Menteri PPPA: Banyak Ibu Sekarang Ketagihan TikTok Dibanding Masak

- Menteri PPPA: Ibu-ibu semakin kecanduan gadget, pilih pesan makanan online dibanding masak demi main TikTok
- Ketergantungan ibu-ibu pada gadget memerlukan solusi kreatif dan pelatihan sesuai minat dan potensi mereka
- Fenomena penggunaan gadget anak-anak juga perlu solusi, tidak bisa hanya dilarang tanpa memberikan alternatif
Jakarta, IDN Times - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Fauzi mengungkapkan di era digital ini, ketergantungan terhadap gadget tidak hanya dialami anak-anak. Dia melihat adanya fenomena yang menunjukkan ibu-ibu rumah tangga pun kini semakin lekat dengan gawai.
"Selanjutnya jangan salah bahwa gadget bukan yang addict bukan hanya anak-anak saja, ibu-ibunya juga sekarang juga addict terhadap gadget," kata dia dalam agenda Dialog Nasional Penguatan Layanan PPA, di Jakarta, Kamis (14/11/2024).
1. Banyak ibu-ibu disebut saat ini sering pesan makanan

Dia mengatakan banyak ibu-ibu yang lebih rela pesan makanan secara online. Hal ini karena mereka tak ingin waktunya terbuang untuk masak dan lebih asik main TikTok atau media sosial lainnya.
"Banyak ibu-ibu yang lebih rela pesan makanan secara online karena nggak mau waktunya terbuang untuk masak lebih asyik main TikTok dan sebagainya. Ini juga menjadi persoalan kita bersama," katanya.
2. Perlu ada alternatif, pelatihan jadi solusi

Ketergantungan ibu-ibu pada gadget ini mengundang kekhawatiran. Hal ini, kata dia, mendorong perlunya solusi yang kreatif dan memberdayakan. Salah satu alternatif yang bisa dilakukan adalah memberikan pelatihan yang sesuai dengan minat dan potensi mereka, misalnya memanfaatkan kearifan lokal untuk mengembangkan keterampilan baru.
3. Anak-anak juga tak bisa dilarang gunakan gagdet jika tak ada solusi

Selain itu, dia juga mengungkapkan fenomena penggunaan gadget pada anak di Indonesia yang saat ini semakin masif. Menurutnya, anak-anak tidak bisa dilarang menggunakan gadget dalam kehidupan sehari-hari jika tak dibarengi dengan solusi.
"Saya melihat bahwa anak-anak ini kita tidak bisa dilarang untuk bermain gadget, kalau kita ingin melarang maka kita harus memberikan solusinya. Oke "Nak kamu nggak boleh bermain gadget terus terus-terusan" tapi kita gak ngasih solusi," kata dia.