Menkes Buktikan Penyebab Gagal Ginjal Akut adalah Cemaran EG dan DEG

Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, memastikan bahwa kasus gagal ginjal akut yang diderita anak di Indonesia, disebabkan cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) dalam obat sirop.
Budi membeberkan ada sejumlah faktor timbulnya gagal ginjal akut mulai ginjal akut adalah infeksi, kelainan genetik, dehidrasi berat, kehilangan darah, dan keracunan obat. Kemenkes memastikan, penyebab kasus gagal ginjal belakangan ini adalah keracunan obat.
"Posisi kami di Kemenkes clear, bahwa faktor risiko terbesar dari kejadian gangguan ginjal akut adalah senyawa EG dan DEG yang melebihi standar," katanya dalam Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR, Rabu (2/11/2022).
1. Lonjakan kasus gagal ginjal akut mulai Agustus

Dia mengungkapkan sebenarnya kasus gagal ginjal anak ini sudah sejak lama terjadi di Indonesia. Namun, jumlahnya hanya satu atau dua kasus. "Tapi karena jumlahnya tidak besar, ini menjadi insiden yang sama seperti penyakit lain," ujar Budi.
Dia menjelaskan Kemenkes mulai mendapat laporan lonjakan kasus laporan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta sebagai rujukan nasional untuk pasien ginjal mulai Agustus.
"Sebenarnya informasi lonjakan mulainya dari RSCM sebagai sistem monitoring kami. Ini mulai tidak wajar, ada kenaikan tinggi," katanya.
2. Awalnya Budi menduga penyebabnya adalah virus

Awalnya, Budi menduga kasus ini terjadi karena virus atau bakteri sehingga menganalisa secara laboratorium patologi, namun memiliki tingkat akurasi berkisar 0 sampai 7 persen.
"Kami baru mendapat trigger, begitu ada kejadian serupa di Gambia, Afrika pada 5 Oktober 2022, dan itu penyebabnya adalah keracunan obat," katanya.
3. Bukti ada cemaran EG dan DEG adalah kristal kecil di ginjal

Berdasarkan kasus Gambia, pihaknya memeriksa 34 persen pasien hasilnya 74 persen disebabkan oleh keracunan obat dan DEG yang sama seperti di Gambia. Untuk membuktikan, tim melakukan biopsi terhadap ginjal pasien.
"Kalau masuk ke tubuh kita, kita melakukan metabolisme untuk mengubah senyawa kimia tadi. Kalau masuk ke ginjal senyawa kimia tersebut jadi kristal kecil tajam-tajam, ternyata ginjal-ginjalnya rusak karena adanya kalsium oksalat. Itu logikanya," jelasnya.
"Dan kami biopsi, pasien terkonfirmasi meninggal karena pengaruh EG dan DEG. Selain itu kami kasih obat penawar EG dan DEG, terkonfirmasi efektif," imbuhnya.
4. Jika menunggu penyebab pasti ada 10 anak yang meninggal tiap hari

Budi segera mengambil keputusan untuk melarang pembelian obat cair atau sirop . Terbukti kasus gagal ginjal menurun. Sekali itu pemberian obat penawar Fomepizole juga terbukti menyembuhkan pasien.
"Kita harus mengambil keputusan dengan informasi yang terbatas dengan cepat saat itu. Jika menunggu untuk mencari kepastian (penyebab) ada 8 sampai 10 anak yang meninggal per hari, jadi pasti terlambat jika mencari penyebabnya sampai 100 persen ," imbuhnya.
5. BPOM belum simpulkan penyebab ginjal akit adalah cemaran sirop obat

Penjelasan Budi ini untuk meyakinkan bahwa penyebab kasus gagal ginjal akut yang menyerang anak adalah karena cemaran EG dan DEG. Hal ini berbeda dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang hingga kini belum menyimpulkan penyebab gagal ginjal akut tersebut berkaitan dengan cemaran dalam obat sirop.
"Namun demikian, hasil uji cemaran EG tersebut belum dapat mendukung kesimpulan bahwa penggunaan sirop obat tersebut memiliki keterkaitan dengan kejadian gagal ginjal akut, karena selain penggunaan obat, masih ada beberapa faktor risiko penyebab kejadian gagal ginjal akut seperti infeksi virus, bakteri Leptospira, dan multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C) atau sindrom peradangan multisistem pasca COVID-19," ujar Kepala BPOM Penny L Lukito yang juga hadir dalam rapat komisi IX DPR RI.