PDIP-Gerindra Disebut Seperti Kakak Adik, Said: Bukan Sinyal Gabung Kabinet

- Said menegaskan tidak boleh ada tafsir ulang atas pernyataan Prabowo
- Belum ada tanda PDIP resmi jadi oposisi
- Prabowo tegaskan Gerindra dan PDIP seperti adik kakak
Jakarta, IDN Times - Ketua DPP PDIP Said Abdullah menegaskan, pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menyebut hubungan Partai Gerindra dan PDIP seperti kakak-adik, bukan berarti mengajak partainya bergabung ke dalam Kabinet Merah Putih.
Adapun pernyataan itu disampaikan Prabowo saat meresmikan Koperasi Merah Putih (KMP). Bagi Said, pernyataan Prabowo menjadi modal dasar persatuan Indonesia.
"Tapi jangan dimaknai apa yang disampaikan Presiden itu sebagai kode, bahwa Presiden mengajak atau sebaliknya, PDIP akan masuk, jangan dimaknai itu dulu. Sebagai bangsa, ini modal dasar persatuan kita. Bersatu padunya kita," kata Said di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (22/7/2025).
1. Tidak boleh ada tafsir ulang atas pernyataan Prabowo

Said meminta publik jangan menafsirkan semua gesture politik Prabowo secara transaksional. Menurut Said, gesture Presiden Prabowo itu seharusnya dilihat sebagai upaya menjaga silaturahmi kebangsaan, bukan sebagai sinyal ajakan politik atau tawaran kekuasaan.
Hubungan Gerindra-PDIP yang dianggap seperti kakak-adik itu bukan berarti partainya masuk ke dalam kabinet atau sebaliknya mau mengajak PDIP ke kabinet.
"Itulah problem kita, kita selalu cara pandangnya transaksional. Presiden degan tulus menyampaikan kakak beradik kita maknai PDIP akan masuk, kita maknai Presiden akan mengajak tidak boleh seperti itu," kata Ketua Banggar DPR itu.
Dalam kesempatan itu, Prabowo menegaskan, penting ada partai politik yang berada di luar pemerintahan. Terkait hal ini, Said mengatakan, tidak boleh ada tafsir ulang atas pernyataan Prabowo tersebut.
"Itu kan penegasan dari Pak Presiden. Oleh karenanya tidak ada dasar bagi siapapun untuk memberikan tafsir ulang terhadap pernyataan Presiden," kata dia.
2. Belum ada tanda PDIP resmi jadi oposisi

Saat ditanya apakah ini menjadi kode bahwa PDIP tetap berada di luar pemerintahan, Said mengaku tak punya kewenangan menjawab pertanyaan tersebut.
Di sisi lain, kata dia, hingga saat ini belum ada tanda-tanda baik yang disampaikan Presiden maupun dari internal PDIP bahwa partainya secara resmi akan menjadi oposisi pemerintah.
"Saya tidak punya kewenangan tentang itu. Kedua, memang tidak ada tanda-tanda baik yang disampaikan Pak Presiden maupun dari internal PDIP sendiri," kata dia.
Kendati, Said mengapresiasi Prabowo yang menganggap hubungan PDIP-Gerindra seperti kakak dan adik. Hal itu melebihi arti seorang sahabat. Terlebih lagi, Presiden Prabowo menyampaikan secara terbuka di hadapan Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDIP, Puan Maharani.
"Oleh karenanya kalau Presiden menyampaikan itu dan di depan Ketua DPR, bagi saya sungguh saya menyampaikan apresiasi yang setinggi tingginya bagi Presiden," kata dia.
3. Prabowo tegaskan Gerindra dan PDIP seperti adik kakak

Presiden RI sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, mengatakan hubungan Gerindra dengan PDIP seperti hubungan adik kakak. Awalnya, Prabowo membahas niat pemerintah membawa Indonesia lebih baik, sejahtera, dan berdiri di atas kaki sendiri (berdikari) seperti semboyan Presiden Pertama RI, Sukarno.
Prabowo menganggap Sukarno sebagai ayah. Ia pun mengaku sebagai penganut ideologi yang dipopulerkan Sukarno yakni Marhaenisme.
"Saya percaya bahwa niat kita semua adalah ingin Indonesia lebih baik ingin Indonesia sejahtera, ingin Indonesia sungguh-sungguh merdeka, ingin Indonesia bangkit berdiri di atas kaki kita sendiri. Itu semboyan proklamator kita pendiri bangsa kita Bung Karno, yang saya katakan Bung Karno adalah milik seluruh rakyat Indonesia," kata Kepala Negara.
Meski Gerindra dan PDIP bersaudara, kata Prabowo, namun sistem demokrasi yang dianut memungkinkan adanya perbedaan dalam berpolitik. Menurutnya, hal tersebut merupakan sesuatu yang lumrah.
"Tapi benar kita ini karena apa ya, demokrasi kita kan di apa ya, diajarkan oleh negara barat, jadi gak boleh koalisi, satu itu memang benar, harus ada yang di luar, ngoreksi kita, ngoreksi, tapi ya sedulur," imbuh dia.