Pastikan Pangan MBG Aman, Bapanas Salurkan Mobil Laboratorium Keliling

- Mobil lab keliling bantu uji keamanan pangan MBG
- Sudah beroperasi di berbagai provinsi
- Fokus uji di daerah sumber produksi pangan
Bogor, IDN Times – Untuk memastikan program Makan Bergizi Gratis (MBG) aman dikonsumsi, Badan Pangan Nasional (Bapanas) bersama Badan Gizi Nasional (BGN) dan Kemenko Pangan menyalurkan mobil laboratorium keliling yang dilengkapi alat uji cepat.
Pada Selasa (24/6/2205) pagi, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi turun langsung ke lokasi program MBG di Megamendung, Kabupaten Bogor. Ia didampingi Deputi Bidang Koordinasi Keterjangkauan dan Keamanan Pangan Nani Hendiarti dan Deputi Bidang Promosi dan kerja sama Badan Gizi Nasional (BGN) Nyoto Suwignyo.
Mereka meninjau dapur SPPG Yayasan Citra Sinergi Peduli dan bertanya langsung pada petugas penyaji makanan.
"Supaya saudara-saudara kita yang makan, termasuk makan bergizi gratis ini juga, bisa mendapatkan makanan yang aman ya," tegas Arief.
1. Mobil lab keliling bantu uji keamanan pangan MBG

Arief menyampaikan, mobil laboratorium keliling ini dapat melakukan rapid test untuk mendeteksi kandungan pestisida, boraks, dan formalin pada bahan makanan. Bapanas berharap pengujian cepat ini bisa memperkuat keamanan pangan, terutama dalam program MBG.
"Rapid test ini enggak butuh waktu lama, 10–15 menit kita udah tahu, harus dicek," kata Arief.
2. Sudah beroperasi di berbagai provinsi

Sejak Juni 2024, sebanyak 17 unit mobil laboratorium telah beroperasi di berbagai provinsi. Bapanas telah mendistribusikan unit ke Jawa Barat dan Jawa Tengah, dan menargetkan lebih banyak daerah ke depan.
"Tahun lalu 8, mungkin ada 30 unit yang sudah kita berikan. Nanti ke depan, kita pengen ini lebih banyak ya," ungkap Arief.
3. Fokus uji di daerah sumber produksi pangan

Meski pengujian dilakukan secara acak, Arief menyarankan agar pengawasan difokuskan di daerah produsen pangan, bukan hanya di titik distribusi akhir. Hal ini dinilai lebih efektif untuk mencegah bahan berbahaya masuk ke rantai makanan.
"Kalau yang bisa dites itu daerah sumbernya, daerah produsennya, itu akan lebih baik," ujarnya.