Masjid Pesantren Roboh, Kemen PPPA Pastikan Dampingi Korban Anak

- Penanganan segera dilakukan oleh Kemen PPPA terhadap korban anak pesantren yang roboh di Sidoarjo, Jawa Timur.
- Pemerintah memberikan perhatian pada pendampingan psikologis dan keberlangsungan kegiatan belajar santri, serta Menko PM tinjau lokasi.
- Tim SAR berhasil mengevakuasi dua korban, satu selamat dan satu meninggal dunia, dengan total 104 orang dievakuasi dan empat di antaranya meninggal dunia.
Jakarta, IDN Times - Masjid di Pondok Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, roboh pada Senin, 29 September 2025. Insiden ini menelan korban jiwa dari kalangan santri. Menanggapi kejadian ini, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) menegaskan, penanganan langsung dilakukan sejak awal.
Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kemen PPPA, Ratna Susianawati mengatakan, langkah cepat sudah dilakukan, asesmen-asesmen, dan juga melihat faktor penyebabnya.
"Langkah cepat ini sudah dilakukan oleh pemerintah daerah Jawa Timur, kemudian juga kepolisian untuk menyelidiki apa yang menjadi faktor utama. Terutama ini lembaga pendidikan, kita pasti tidak mengharapkan itu. Pemerintah berupaya memulihkan dan memberikan perlindungan kepada anak-anak yang menjadi korban dan keluarganya,” ujar Ratna di gedung Kemen PPPA, Rabu (1/10/2025).
1. Beri pendampingan psikologis

Ratna menambahkan, pemerintah juga memberikan perhatian pada pendampingan psikologis.
“Ini yang terus kita dorong melalui UPTD PPA, bersinergi dengan UPTD PPA di Sidoarjo. Kami berkomunikasi untuk memastikan kebutuhan anak-anak terpenuhi. Penanganan sudah sangat cepat,” katanya.
Selain memastikan kebutuhan korban, pemerintah juga berkoordinasi dengan pihak pesantren untuk menjamin keberlangsungan kegiatan belajar santri.
2. Menko PM Muhaimin Iskandar tinjau lokasi

Sementara, Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar menjelaskan, pihaknya meninjau Pondok Pesantren Al-Khoziny.
"Besok saya akan langsung berkunjung ke sana (Pondok Pesantren Al-Khoziny) untuk memantau langsung, sekaligus membantu," ujar dia di Gereja Masehi Injili di Timor, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu (1/10/2025).
Cak Imin mengaku sudah mendapatkan laporan terkait penanganan pondok pesantren yang ambruk tersebut. Termasuk evakuasi para santri yang terjebak.
3. Ada dua korban ambruknya pesantren

Pada Rabu 1 Oktober 2025, Tim SAR mengevakuasi dua korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny. Dari dua korban tersebut, satu ditemukan masih hidup, sementara satu lainnya meninggal dunia.
Kepala Basarnas Marsda Mohammad Syafii menyampaikan, keduanya merupakan bagian dari 15 orang yang sudah terdeteksi keberadaannya. Namun, identitas mereka masih belum dapat dipastikan.
“Saya sampaikan, berkat doa dari seluruh masyarakat Indonesia hari ini sesuai yang saya sampaikan ada 15 titik yang bisa kita deteksi dan Alhamdulillah dua korban telah terevakuasi,” ujar Syafii.
Ia memastikan satu korban yang dievakuasi selamat, sedangkan korban lain meninggal dunia. Dengan tambahan ini, total korban tewas bertambah menjadi empat orang. Rinciannya, satu orang meninggal pada Senin (29/9/2025), dua orang pada Selasa (30/9/2025), dan satu orang pada Rabu (1/10/2025). “Iya (empat korban). Sementara yang sudah kita evakuasi dalam kondisi meninggal,” tambahnya.
Berdasarkan data posko hingga Rabu (1/10/2025) pukul 16.12 WIB, jumlah korban yang telah dievakuasi mencapai 104 orang. Dari jumlah itu, 91 di antaranya melakukan evakuasi mandiri, sementara 13 lainnya dibantu tim SAR gabungan. Dari 13 korban tersebut, empat dinyatakan meninggal dunia.