Pemkot Bogor Umumkan SPMB Dua SMP Baru Dibuka Meski Kurang Guru

- Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, membuka pendaftaran untuk SMP Negeri 22 dan SMP Negeri 23.
- SMPN 23 akan menerima sekitar 160 siswa dalam 5 rombongan belajar, namun hanya ada 11 guru.
- Ketersediaan guru belum memadai untuk mengimbangi jumlah rombel yang dibuka di kedua sekolah tersebut.
Bogor, IDN Times - Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, mengumumkan pembukaan pendaftaran untuk dua SMP negeri baru di Kota Bogor yakni SMP Negeri 22 dan SMP Negeri 23.
Meski menyambut antusiasme masyarakat, Pemkot masih menghadapi sejumlah tantangan, terutama dalam hal ketersediaan guru.
Pembukaan pendaftaran siswa baru dimulai pada 5 Mei hingga 18 Juni 2025 untuk SMP Negeri 23 akan menerima sekitar 160 siswa dalam 5 rombongan belajar (rombel).
"Insya Allah tahun ini, kita mulai menerima siswa baru di SMP Negeri 22 dan 23 ," ujarnya saat meninjau persiapan sekolah di SMP Negeri 23 di Cimahpar, Kota Bogor, Rabu (28/5/2025).
1. Antusiasme warga kabupaten tinggi masuk SMPN baru Kota Bogor, tapi kuota terbatas

Dedie Rachim mengungkapkan, belum beroperasi menampung siswa dari warga Kota Bogor, minat pendaftar sudah tinggi dari warga Kabupaten Bogor.
“Tadi ada catatan, peminat yang dari perbatasan, artinya dari Kabupaten Bogor sudah 265 orang, padahal kapasitasnya hanya 160,” ungkap Dedie.
Hal ini menunjukkan tingginya kebutuhan masyarakat terhadap fasilitas pendidikan negeri di wilayah tersebut sehingga menjadi tantangan dan PR Pemerintah Kabupaten Bogor, pemerintah provinsi dan pusat.
2. Kekurangan guru jadi tantangan utama

Dedie menyebut, ketersediaan guru belum memadai untuk mengimbangi jumlah rombel yang dibuka. Di SMPN 23 dan SD Cimahpar 3 misalnya, hanya ada 11 guru.
“Cuma kendala kita adalah guru baru ada tujuh. Jadi kita sedang mencoba mencari alternatif solusi, supaya rombongan belajar yang dibuka itu bisa diampu dan diberi proses pembelajaran oleh para guru yang memadai,” katanya.
3. Guru pensiun banyak pengganti kurang, solusi teknologi audio visual

Dalam mengatasi kekurangan guru hanya tujuh orang di SMP Negeri 22 yang baru dibuka, Pemkot mempertimbangkan pendekatan teknologi.
"Kita coba metode baru ya, dengan model multimedia dan dengan broadcast audio visual. Mungkin nanti satu guru bisa mengajar beberapa kelas melalui metode audio visual," jelas Dedie.
Dedie menyampaikan kekurangan guru di Kota Bogor mencapai ratusan setiap tahunnya, akibat masa pensiun guru. Ini, kata dia, menjadi tantangan bersama di dunia pendidikan yang harus segera dicari solusinya.
“Satu tahun itu, guru yang pensiun ada 20 per bulan kali 12 berarti 240 orang. Sementara guru penggantinya enggak sebanyak itu," ucapnya.