Politikus Senior PPP: Pengurus Kubu Agus Boneka Rommy

Jakarta, IDN Times - Politikus senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Habil Marati, menilai Ketua Majelis Pertimbangan PPP, Muhammad Romahurmuziy alias Rommy, memanfaatkan Agus Suparmanto untuk meneruskan kekuasaannya di PPP. Habil menilai, seharusnya Agus tidak bisa mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PPP karena bukan kader internal.
"Agus itu kan bukan kader PPP. Kok bisa-bisanya mencalonkan diri Ketua Umum PPP yang bawa Rommy. Saya tidak tahu apakah ini menjadi bonekanya Rommy," kata Habil dalam sebuah forum, dikutip Selasa (30/9/2025).
Habil menilai, Rommy memiliki nafsu untuk melenggangkan kekuasaan di PPP dengan mengusung Agus Suparmanto.
"Rommy juga demikian. Saya melihat, nafsu Rommy ingin berkuasa di PPP ini lebih daripada tiga periode, tapi kan terjegal oleh dengan narapidannya," ujarnya.
Dia juga menduga adanya adanya praktik tebar pundi-pundi dalam pencalonan Agus Suparmanto sebagai ketua umum partai berlambang Kakbah tersebut.
"Oh pasti. Inilah yang bikin rusak. Bisa bayangkan dari daerah-daerah datang ke sini kan gak bawa pundi-pundi kan repot," kata Habil.
Lebih lanjut, dia menegaskan sosok yang berhak menjadi Ketua Umum PPP haruslah kader internal sesuai tata tertib partai.
"Harus mempertahankan tata tertib, calon itu merupakan kader internal," ucapnya.
1. Muktamar X sempat ricuh

Muktamar X PPP berjalan ricuh karena kader terpecah menjadi dua kubu. Kubu pertama menginginkan agar Muhamad Mardiono kembali terpilih sebagai ketua umum. Semetara, kubu kedua mendukung Agus Suparmanto.
Pecahnya dualisme kepemimpinan ini berujung pada saling klaim. Kedua kubu sama-sama mengumumkan terpilih sebagai Ketua Umum PPP melalui jalur aklamasi.
Muktamar PPP X yang digelar di Mercure Convention Center Ancol, Jakarta Utara, pada 27 sampai 28 September 2025 membuat sejumlah kader PPP terlibat perkelahian adu jotos hingga lempar kursi.
Momen itu terjadi saat Plt Ketum PPP, Muhamad Mardiono, bersama sejumlah pengurus menggelar jumpa pers bersama awak media di depan ballroom acara. Tak lama setelah berbicara, sekelompok kader PPP yang lewat mengganggu dengan meneriaki Mardiono.
"Perubahan, perubahan!" kata mereka.
Sontak teriakan itu memancing kelompok kader lain yang merupakan pendukung Mardiono.
"Woi ganggu woi. Woi berhentikan itu lagi konpers," timpal kelompok kader lainnya.
Kedua kelompok dari kader PPP itu kemudian terlibat ricuh. Satgas keamanan dari PPP berupaya melerai. Ada pula sejumlah kader PPP melantunkan shalawat yang diharapkan dapat meredakan suasana. Namun, keributan tetap terjadi selama sekitar 10 menit.
Mereka saling menyalahkan satu sama lain lantaran perbedaan pandangan jelang pemilihan ketua umum PPP. Terlihat kader PPP sekaligus Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen atau Gus Yasin berupaya memisah keributan yang terjadi.
Tak berselang lama, ajakan berdamai Gus Yasin itu mendapat respons positif dari kader. Keributan pun berangsur bubar. Terdengar pula suara seorang kader meneriakkan agar para kader berdamai, "kita saudara, kita satu partai".
Keributan sebenarnya sudah terjadi saat Mardiono menyampaikan pidato pembukaan Muktamar X PPP. Kader PPP terpecah jadi dua kelompok. Satu kelompok ingin Mardiono kembali menjadi ketum. Kelompok lainnya, mendesak agar adanya sosok ketua umum baru menggantikan Mardiono.
"Ketua baru, ketua baru, ketua baru," teriak sejumlah kader.
"Lanjutkan, lanjutkan, lanjutkan!" balas kader lain.
2. Kronologi terpilihnya Mardiono

