Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mendagri Tito Minta Pemda Tanggung Jawab soal Hasil Serologi Rendah

Konferensi pers hasil Sero Survei Nasional oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Kantor Kemendagri, Jakarta Pusat, Jumat (18/3/2022). (IDN Times/Melani Hermalia Putri)
Konferensi pers hasil Sero Survei Nasional oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Kantor Kemendagri, Jakarta Pusat, Jumat (18/3/2022). (IDN Times/Melani Hermalia Putri)

Jakarta, IDN Times - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyinggung pemerintah daerah yang terdata masih memiliki angka serologi COVID-19 yang rendah. Tito mendesak agar pemerintah daerah di wilayah dengan tingkat serologi rendah segera menggencarkan vaksinasi agar warga terlindugi dari COVID-19.

“Ini tolong atensinya dari pemerintah daerah, gubernur, bupati, yang hasil survei serologinya masih rendah,” kata Tito di kantor Kemendagri, Jumat (18/3/2022).

1. Daftar daerah dengan tingkat serologi rendah

Peneliti FKM UI Iwan Ariawan menerangkan hasil survei serologi COVID-19 di Indonesia. (youtube.com/Kementerian Kesehatan RI)
Peneliti FKM UI Iwan Ariawan menerangkan hasil survei serologi COVID-19 di Indonesia. (youtube.com/Kementerian Kesehatan RI)

Sebagai informasi hasil survei serologi nasional dilakukan oleh para peneliti dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) pada November-Desember 2021.

Survei serologi ini bertujuan melihat seberapa besar warga Indonesia memiliki antibodi COVID-19. Dari hasil survei itu, beberapa daerah diketahui masih memiliki angka antibodi yang rendah.

Satu daerah di Pulau Jawa yang disinggung Tito salah satunya Bandung Barat yang memiliki antibodi 79,4 persen. Angka ini terhitung lebih rendah dari daerah lainnya di Pulau Jawa yang berada di angka 80-90 persen.

Selain itu, ada pula Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan 78,5 persen, dan Kota Wamena, Papua yang warganya hanya memiliki antibodi COVID-19 sebesar 45,6 persen.

“Ini tolong bupati tanggung jawab lah pada rakyatnya, kalau terkena (COVID-19) bisa parah,” ucap Tito.

2. Hasil survei nasional sebut 86,6 persen penduduk RI punya antibodi COVID-19

Ilustrasi tes cepat COVID-19. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Ilustrasi tes cepat COVID-19. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Menurut hasil survei yang dilakukan FKM UI tersebut, secara nasional penduduk RI sudah memiliki antibodi COVID-19 sebesar 86,6 persen. Kendati demikian, angka antibodi yang besar itu tidak bisa menjamin setiap orang tidak terinfeksi COVID-19.

“Namun tetap mereka yang sudah memiliki antibodi bisa terinfeksi COVID-19, tapi risiko keparahan sampai meninggal jauh lebih kecil,” kata salah seorang peneliti, Iwan Ariawan.

3. Survei serologi akan dilakukan rutin setiap enam bulan

Ilustrasi sampel uji PCR. (ANTARA FOTO/Indrayadi TH)
Ilustrasi sampel uji PCR. (ANTARA FOTO/Indrayadi TH)

Ahli epidemologi UI Pandu Riono menyebut survei serologi akan dilakukan rutin setiap enam bulan. Dia menyebut survei serologi ini merupakan hal penting untuk mengukur tingkat kekebalan yang dimiliki masyarakat terhadap COVID-19.

“Berapa banyak sebenarnya proporsi penduduk yang sudah mempunyai tingkat kekebalan populasi, dapat menjadi dasar rencana pengendalian pandemik berkelanjutan," ujarnya

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Melani Hermalia Putri
Hana Adi Perdana
Melani Hermalia Putri
EditorMelani Hermalia Putri
Follow Us