Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Temui DPR, Buruh Tani Minta Pemerintah Bentuk Lembaga Reforma Agraria

Perwakilan Buruh Tani di DPR RI
Kelompok buruh tani diterima pimpinan DPR RI bicara konflik agraria. (IDN Times/Amir Faisol)
Intinya sih...
  • Pimpinan DPR pastikan seluruh menteri terkait akan bertanggung jawab terhadap reforma agraria
  • Sampaikan 24 tuntutan dan 9 usulan terkait masalah agraria struktural
  • Minta bentuk badan pelaksana reforma agraria
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - DPR RI melalui wakil ketua DPR menemui perwakilan serikat buruh tani di gedung parlemen, Rabu (24/9/2025). Pertemuan tersebut membahas berbagai tuntutan dari massa aksi yang sejak pagi memenuhi sekitar gedung DPR.

Sebagaimana diketahui, gedung DPR RI didatangi massa dari masyarakat serikat pekerja buruh dan petani, di antaranya Serikat Pekerja Tani Karawang, Serikat Petani Pasundan, Serikat Mahasiswa Indonesia, Serikat Pekerja Kertas Pindo Deli, Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia, dan Konsorsium Pembaruan Agraria, termasuk Ciamis dan Tasik.

1. Pimpinan DPR pastikan seluruh menteri terkait akan bertanggung jawab

Sekretaris Jendral Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) sekaligus Koordinator Umum Aksi Hari Buruh, Dewi Kartika
Sekretaris Jendral Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) sekaligus Koordinator Umum Aksi Hari Buruh, Dewi Kartika, di depan gedung DPR RI pada Rabu (24/9/2025) (IDN Times/ Amin Rakil)

Melalui pertemuan tersebut, pimpinan DPR yang diwakili tiga wakil ketua DPR RI yaitu Sufmi Dasco Ahmad, Saan Mustopa dan Cucun Ahmad Syamsurijal, memastikan seluruh menteri akan bertanggung jawab terhadap reforma agraria yang menjadi tuntutan mereka.

“Pimpinan DPR memastikan seluruh menteri yang harus bertanggung jawab terhadap macetnya, lambatnya, tidak dijalankannya reforma agraria sejati dipanggil,” kata Sekretaris Jendral Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) sekaligus Koordinator Umum Aksi Hari Buruh, Dewi Kartika.

Diketahui, beberapa menteri yang hadir di antaranya Menteri Agraria Tataruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Nusron Wahid, Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni; (Plt) Menteri BUMN, Dony Oskaria; Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Widiyanti Putri Wardhana; Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto; serta Kepala Staf Kepresidenan, Muhammad Qodari.

“Tadi hadir Menteri Agraria Tata Ruang, Menteri Kehutanan, Menteri Desa, kemudian juga Plt Menteri BUMN juga dihadirkan, karena urusan-urusan kita berkaitan dengan konflik-konflik PTPN dan Perhutani, kemudian Kepala Kantor Staf Presiden juga didatangkan, kemudian ada Menteri Pariwisata,” kata Dewi.

2. Sampaikan 24 tuntutan dan 9 usulan terkait masalah agraria struktural

Demo buruh tani di gedung DPR/MPR RI
Demo buruh tani di kawasan DPR/MPR RI pada Rabu (24/9/2025). (IDN Times/Amin Rakil)

Dewi juga menyampaikan rapat turut dihadiri sekitar 100 perwakilan serikat buruh tani, dengan membawa kurang lebih 24 tuntutan dan 9 usulan.

“Tapi setidaknya minimal 100 orang boleh masuk, kenapa? Karena bagi petani itu, itu hal yang paling berharga. Masuk ke rumah rakyat, masuk ke gedung Senayan yang temboknya sangat tinggi, tapi akhirnya tadi perwakilan petani dari seluruh kabupaten di Jawa Barat dan Banten bisa masuk ke dalam. Bapak Ibu sekalian, pertama, kami sudah menyampaikan 24, kurang lebih 24 masalah struktural agraria dan 9 usulan perbaikan,” kata dia.

3. Minta bentuk badan pelaksana reforma agraria

Demo buruh tani di DPR
Demo buruh tani di DPR (IDN Times/Amin Rakil)

Selain itu, mereka juga menuntut dan mendesak pemerintah untuk membentuk lembaga khusus, guna menjalankan reforma agraria.

“Tuntutan kita untuk mendesakkan dibentuknya lembaga khusus untuk menjalankan reforma agraria yang langsung dipimpin oleh Presiden, dan di mana langsung bertanggung jawab kepada Presiden, yaitu badan pelaksanaan reforma agraria, sudah disetujui oleh pimpinan DPR di depan seluruh menteri dan pimpinan lembaga terkait. Itu yang pertama," kata Dewi.

"Kemudian kami juga meminta tidak hanya badan, khusus di kementerian atau Kabinet Merah Putihnya Prabowo, tapi juga kami minta agar DPR ini berfungsi untuk mengontrol, mengecek progress kinerja,” sambung Dewi.

Diketahui, pembentukan badan tersebut sebagai upaya untuk menerima usulan dari masyarakat yang mengalami konflik agraria struktural dan pemberdayaan ekonomi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us

Latest in News

See More

Senyum Titiek Soeharto soal Pidato Prabowo di PBB: Bangga, Speechless

24 Sep 2025, 18:12 WIBNews