Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Periksa 11 Polisi, Propam Dalami SOP Pengamanan Diskusi FTA

Kadiv Propam Polri Irjen Abdul Karim (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Jakarta, IDN Times - Kasus pembubaran paksa acara diskusi yang digelar Forum Tanah Air (FTA) di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan pada Sabtu (28/9/2024), berbuntut panjang. Propam Polda Metro Jaya memeriksa 11 polisi yang mengamankan diskusi.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi mengatakan, pemeriksaan terkait prosedur pengamanan.

“Dilakukan pendalaman terkait SOP, tahapan apa yang dilakukan dan sebagainya. Ini untuk bahan evaluasi dan juga bahan untuk perbaikan ke depan,“ kata Ade Ary di Polda Metro, Senin (30/9/2024).

Ade menjelaskan, di antara 11 polisi yang diperiksa adalah Kapolsek Mampang, Kompol Edy Purwanto.

“Kemudian ada dua masyarakat yang dilakukan pemeriksaan juga oleh Propam yaitu sekuriti dan manajer hotel Grand Kemang,” ujar Ade.

Terkait motif kelima tersangka, Ade Ary mengaku masih sedang didalami penyidik Polda Metro Jaya.

Sebelumnya, diskusi yang digelar oleh sejumlah tokoh di dalam Forum Tanah Air di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan pada Sabtu (28/9/2024) tiba-tiba dibubarkan oleh massa yang tidak dikenal.

Diskusi itu dihadiri oleh sejumlah tokoh seperti Refly Harun, Marwan Batubara, Said Didu, M. Din Syamsuddin, Rizal Fadhilah hingga Sunarko. Ada pula Tata Kesantra dan Ida N Kusdianti, Ketua dan Sekjen Forum Tanah Air.

Dari video yang viral di media sosial, massa tiba-tiba datang merangsek dan langsung mencopot poster yang dipasang di depan area pertemuan. Mereka kemudian meneriakkan agar tamu-tamu segera bubar.

“Heh, bubar-bubar!" teriak massa di ruang pertemuan di Hotel Grand Kemang pada siang tadi. Sementara, personel Polri yang berada di depan hotel terlihat tidak mencegah massa untuk masuk ke ruang pertemuan.

Mereka menghalau agar tidak terjadi bentrok fisik antara peserta dengan massa. Din pun membenarkan pembubaran paksa dialog yang digelar oleh Forum Tanah Air. Padahal, diskusi itu semula dilakukan dalam rangka pencarian ide bagi aktivis diaspora yang sedang kembali ke Indonesia.

“Diskusi pagi ini diserang oleh sekelompok orang yang bertindak anarkis, memporak-porandakan panggung, menyobek backdrop, mematahkan tiang mik, dan mengancam para peserta yang baru hadir," ujar Din di dalam keterangan tertulisnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dheri Agriesta
EditorDheri Agriesta
Follow Us