Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Polisi Pastikan Tidak Tangkap Mahasiswa Bentangkan Poster Kritik ke Gibran

Petugas saat mengamankan mahasiswa yang membengangkan spanduk di Blitar. IDN Times/ istimewa
Petugas saat mengamankan mahasiswa yang membengangkan spanduk di Blitar. IDN Times/ istimewa
Intinya sih...
  • Prosedur jalur harus steril saat rombongan Wapres melintas
  • Ketiga mahasiswa PMII diajak dialog dan makan bersama di rumah makan yang sama
  • Wali Kota Blitar menyayangkan aksi mahasiswa bentangkan poster kritik untuk Gibran
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kepolisian Resor Blitar Kota membantah kabar penangkapan tiga mahasiswa yang membentangkan poster kritikan, saat Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka melakukan kunjungan. Kapolres Blitar Kota AKBP Titus Yudho Uly menyebut, ketiga kader PMII itu hanya diamankan karena berusaha mendekat ke lokasi makan siang Wapres di Rumah Makan Bu Mamik, Kota Blitar.

"Perlu kami tegaskan, tidak ada penangkapan. Ketiganya hanya kami mintai klarifikasi secara baik-baik di lokasi," kata Titus Yudho dalam keterangannya, dikutip Jumat (20/6/2025).

1. Prosedur jalur harus steril

Petugas saat mengamankan mahasiswa yang membengangkan spanduk di Blitar. IDN Times/ istimewa
Petugas saat mengamankan mahasiswa yang membengangkan spanduk di Blitar. IDN Times/ istimewa

Sebelumnya pada Rabu (18/6/2025) pukul 12.30 WIB, rombongan Wapres Gibran hendak melakukan santap siang di RM Bu Mamik di Jl Kalimantan, Kelurahan Sananwetan, Kota Blitar. Saat rombongan akan melintas, tiga mahasiswa berusaha masuk ke dalam rombongan dengan membentangkan poster kritik.

Adapun tulisan dalam poster tersebut adalah 'Dinasti Tiada Henti'; 'Omon-omon 19 Juta Lapangan Kerja'; 'Semangat terus bikin bualan Mas Wapres Gibran', dan 'Siapa percaya pengangkang konstitusi?!'.

Melihat kejadian ini, petugas pengamanan dari unsur TNI langsung menghalau mereka dan membawa ke trotoar.

"Pengamanan dilakukan oleh Paspampres ini merupakan prosedur bahwa jalur harus steril," ujar Wakapolres Blitar Kota, Kompol Subiyantana dalam keterangannya.

2. Ketiga mahasiswa diajak dialog dan makan bersama

Petugas saat mengamankan mahasiswa yang membengangkan spanduk di Blitar. IDN Times/ istimewa
Petugas saat mengamankan mahasiswa yang membengangkan spanduk di Blitar. IDN Times/ istimewa

Menurut Titus Yudho, ketiga mahasiswa itu yakni M Toha Ma’ruf (Ketua Cabang PMII Blitar), Alex Cahyono, dan Reyda Hafis, setelah dimintai keterangan diajak berdialog dan makan bersama di rumah makan yang sama, bersama Kapolres dan Wali Kota Blitar Syauqul Muhibbin, yang juga alumni PMII.

"Kami menghadirkan para senior mereka, termasuk Wali Kota untuk memberikan pembinaan. Pendekatannya dialogis dan kekeluargaan," kata Kapolres.

Pihak kepolisian menyebut, langkah persuasif itu diambil demi mendinginkan suasana dan menjaga kondusivitas agenda kenegaraan. Tidak ada tindakan represif yang dilakukan aparat selama kejadian berlangsung.

"Situasi tetap aman dan kondusif. Kami ingin jaga ruang demokrasi tetap terbuka, tapi juga mengedepankan ketertiban umum," ujar Titus.

3. Wali Kota Blitar sayangkan aksi mahasiswa bentangkan poster kritik untuk Gibran

Spanduk yang akam dibentangkan mahasiswa. IDN Times/ istimewa
Spanduk yang akam dibentangkan mahasiswa. IDN Times/ istimewa

Sementara itu, Wali Kota Blitar Syauqul Muhibbin alias Mas Ibin menyayangkan aksi mahasiswa membentangkan poster kritikan saat Gibran berkunjung.

“Jadi semestinya kita menghargai tamu yang datang siapapun itu, dan kami sangat menyayangkan ya atas sikap adik-adik ini,” kata dia dalam keterangannya, Kamis (19/6/2025).

Ia menambahkan, kedatangan Gibran bertujuan membantu UMKM seperti perajin gendang yang sudah dibawakan sejumlah mesin tempo hari. Selain itu, juga membantu fasilitas kesehatan rumah sakit, dan membantu membuka peluang pasar ekspor hasil UMKM.

"Jadi harapan besarnya kita dibantu memajukan Kota Blitar dengan nilai investasi ratusan miliar, tetapi adik-adik kita menyambut tamu negara dengan seperti itu. Sekali lagi saya menyayangkan hal itu,” ucap Muhibbin.

Muhibbin berharap, penyampaian kritik bisa diungkapkan dengan lebih elegan, tidak dengan cara membentangkan poster yang akhirnya dihalau pasukan pengamanan. Pasca-kejadian itu, sejumlah mahasiswa yang sempat dihalau akhirnya diajak ke rumah makan Bu Mamik dan diminta menyampaikan aspirasi mereka.

“Jadi kemarin adik-adik itu akhirnya aspirasinya diterima di rumah makan itu, diajak ngobrol dan dijamu dengan baik. Jadi tidak ada isu-isu terjadi apa-apa dengan mereka. Jika kita mengundang tamu negara disambut seperti itu, saya sebagai wali kota mestinya tidak mengundang ya. Saya malu dan kecewa sekali,” imbuh dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah Sunariyah
EditorSunariyah Sunariyah
Follow Us