Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Posyandu Naik Kelas, Ukur Bayi Kini dengan Antropometri

Posyandu akan Gunakan Antropometri untuk gantikan dacin/dok Kemenkes
Posyandu akan Gunakan Antropometri untuk gantikan dacin/dok Kemenkes

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan berfokus pada intervensi spesifik untuk penanganan stunting pada anak, baik yang dilakukan sebelum masa kelahiran maupun setelah kelahiran. Setelah kelahiran, deteksi dini stunting dilakukan melalui pengukuran di Posyandu.

“Agar pemeriksaan pengukuran bayi terstandar, kita gunakan antropometri di seluruh Posyandu di Indonesia sekaligus kita bisa pastikan perlambatan pertambahan berat badan bisa dideteksi lebih cepat sehingga tidak terjadi malnutrisi kronik yang akhirnya menjadi stunting,” ujar Menkes Budi G Sadikin dalam siaran tertulis, Selasa (17/1/2023).

1. Diagnosis stunting ditegakkan berdasarkan anamnesis

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo saat menghadiri Forum Nasional Stunting 2021 di Jakarta, Selasa (14/12/2021). (IDN Times/Ridho Fauzan)
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo saat menghadiri Forum Nasional Stunting 2021 di Jakarta, Selasa (14/12/2021). (IDN Times/Ridho Fauzan)

Budi menerangkan, diagnosis stunting ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan antropometri dan penunjang.

Hasil pengukuran menjadi deteksi dini oleh kader di Posyandu, untuk kemudian dirujuk ke dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) untuk diagnosis, pemberian konseling dan edukasi. 

2. Kemenkes akan penuhi 313.737 Antropometri di Posyandu sampai 2024

Ilustrasi Pengecekan kesehatan anak. (ANTARA FOTO/Maulana Surya)
Ilustrasi Pengecekan kesehatan anak. (ANTARA FOTO/Maulana Surya)

Kemudian bayi dan balita stunting dirujuk ke dokter spesialis anak di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) untuk mengidentifikasi faktor-faktor medis atau red flags penyebab stunting.

"Total kebutuhan antropometri kit sebanyak 313.737 dari jumlah Posyandu 303.416 yang ditargetkan akan terpenuhi pada tahun 2024," ujar Budi.

Diketahui Posyandu sebelumnya menggunakan timbangan atau neraca untuk mengukur berat badan bayi dan anak. 

3. Stunting masih menjadi masalah kesehatan

Sosialisasi pencegahan stunting di Nusa Tenggara Timur. (instagram.com/bkkbnofficial)
Sosialisasi pencegahan stunting di Nusa Tenggara Timur. (instagram.com/bkkbnofficial)

Stunting hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Upaya penanggulangan terus dilakukan untuk mencapai target 14 persen pada akhir tahun 2024.

Secara nasional prevalensi stunting mengalami penurunan, dari 27.67 persen (Survei Status Gizi Balita Indonesia, 2019) menjadi 24,4 persen di tahun 2021 (SSGI, 2021).

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rendra Saputra
Dini Suciatiningrum
Rendra Saputra
EditorRendra Saputra
Follow Us