KSAD Sebut Pembelian Helikopter Black Hawk Masih Tahap Diskusi

- Alutsista TNI AD dibeli untuk operasi perang atau militer selain perang
- Menteri Pertahanan masih menunggu evaluasi dengan Panglima TNI terkait pembelian helikopter Black Hawk
- Helikopter Black Hawk dapat mengangkut 11 personel tempur dan muatan kargo, memiliki kecepatan maksimum 159 knot
Jakarta, IDN Times - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak mengatakan, pembelian helikopter Black Hawk Sikorsky S-70M masih di tahap diskusi internal. Menurutnya, untuk pembelian alutsista yang biayanya mahal membutuhkan proses panjang.
Mencuatnya isu pembelian helikopter Black Hawk Sikorsky S-70M berawal dari unggahan lembaga think tank Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS). Mereka menyebut kontrak pembelian helikopter itu sudah aktif. Dalam unggahannya, ISDS juga membocorkan helikopter itu akan ditempatkan di Pangkalan Udara Utama Angkatan Darat (Lanudmad) Ahmad Yani Jawa Tengah dan akan tiba pada 2026.
"Semua masih dalam progress, lagi didiskusikan (pembelian helikopter). Jadi, semua masih dalam tahap diskusi," ujar Maruli di Jonggol, Selasa, 28 Oktober 2025.
Jenderal bintang empat itu menambahkan, untuk membeli sebuah alutsista dibutuhkan proses yang panjang, dimulai dari perencanaan pengoperasian, perawatan hingga penganggaran. Oleh sebab itu, Maruli belum mau banyak berbicara terkait pembelian helikopter tersebut.
1. Alutsista yang dibeli TNI AD untuk menunjang perang atau di luar perang

Maruli mengatakan, setiap pembelian alutsista yang dilakukan oleh TNI AD bertujuan untuk menunjang prajurit menjalankan misi operasi perang atau operasi militer selain perang (OMSP).
"Namanya pembelian alutsista itu memang untuk persiapan tempur. Tapi, nanti juga bisa dipakai untuk kepentingan lainnya, misalnya bisa dipakai untuk personel, segala macam perpindahan dan lain sebagainya," kata Maruli.
2. Menhan sebut pembelian helikopter Black Hawk masih tunggu evaluasi dengan Panglima TNI

Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin sebelumnya mengatakan, masih terus memastikan kebenaran soal rencana pembelian Helikopter Black Hawk kepada Mabes TNI. Sebab, mereka yang akan menggunakan alutsista itu.
"Saya belum tahu informasinya, nanti saya tanya sama Panglima dulu bagaimana evaluasinya," ujar Sjafrie di kantor Kemhan, Jakarta Pusat pada Rabu, 22 Oktober 2025.
Ketika dikonfirmasi langsung kepada Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto di lokasi yang sama, ia mengatakan, pihaknya tidak bisa berkomentar banyak soal pembelian helikopter tersebut. Mabes TNI, kata Agus, menyerahkan urusan pembelian kepada Kementerian Pertahanan.
"Kita kan pengguna, yang penting kita menerima," kata Agus
3. Helikopter Black Hawk bisa mengangkut 11 personel tempur dan muatan kargo

Helikopter Black Hawk dirancang dan diproduksi oleh Sikorsky Aircraft. Alutsista itu dikenal dengan keandalan, daya tahan, dan kemampuannya dalam berbagai misi, mulai dari transportasi pasukan hingga evakuasi medis dan pertempuran.
Helikopter ini memiliki spesifikasi serta desain yang modular dan kokoh, menjadikannya pilihan utama bagi banyak negara untuk memperkuat armada militer udara mereka.
Black Hawk memiliki desain aerodinamis dengan empat bilah rotor utama dan rotor ekor canted yang memberikan stabilitas dan kontrol yang lebih baik. Helikopter ini ditenagai oleh dua mesin turboshaft General Electric T700-GE-701C/D yang masing-masing menghasilkan daya sebesar 1.902 shp (1.418 kW).
Dengan bobot lepas landas maksimum mencapai 22.000 lb (9.979 kg), helikopter ini dapat membawa hingga 11 pasukan bersenjata lengkap atau muatan kargo seberat 9.000 lb (4.100 kg) secara eksternal.
Black Hawk memiliki kecepatan maksimum 159 knot (183 mph, 294 km/jam) dan kecepatan jelajah 152 knot (175 mph, 282 km/jam). Dengan tangki bahan bakar eksternal, jangkauan helikopter ini mencapai 1.199 mil laut (2.221 km). Helikopter ini juga dapat beroperasi pada ketinggian hingga 19.000 kaki (5.800 m) dengan tingkat pendakian 1.646 kaki per menit (8,36 m/detik).


















