Moeldoko: Hubungan Megawati dan Jokowi Baik-Baik Saja

Jakarta, IDN Times - Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko, menegaskan hubungan Presiden Joko "Jokowi" Widodo dan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri baik-baik saja. Sehingga, tak ada perubahan dari hubungan keduanya.
"Saya pikir dari pandangan saya dari beliaunya gak ada yang berubah," ujar Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (6/8/2024).
1. Mega tegaskan hubungannya baik dengan Jokowi

Sebelumnya, Megawati Soekarnoputri menegaskan hubungannya baik-baik saja dengan Presiden Jokowi. Menurutnya, isu hubungan retak itu muncul setelah dirinya menolak Jokowi Presiden tiga periode.
"Lho enaknya lho dia ngomong gitu. Saya sama presiden baik-baik saja. Memangnya kenapa? Hanya karena saya dikatakan, karena saya tidak mau ketika diminta tiga periode. Atau karena saya katanya tidak mau memperpanjang? Lho, saya tahu hukum kok," ujar Megawati dalam pernyataannya di kanal YouTube BPIP, Senin (5/8/2024).
"Mana yang ahli hukum angkat tangan. Itu kan ranahnya namanya konstitusi. Ya saya tidak punya hak lho mengatakan boleh atau tidak. Itu kan mesti Majelis Permusyawaratan Rakyat. Karena apa? Ketika dari yang namanya presiden seumur hidup itu waktu reformasi kan diubah. Itu TAP MPR. Saya tanya kepada ahli tata negara, apakah MPR yang sekarang disamakan ini, TAP-nya itu masih berlaku? Yes. Ada yang mau menyanggah? Ahli hukum tata negara? Ya silakan," sambungnya.
2. Megawati mengaku hanya bicara kebenaran

Megawati menegaskan, hanya bicara mengenai kebenaran. Dia mengaku tidak ingin merusak sistem demokrasi di Indonesia.
"Dan rusaknya oleh kalian sendiri, orang Indonesia yang sudah tidak merasa lagi yang namanya kita harus bergotong royong, harus kekeluargaan, tidak ada lagi yang namanya Bhinneka Tunggal Ika. Bagaimana, ya, terus kalian mau jadi apa? Elite saja. Wah, kalau dibilang elite, luar biasa," kata dia.
3. Megawati bertekad terus suarakan kebenaran

Presiden ke-5 RI itu bertekad untuk terus menyuarakan kebenaran. Megawati mengatakan, tak ada yang bisa membatasinya bersuara.
"Saya gak bisa kalau terus, gak boleh ngomong gak, boleh ngomong. Enggak! Saya punya mulut. Hak saya untuk berbicara, kalau mengakui negara kita adalah negara demokratis," kata dia.