Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menteri PPPA: Tak Bisa Larang Anak Main Gadget Kalau Tak Ada Solusi

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA) Arifatul Fauzi dalam agenda pertemuan dialog nasional para pemangku kepengingan layanan perlindungan perempuan dan anak di 11 daerah ploting (IDN Times/Lia Hutasoit)

Jakarta, IDN Times - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Fauzi, mengungkapkan fenomena penggunaan gadget pada anak di Indonesia yang ssekarang ini semakin masif.

Menurut Arifatul, anak-anak tidak bisa dilarang menggunakan gadget dalam kehidupan sehari-hari jika tak dibarengi dengan solusi.

"Saya melihat bahwa anak-anak ini kita tidak bisa dilarang untuk bermain gadget, kalau kita ingin melarang maka kita harus memberikan solusinya. Oke Nak kamu gak boleh bermain gadget terus terus-terusan, tapi kita gak ngasih solusi," kata dia dalam agenda Dialog Nasional Penguatan Layanan PPA, di Jakarta, Kamis (14/11/2024).

1. Tak tahu apa yang anak-anak tonton

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) Arifatul Choiri dan Wakil Menteri PPPA Veronica Tan usai rapat perdana dengan Komisi VIII DPR RI, Selasa (29/10/2024) (IDN Times/Amir Faisol)

Jika pelarangan penggunaan gadget pada anak tidak dibarengi dengan solusi, maka anak akan kembali menggunakan gadget dalam keadaan diam-diam. Hal ini membuat kontrol pada anak menjadi sulit, apalagi tidak diketahui apa yang diakses dan ditonton anak.

"Maka dia akan kembali lagi pulang sekolah dia akan mojok di kamarnya atau bersama dengan teman-temannya kita nggak tahu apa yang mereka tonton," kata dia.

2. Belajar dari kasus Purworejo

Arifatul Choiri F (instagram.com/arifah.fauzi)

Arifah memetik pelajaran dari kasus pemerkosaan dua kakak beradik di Purworejo yang menimpa D (15) dan KSH (17). Kasus ini terdiri dari dua laporan polisi yang berbeda, total ada tiga tersangka dalam kasus ini yang masih berusia remaja.

"Dari kasus yang ada di Purworejo kenal karena ternyata mereka nonton pornografi itu bareng-bareng, nah ini prihatin sekali," kata dia.

3. Inisiasi ruang bersama merah putih

ilustrasi seseorang sedang memegang handphone (pexels.com/Kaboompics.com)

Maka dari itu, Arifah mengatakan, KemenPPPA akan membuat ruang bersama merah putih. Di mana ruang ini akan menjadi wadah kolaborasi berbagai kementerian dan lembaga lainnya dengan KemenPPPA.

Dia mengatakan sudah piloting di desa. Nantinya untuk memimalisir dampak buruk gagdet, dan penggunaan yang berlebihan akan ada kegiatan bermain bagi anak-anak. Mereka diarahkan untuk bermain permainan tradisional

"Kita melihat maka solusi yang kami berikan di ruang bersama merah putih Ini adalah kami akan menyiapkan permainan tradisional untuk anak-anak kita, jadi mereka pulang sekolah mereka punya aktivitas di ruang bersama," kata dia.

Menurut Arifatul, permainan tradisional tak ada yang dimainkan sendiri karena pasti berkelompok, bekerja sama dan sportif serta saling menghormati satu sama lain.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lia Hutasoit
Rochmanudin Wijaya
Lia Hutasoit
EditorLia Hutasoit
Follow Us