Pengamat Sebut Pemilu Raya PSI Seolah Ejek Sistem Partai Lama

- Kesetaraan suara dalam pemilihan
- Sistem e-vote menunjukkan kemodernan PSI
- Tiga nama calon Ketua Umum PSI telah lolos verifikasi
Jakarta, IDN Times - Pengamat Politik Citra Institute, Efriza menilai, sistem pemilihan ketua umum baru yang diterapkan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bertajuk Pemilu Raya, sejalan dengan narasi partai super terbuka yang belakangan digaungkan PSI.
Ia menuturkan, sistem pemilu raya PSI seolah "mengejek" partai politik di Indonesia yang masih menerapkan sistem pemilihan ketua umum secara tertutup.
"Jika melihat realitas saat ini bahwa PSI memberikan kepercayaan kepada kader-kadernya untuk memilih calon ketua umum, itu memang menunjukkan PSI telah menjadi partai super terbuka seperti yang telah diwacanakannya," kata Efriza dalam keterangannya, Rabu (16/7/2025).
"PSI sedang 'mengejek' partai-partai lama dengan nilai baru dari penerapan partai super terbuka, sebab selama ini partai-partai lama dalam pemilihan ketua umum sifatnya hanya suara Ketua, Sekretaris, dan Bendahara (KSB) juga partai-partai lama banyak pula menerapkan aklamasi," sambung dia.
1. Kesetaraan suara dalam pemilihan

Menurut Efriza, Pemilu Raya PSI menunjukan sistem pemilihan ketua umum partai yang baik. Karena, kesetaraan suara dalam pemilihannya.
Ia mengatakan, sistem ini menggunakan prinsip satu orang, satu suara, satu nilai (one person, one vote, one value).
"PSI juga menunjukkan nilai positif lainnya dengan satu orang kadernya, satu suaru, satu nilai, OPOVOV, yang dikenal juga sebagai prinsip kesetaraan suara, ini benar-benar pemilu raya yang baik," ujar dia.
2. Jadi tamparan bagi partai lama

Oleh sebab itu, Efriza menilai, sistem yang diterapkan PSI memberikan tamparan multak kepada partai politik lainnya di Indonesia.
"Ditambah pula, PSI menerapkan e-vote dalam memilih Ketua Umum ini menunjukkan PSI adalah partai modern di Indonesia, seakan 'menampar' partai-partai lama yang jadul," imbuh dia.
3. Tiga nama calon Ketua Umum PSI

Sebelumnya, PSI resmi mengumumkan tiga nama kader yang mendaftar sebagai calon ketua umum. Ketua Steering Committee Kongres PSI, Andy Budiman memastikan, ketiga nama tersebut sudah lolos tahap verifikasi pendaftaran.
Andy menjelaskan, ketiga nama calon ketua umum PSI itu ialah Ronald A Sinaga alias Bro Ron, Kaesang Pangarep, dan Agus Mulyono Herlambang.
Dari ketiga calon tersebut, Bro Ron merupakan figur aktivis sekaligus pegiat media sosial. Sementara Kaesang dikenal sebagai putra bungsu Presiden Ketujuh RI, Joko "Jokowi" Widodo.
Sementara, Agus Mulyono adalah eks Ketua Umum PB Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) periode 2017-2021.
Di luar ketiga nama itu, nama Jokowi sempat disinyalir jadi calon kuat ketua umum PSI. Namun hingga pendaftaran berakhir, Jokowi tak kunjung mendaftar ke DPP PSI.
Pemilihan Raya untuk memilih ketua umum PSI sendiri digelar mulai dari 12 hingga 18 Juli 2025. Kemudian ketua umum terpilih akan diumumkan dan ditetapkan dalam Kongres PSI di Solo, Jawa Tengah pada 19 sampai 20 Juli 2025 mendatang.