Mentrans Mau Sulap Kawasan Transmigrasi Jadi Pusat Ekonomi Baru

- Mentrans akan selesaikan masalah HPL dan fokus pada pemusatan penduduk, bukan pemindahan.
- Kesejahteraan di kawasan transmigrasi harus dirasakan semua warga, program Tim Ekspedisi Patriot diperkuat.
- Tim ekspedisi patriot temukan potensi besar dalam pengembangan pertanian kakao dan kemiri di kawasan transmigrasi.
Jakarta, IDN Times - Menteri Transmigrasi (Mentrans) M. Iftitah Sulaiman Suryanagara menyatakan, kawasan transmigrasi akan dikembangkan menjadi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi berbasis potensi wilayah. Fokusnya pada pemusatan penduduk, bukan lagi pemindahan penduduk.
Hal ini disampaikan Mentrans Iftitah dalam kunjungannya di Kawasan Transmigrasi Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
“Saya akan urai paradigma (cara pandang) baru transmigrasi hari ini. Konsep transmigrasi itu adalah peningkatan kesejahteraan untuk seluruh rakyat Indonesia, melalui pemusatan penduduk. Jadi, saya enggak pakai istilah perpindahan penduduk, saya pakai istilah pemusatan penduduk,” kata Iftitah dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (16/11/2025).
1. Kementrans dalami benang merah polemik HPL

Mentrans Iftitah berjanji akan menyelesaikan masalah-masalah yang diadukan warga transmigran dalam pertemuan tersebut.
“Yang HPL (Hak Pengelolaan Lahan), itu saya harus pelajari, saya harus konsultasi dengan ATR/BPN,” kata dia.
Ia meyakini, setiap masalah pasti ada solusinya. Kedatangannya ke Manggarai Barat juga untuk memastikan polemik HPL untuk mendalami benang merah dalam persoalan ini.
"Terkait dengan HPL, memang kedatangan saya kesini juga dalam rangka itu. Dalam rangka untuk mempelajari ada apa persoalan HPL ini,” kata dia.
2. Kesejahteraan di kawasan transmigrasi harus dirasakan semua warga

Iftitah menegaskan, program Tim Ekspedisi Patriot Kementerian Transmigrasi akan diperkuat untuk mendampingi masyarakat dalam pendidikan, peningkatan keterampilan, dan pengembangan usaha lokal.
Tim Ekspedisi Patriot akan ditempatkan selama dua tahun untuk membimbing masyarakat setempat sehingga berdaya secara ekonomi.
“Saya akan tempatkan para patriot di sana selama 2 tahun. Ngapain mereka? Mereka nanti S2 tapi sambil membimbing masyarakat, membantu masyarakat setiap hari," kata dia.
"Sambil satuan permukiman transmigrasi itu saya mau berikan yang terbaik, tidak harus dikasih lahan usaha. Cukup lahan pekarangan, rumah, pekerjaan,” sambungnya.
Mentrans menegaskan, kesejahteraan di kawasan transmigrasi harus dirasakan oleh semua warga, bukan hanya transmigran saja.
“Yang namanya insentif dan kesejahteraan bukan hanya milik transmigran. Tapi milik masyarakat transmigrasi. Sekali lagi, mudah untuk saya ucapkan. Tidak mudah untuk dilakukan. Tapi kalau niat kita baik, niat kita bersih, pasti ada jalan. Buktinya satu tahun pemerintahan Bapak Presiden berjalan, sudah 7 ribu sertifikat yang diselesaikan. Paling tidak ada progress,” tutur Menteri Iftitah.
3. Tim ekspedisi patriot temukan potensi besar di kawasan transmigrasi

Anggota Tim Ekspedisi Patriot (TEP) dari Universitas Padjajaran (Unpad), Pandya memaparkan, kawasan Sano Nggoang dan UPT Longge memiliki potensi besar dalam pengembangan pertanian kakao dan kemiri.
Hal ini ditemukan dari hasil observasi lapangan yang telah dilakukan Pandyo bersama tim ekspedisi patriot. Ia meyakini bila potensi ini dikelola dengan baik bisa menjadi produsen untuk kawasan lain.
“Kalau melihat potensinya yang sangat kelihatan sekali adalah untuk sebagai kawasan penunjang pariwisata dengan adanya jalan pariwisata di Labuan Bajo sampai Golo Mori ini. Jadi kalau mau ngomongin pengembangan ekonomi kita bisa untuk membuat pelatihan lalu persiapan untuk menjadi ke arah sana,” kata Pandya.


















