Ledakan Bom di Sri Lanka, Menag: Ini Tragedi Kemanusiaan

Jakarta, IDN Times - Ledakan bom terjadi di tiga gereja dan tiga hotel mewah di Sri Lanka. Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, kejadian tersebut merupakan tragedi kemanusiaan yang tidak boleh terulang kembali.
Ratusan orang dikabarkan meninggal dunia dan lebih banyak lagi yang terluka. Ledakan itu terjadi saat umat Kristiani di Sri Lanka sedang merayakan Hari Paskah.
1. Menag kecam aksi pengeboman di Sri Lanka

Pihak berwajib Sri Lanka kini masih mengejar pelaku kejahatan tersebut. Siapa pun pelakunya, Lukman mengecam keras peristiwa tersebut.
"Itu tindakan tidak berperikemanusiaan dan sangat bertentangan dengan nilai-nilai agama," tegas Lukman melalui keterangan tertulisnya, Minggu (21/4).
"Ironi, tragedi kemanusiaan terjadi justru di momen umat Kristiani sedang peringati hari besar keagamaannya. Kami turut berduka. Umat Kristiani diharap tabah, tapi waspada, dan tetap menjadi pembawa damai bagi sesama," sambung Lukman.
2. Menag sebut aksi pengeboman di Sri Lanka sebagai tindakan pengecut

Menurut Menag, tindakan pengeboman itu jelas menyalahi ajaran agama. Sebab, tidak ada agama yang membenarkan tindak kekerasan, apapun motifnya.
"Itu jelas sikap pengecut dan tidak bertanggung jawab. Apalagi bom meledak di rumah ibadah, saat umat beribadah," tegas Menag.
Ia mengajak tokoh dan umat beragama untuk mendoakan yang terbaik buat korban di Sri Lanka. Menag juga minta masyarakat untuk menahan diri dan tidak emosional.
3. Menag minta agar tetap waspada

Menurutnya, saat ini pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri terus bekerja untuk mengetahui perkembangan kondisi di Sri Lanka, termasuk memastikan kondisi keamanan warga negara Indonesia di sana.
"Mari tingkatkan kewaspadaan kita untuk terus menjaga keamanan dan kesucian rumah ibadah kita masing-masing," pesannya.
4. Menag minta masyarakat tidak terpancing isu hoaks terkait kejadian ini

Lebih jauh Lukman juga mengingatkan para pengguna media sosial agar tidak terpancing dan turut menyebarluaskan informasi yang belum jelas kebenarannya.
"Hindari menebar hoaks seputar tragedi Sri Lanka. Penyebaran hoaks itulah yang diharapkan pelaku untuk menebar teror dan rasa takut," tandas Lukman Hakim Saifuddin.