Kurang Sehat, Megawati Tak Hadir di Upacara Hari Pancasila

- Megawati tidak hadir dalam Upacara Bendera Hari Lahir Pancasila karena kurang sehat
- Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, menyampaikan permohonan maaf dan membacakan amanat Megawati kepada para peserta upacara
Jakarta, IDN Times - Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri tidak hadir dalam Upacara Bendera Hari Lahir Pancasila, di Lapangan Pancasila, Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (1/6/2024).
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, mengatakan, ketidakhadiran Megawati itu karena Presiden ke-5 Indonesia itu sedang kurang sehat.
"Kami sampaikan permohonan maaf, Ibu Megawati tidak hadir, beliau kurang sehat. Mohon doanya. Percayalah, bumi Ende ini memberikan semangat bagi kita, karena di sinilah Pancasila dikontemplasikan. Salam dari Ibu Megawati yang selalu mendoakan Ende, khususnya demi anak-anak bangsa," kata Hasto, dikutip dari siaran pers, Sabtu.
1. Hasto bacakan pesan Megawati

Dalam upacara itu, Hasto membacakan amanat Megawati kepada para peserta upacara. Dalam amanatnya, Megawati menyampaikan, Ende menjadi tempat yang bersejarah bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia.
"Ende sangat penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa. Di tempat ini Bung Karno oleh pemerintah kolonial Belanda sengaja dibuang, dikucilkan, dan mencoba diredam semangat juangnya," kata Hasto saat membacakan amanat dari Megawati yang juga Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Peringatan Hari Lahir Pancasila di Ende dinilai menjadi ajang kontemplasi tentang semangat api perjuangan tak kunjung padam walaupun berada di tengah tekanan penguasa, dan kaum cerdik pandai serta bangsawan yang ketakutan.
2. Semangat perjuangan Bung Karno tak pernah kendur

Megawati dalam sambutannya itu menilai, semangat perjuangan Bung Karno memerdekakan bangsa tidak mengendur ketika menerima perlakuan keras pemerintah kolonial Belanda.
"Namun, yang terjadi adalah sebaliknya. Api perjuangan Bung Karno justru semakin bergelora, bahkan disempurnakan oleh perjumpaannya dengan sahabat-sahabatnya yang berasal dari kalangan rakyat biasa," kata Hasto masih membacakan amanat Megawati.
3. Ir Sukarno pernah diasingkan ke Ende

Ia menjelaskan, Bung Karno selama masa pengasingan di Ende, semakin akrab dengan rakyat kecil, seperti seorang nelayan bernama Kota, Durham yang berprofesi penjahit, dan Ali Pambe seorang montir.
"Hal ini terjadi mengingat kaum bangsawan, dan kaum cerdik pandai pada saat itu merasa takut berdekatan dengan sosok pejuang revolusioner seperti Bung Karno. Tekanan hukum oleh kaum penjajah, telah memenjarakan kebebasan untuk berani bersuara, berserikat, dan berkumpul," urai Megawati yang dibacakan Hasto.
Adapun, Penjabat (Pj) Gubernur NTT Ayodhya G.L Kalake menjadi instruktur Upacara Hari Lahir Pancasila di Ende. Wakapolres Ende Kompol Ahmad menjadi komandan upacara dan Ketua DPRD NTT Emelia Julia Nomleni menjadi pembaca naskah Pancasila.