah tahu demand-nya tinggi, kalau demand-nya tinggi tambah armada jangan ditahan," ujar dia.
Hal ini juga dinilai berimbas kepada masyarakat lain seperti pegawai yang tak mengunjungi pasar Tanah Abang namun menggunakan KRL di Stasiun Tanah Abang.
3. Padatnya pasar salahi aturan 50 persen kapasitas

Tigor malah menyarankan jika protokol kesehatan tak bisa dilaksanakan lebih baik Pemprov DKI Jakarta menutup sementara pasar Tanah Abang, apalagi kepadatan di Pasar Tanah Abang sudah menyalahi aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro dengan membatasi kapasitas 50 persen.
"Protokol kesehan dijalanin, gimana caranya, jangan cuma ngomong, kalau 50 persen ga tercapai, gak dijalanin, tutup (Pasar Tanah Abang), gitu aja," ujar dia.
4. Jangan angkutannya yang disalahkan

Tigor menegaskan seharusnya Pemprov DKI Jakarta tidak menyalahkan angkutan yang dipadati, namun lebih fokus pada masyarakat dan petugas untuk menjalankan protokol kesehatan.
KRL juga perlu tetap berjalan karena tak ada yang salah dari akses penggunaan KRL. Satu hal yang bisa membuat KRL tetap digunakan kata Tigor adalah dengan membatasi pengunjung Pasar Tanah abang seperti membagi jumlah pengunjung yang masuk.
"Suruh antre di luar, gantian, kalau gak mau tutup, gak belanja gak kiamat kok," ujarnya.