Pimpinan sidang, Amir Uskara, menyampaikan keputusan aklamasi tersebut diambil setelah seluruh peserta muktamar menyetujui pencalonan tunggal Mardiono.
"Pertama-tama, saya ingin menyampaikan selamat kepada Pak Mardiono atas terpilihnya secara aklamasi dalam muktamar ke-10 yang baru saja kami ketuk palunya," ujar Amir Uskara dalam keterangannya.
Amir menjelaskan, sebelum penetapan, sempat terjadi dinamika dalam pembahasan tata tertib muktamar. Namun, pasal 11 rancangan tata tertib mengatur pemilihan ketua umum harus dilakukan dengan kehadiran fisik peserta muktamar.
"Saya menyampaikan kepada teman-teman media, memang tadi ada sedikit dinamika sidang dalam pembahasan muktamar tadi, dalam pembahasan tatib. Cuma, memang dalam pasal 11 di rancangan tatib muktamar itu sudah dijelaskan pada pemilihan Ketua Umum harus dihadiri secara fisik oleh para peserta muktamar," jelasnya.
Setelah itu, Amir membacakan aturan tersebut di hadapan peserta dan meminta kesepakatan. Kemudian, para peserta menyatakan setuju terkait dengan aklamasi Mardiono.
"Dan setelah itu saya bacakan, langsung meminta kesepakatan dari seluruh peserta muktamar, apakah setuju karena sudah hadir, apakah setuju untuk kita aklamasi dengan Pak Mardiono, ternyata mereka setuju dan saya ketuk palu," kata Amir.
Dia mengatakan, meskipun setelah penetapan sempat terjadi keributan di arena muktamar, keputusan sidang tetap sah.
"Jadi setelah itu mungkin keributan dilanjutkan dan kami sudah meninggalkan sidang karena memang sudah ketuk palu," katanya.
Amir menegaskan, dukungan mayoritas DPW sudah diberikan kepada Mardiono. Seluruh DPW itu juga turut hadir di dalam ruang sidang Muktamar X.
"Saya lihat sekarang ini alhamdulillah teman-teman sudah ada 30 Ketua DPW yang hadir bersama-sama dengan kita tadi juga hadir dalam ruang sidang. Cuma diganggu oleh segelintir atau beberapa orang yang membuat dinamika menjadi tinggi di ruang sidang," ungkapnya.
3. Ada tiga nama calon ketua umum potensial

Sebelumnya, terdapat tiga nama potensial yang akan memperebutkan jabatan Ketua Umum PSI. Juru Bicara PPP, Usman M Tokan, menyebut nama pertama ialah Muhammad Mardiono. Dia didukung 33 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP untuk kembali menjabat sebagai ketua umum.
Usman menyebut, karena kuatnya dukungan kepada Mardiono, bukan tidak mungkin ia terpilih melalui jalur aklamasi.
"Bapak Mardiono yang sudah siap karena didukung oleh 33 wilayah. Sehingga beliau berkesempatan bisa menang, bahkan mungkin bisa jadi aklamasi,” ujar Usman saat dihubungi.
Selanjutnya, nama kedua calon ketua umum (caketum) PPP ialah mantan Menteri Perdagangan (Mendag), Agus Suparmanto, yang didukung mantan Ketua Umum PPP, Muhammad Romahurmuziy.
"Gus Rommy ini kan kita dengar berita dari mana-mana, beliau sempat ke Amran, lalu terakhir ke Agus Suparmanto. Jadi boleh dibilang beliau hari ini yang memotori dukungan," ujar Usman.
Kemudian ketiga, ialah Husnan Bey Fananie yang juga mantan Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Azerbaijan.