#ImlekBebasHiu: Menyuarakan Semangat Konservasi Hiu yang Menyenangkan

Hiu harusnya ada di laut, bukan di buku menu

Sejak 2013 WWF-Indonesia sudah melakukan survei dan mendapatkan hasil bahwa di Indonesia, salah satunya di Bali, yang masih banyak hotel dan restoran yang menyajikan hiu di menunya. Atas dasar inilah, munculah kampanye yaitu #SOSharks atau Save Our Sharks dan berbagai macam penelitian mengenai hewan yang merupakan predator puncak.

Cerita Konservasi merupakan salah satu bentuk kampanye tersebut. Bertempat di Fountain Stage, Beachwalk Shopping Center, Badung, Bali pada hari Sabtu (2/2), dirayakanlah semangat untuk melestarikan hiu dan mendukung aksi #ImlekBebasHiu. Bagaimana keseruannya?

1. Pentingnya menularkan semangat konservasi

#ImlekBebasHiu: Menyuarakan Semangat Konservasi Hiu yang MenyenangkanDok Pribadi/Irafani Dyah R.

Cerita Konservasi lahir atas keinginan untuk saling berbagi cerita mengenai upaya pelestarian lingkungan. “Melalui forum cerita konservasi ini kita ingin menularkan semangat konservasi dan membuat teman – teman sekalian untuk lebih peduli lagi dengan pelestarian lingkungan,” kata Felipa Kissa, moderator dalam Cerita Konservasi yang juga merupakan anggota dari Marine Buddies Denpasar. Konservasi diawali dari kesadaran setiap orang masing - masing dan dapat dimulai dengan hal - hal sederhana. "Maka dari itu penting untuk menyadarkan semangat konservasi ke setiap orang." tambahnya.

2. #ImlekBebasHiu: Hiu di Laut, Bukan di Menu

#ImlekBebasHiu: Menyuarakan Semangat Konservasi Hiu yang MenyenangkanDok Pribadi/Irafani Dyah R.

#ImlekBebasHiu menjadi salah satu kampanye yang selalu digaungkan oleh WWF-Indonesia mengenai pelestarian Hiu dan untuk tahun ini, selain diadakan di Jakarta juga mulai merambah ke Bali.

"Bali yang merupakan tourism place ternyata masih menyediakan hiu sebagai menu di beberapa restoran dan hotel dan dikonsumsi oleh beberapa turis asing seperti dari Tiongkok, Taiwan dan lain - lain yang datang kesini." terang Ranny R. Yuneni, Shark Conservations Officer dari WWF-Indonesia. 

Hal ini juga didukung oleh pernyataan dari Nisa Syahidah, Marine & Fisheries Communication Specialist dari WWF-Indonesia bahwa WWF-Indonesia belakangan ini mengamati peningkatan konsumsi Hiu juga meningkat saat hari Imlek berlangsung.

3. Hiu adalah predator puncak yang wajib dilindungi

#ImlekBebasHiu: Menyuarakan Semangat Konservasi Hiu yang MenyenangkanDok Pribadi/Irafani Dyah R.

Sebagai predator puncak, Hiu berperan penting dalam menjaga ekosistem laut. “Ada sekitar 118 jenis Hiu di Indonesia tapi sekarang statusnya yang masih dilindungi itu sekitar 7-9 jenis Hiu yang dilindungi secara penuh atau terbatas.” terang Ranny R. Yuneni saat sesi Cerita Konservasi berlangsung.

Ketika populasi Hiu mulai menurun tajam, keseimbangan ekosistem pun mulai terganggu. Riset yang tertera dalam infografis WWF-Indonesia menunjukkan bahwa menurut penuturan beberapa nelayan di Indonesia dari 89% nya mengatakan jumlah hiu yang tertangkap menurun dan 44% mengatakan bahwa lokasi untuk menangkap hiu semakin jauh.

