Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pengamat LIPI: Biasanya yang Bisa Jatuhkan Rezim adalah Soal Ekonomi

ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Jakarta, IDN Times - Indonesia sebagai negara penganut demokrasi harus memastian bahwa suara masyarakat bisa didengar oleh pemerintah. Menurut Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengatahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro indeks demokrasi yang rendah terjadi karena konsolidasi yang ada di Indonesia tidak terlalu kuat.

Hal tersebut memberikan dampak yang kuat terhadap masyarakat. Padahal tujuan dalam berdemokrasi itu sendiri adalah untuk memanusiakan manusia.

“Tujuan akhir dari dari berdemokrasi adalah duduk sama rendah, berdiri sama tinggi, memanusiakan manusia,” ujarnya di Smesco Jakarta.

1.Keadilan sosial harus diekspresikan oleh pemerintah

Instagram/@nah.project

Teks yang terkandung dalam Pancasila dari sila pertama hingga kelima semuanya mengarah pada keadilan sosial. Hal itulah yang perlu diekspresikan dan ditunjukkan oleh pemerintah kepada masayakat.

“Karena dengan begitu berarti negara hadir untuk masyarakat,” ujarnya. 

2.Keadilan sosial berkaitan erat dengan ekonomi

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Bicara mengenai keadilan sosial, menurut Siti, kaitannya sangat erat dengan masalah ekonomi. Sayangnya, hal tersebut dikaitkan dengan politik. Tidak heran bila rezim yang terjadi biasanya terkait dengan masalah ekonomi.

“Namun politik sendiri menanggapi dari ketidakmampuan suatu negara dalam menghadapi masalah ekonomi tersebut. Biasanya yang bisa menjatuhkan rezim adalah masalah ekonomi,” jelasnya.

3.Rezim 98 juga tidak terlepas dari masalah ekonomi

wikipedia.org

Jatuhnya sebuah rezim karena masalah ekonomi mungkin bisa menilik sejarah rezim Indonesia yang jatuh pada 1998 silam. Hal tersebut ditengari oleh kolapsnya ndonesia mulai pada tahun 1997 dan puncaknya adalah ada 1998.

“Tidak pernah ada konflik politik saja yang bisa membuat rezim turun tapi juga ekonomi. Nah kita seharusnya tidak lagi menyalakan lampu hijau tapi lampu kuning karena dolar sekarang hampir tembus Rp14.500,” ujarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sugeng Wahyudi
EditorSugeng Wahyudi
Follow Us