Dugaan Lesti Kejora Kena Stockholm Syndrome, Apa Itu?

Kembangkan hubungan positif dengan pelaku

Jakarta, IDN Times - Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) kembali terjadi dan muncul di depan publik. Sebuah video KDRT memperlihatkan suami memukul istrinya yang kemudian viral di media sosial. Tak lama usai video tersebut viral, Polres Metro Depok menangkap tersangka yang sedang bekerja sebagai juru parkir di Pondok Labu, Jakarta Selatan.

Sebelumnya masyarakat juga dihebohkan dengan pencabutan laporan KDRT oleh pedangdut Lesti Kejora pada suaminya Rizky Billar. Masyarakat mengkaitkannya dengan stockhold syndrome. Pakar dari Universitas Airlangga menjelaskan mengenai sindrom ini.

1. Sindrom ini muncul sebagai upaya keluar dari situasi berbahaya

Dugaan Lesti Kejora Kena Stockholm Syndrome, Apa Itu?momen Lesti keluar dari rumah diduga usai mengalami KDRT (instagram.com/virus.leslar)

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR) Tri Kurniati Ambarini menjelaskan stockholm syndrome adalah respons psikologis yang berkaitan dengan situasi penahanan atau pelecehan. Respons ini jadi bagian dari mekanisme koping, saat orang mengalami trauma atau ancaman pada kesejahteraan fisik atau psikologis agar tetap bisa bertahan di situasi itu.

“Orang dengan stockholm syndrome ini mengembangkan hubungan positif dengan pelaku,” kata Rini, dilihat dari situs UNAIR, Senin (7/11/2022).

Hubungan positif ini yang membuat korban disebut Rini merasa beruntung saat pelaku tidak melakukan kekerasan atau serangan fisik padanya. Stockholm syndrome akhirnya muncul sebagai upaya untuk keluar dari situasi berbahaya dengan cara kerja sama dengan pelaku.

2. Belum diakui sebagai gangguan mental

Dugaan Lesti Kejora Kena Stockholm Syndrome, Apa Itu?IDN Times/Siti Umaiyah

Belum diakui bahwa sindrom ini berhubungan dengan gangguan mental karena belum tercantum dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (SDM-5). 

“Akan tetapi, penelitian yang dilakukan oleh Karan dan Hansel pada 2018 menyatakan bahwa sindrom ini juga dapat dialami oleh orang-orang yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga ataupun korban perdagangan manusia,” jelasnya.

Baca Juga: KemenPPPA Dorong Masyarakat Berani Laporkan KDRT

3. Merasa kasihan dengan pelaku jika ditinggalkan

Dugaan Lesti Kejora Kena Stockholm Syndrome, Apa Itu?GERAK Perempuan lakukan aksi di Monas untuk memeringati hari International Women’s Day, di halaman Monas, Minggu (8/3) (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Rini juga menjelaskan gejalanya, yakni korban merasa ada kebaikan dan kasih sayang dari pelaku. Korban juga mengembangkan perasaan positif pada pelaku dan setuju dengan cara pandang serta ideologi pelaku KDRT.

"Korban juga merasa kasihan terhadap pelaku sehingga menolak untuk meninggalkan pelaku bahkan ketika diberi kesempatan untuk melarikan diri. Korban juga cenderung memiliki persepsi negatif terhadap aparat penegak hukum, keluarga, teman, dan siapa pun yang memungkinkan membantu mereka melarikan diri,” katanya.

Korban dengan stockholm syndrome dikatakan cenderung menolak untuk menuntut pelaku dan usai dibebaskan akan terus punya perasan positif pada pelaku serta korban dengan sindrom ini juga berpotensi alami flashback, depresi, kecemasan, dan gangguan stres pasca trauma (PTSD). 

Baca Juga: Fakta Baru KDRT Suami Aniaya Istri dan Anak hingga Meninggal Dunia

4. Pentingnya bantuan orang sekitar dan diagnosisnya

Dugaan Lesti Kejora Kena Stockholm Syndrome, Apa Itu?ilustrasi kekerasan pada perempuan (IDN Times/Nathan Manaloe)

Penting dilakukan diagnosis stockholm syndrome, kata dia, utamanya jika ada bahaya dari orang yang diduga mengalaminya, karena sindrom ini mungkin punya kaitan dengan gangguan lain yang lebih parah. Diagnosis penting dilakukan pada ahli baik psikolog maupun psikiater.

Sindrom ini juga bisa dicegah dengan sesi konseling dan perlu ada dukungan lingkungan sekitar baik dari lembaga sosial dan pemerintah.

“Korban kekerasan lebih sering tidak mampu keluar sendiri dari situasi tersebut jika tidak ada bantuan dari orang lain,” kata Rini.

Topik:

  • Rendra Saputra

Berita Terkini Lainnya