4. Mengonsumsi hiu = Mengonsumsi merkuri

#ImlekBebasHiu: Menyuarakan Semangat Konservasi Hiu yang MenyenangkanInfografis WWF-Indonesia

Sirip hiu menjadi salah satu bagian dalam Hiu yang bisa digunakan untuk berbagai macam produk, salah satunya adalah makanan Sup Sirip Hiu. Proses pengambilannya pun disebut dengan Shark Finning. “Shark Finning adalah proses yang keji, dimana hiu diangkat ke atas laut hidup – hidup lalu masih dalam keadaan hidup siripnya di potong – potong dan kemudian dikembalikan lagi ke laut dan berakhir dengan mati tenggelam di dasar laut.” jelas Felipa Kissa saat sesi Cerita Konservasi.

WWF-Indonesia meluncurkan infografis mengenai kampanye Save Our Sharks dan dijelaskan bahwa sebagai hewan predator puncak, Hiu mengandung logam berat (merkuri) sebesar 6-12 kali lebih tinggi dari batas aman yang dikonsumsi. Merkuri sangat berbahaya bagi tubuh, terutama untuk ibu hamil karena dapat menganggu perkembangan janin. Merkuri juga dapat menganggu sistem saraf, fungsi hati, ginjal dan organ lainnya.  

Baca Juga: Mengejutkan! Para Ahli Temukan Ikan Hiu Pertama yang Omnivora

5. Jangan takut bertemu dengan hiu di laut

#ImlekBebasHiu: Menyuarakan Semangat Konservasi Hiu yang MenyenangkanDok Pribadi/Irafani Dyah R.

Ada banyak cara untuk bisa ‘menikmati’ Hiu tanpa harus mengkonsumsinya, salah satunya adalah dengan melakukan Wisata Selam. Saat melakukannya pun Hiu tidak akan menyerang manusia, seperti apa yang diceritakan oleh Flora Christin saat dan bertemu dengan Hiu di laut.

“Sebenarnya Hiu tidak memakan daging manusia karena pada dasarnya daging manusia itu low fat,” terang Flora yang juga merupakan Indonesia Female Competitive Longboard Surfer. “Waktu kita paddling sebelum snorkeling juga saat bertemu dengan Hiu mereka malah mengira kita ini adalah kura – kura atau ikan. Jadi sebenarnya Hiu itu menyerang manusia tidak alami dan jangan takut jika bertemu dengan Hiu.” lanjutnya.

6. Memperkenalkan hiu sebagai hewan yang tidak menakutkan

#ImlekBebasHiu: Menyuarakan Semangat Konservasi Hiu yang MenyenangkanDok Pribadi/Irafani Dyah R.

Disini konservasi dikemas sedemikan rupa menjadi sebuah wadah yang menyenangkan. Karena itulah ada face painting sebagai ajang untuk mengenalkan Hiu bukan lagi sebagai hewan yang seram tetapi sebagai hewan yang lucu. Tidak hanya itu saja, #ImlekBebasHiu juga diisi dengan demo masak, lomba menggambar yang diikuti oleh siswa - siswi SD se-Bali dengan tema "Hiu di Laut, bukan di Menu", dan photo exhibition

Untuk itulah dipilih lokasi di tengah – tengah keramaian atau public place agar semakin banyak masyarakat yang lebih peduli lagi terhadap pelestarian Hiu. “Kita juga ingin melibatkan anak – anak beserta keluarganya terutama dari sekolah internasional yang merayakan Imlek agar bisa ikut berpartisipasi dalam acara ini.” terang Nisa Syahidah yang juga merupakan PIC dari acara ini.

7. Alternatif menu makanan selain hiu saat merayakan Imlek

#ImlekBebasHiu: Menyuarakan Semangat Konservasi Hiu yang MenyenangkanDok Pribadi/Irafani Dyah R.

Chef Arbi dari Visnoe Restaurant berkesempatan untuk hadir menyajikan menu yang bisa dijadikan alternatif makanan saat Imlek selain Hiu. Demo masak ini menyajikan menu red snapper yang ukurannya sudah masuk ukuran tangkap yang boleh. “Jadi kita tidak ingin hanya melarang bahwa saat Imlek jangan mengkonsumsi Hiu namun juga ingin memberi solusi yang lebih suistanable atau ramah lingkungan bagi masyarakat.” jelas Nisa Syahidah.

Baca Juga: Bukan Pemangsa Ikan Laut, 3 Jenis Hiu Ini Pemakan Plankton Lho

Nyoman Irafani Dyah Ratmasanti Photo Writer Nyoman Irafani Dyah Ratmasanti

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya