Prabowo Minta Keamanan Ponpes Didata Buntut Tragedi Al-Khoziny

- Korban meninggal jadi 37 orang, 26 korban masih dalam proses pencarian
- Khawatir akan penyakit lanjutan akibat jenazah yang tersebar di sekitar ponpes
- Pencarian telah maksimal dalam tujuh hari terakhir, sektor A3 dan A4 menjadi fokus utama
Jakarta, IDN Times - Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) RI Prasetyo Hadi menyatakan, Presiden RI Prabowo Subianto memantau terus perkembangan insiden ambruknya musala pondok pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Ia meminta menteri fokus memberikan perhatian penuh terhadap insiden tersebut.
“Beliau memonitor terus, makanya Beliau kemudian memerintahkan kepada para menteri terkait dan gubernur dan wakil gubernur untuk memberikan perhatian,” kata Prasetyo di kawasan Monas, Jakarta, Minggu (5/10/2025).
Prasetyo mengatakan, tragedi ponpes Al-Khoziny menjadi bahan evaluasi terhadap keamanan bangunan lembaga pesantren di Indonesia. Kepala Negara meminta agar keamanan ponpes di data ulang untuk memastikan keamanan bangunannya.
"Semua pondok pesantren kita harapkan segera didata dan dipastikan keamanan dari sisi bangunan-bangunan infrastruktur pondok masing-masing," kata Prasetyo Hadi.
1. Korban meninggal jadi 37 orang hingga Minggu siang

Tim SAR gabungan kembali menemukan bagian tubuh manusia dari balik reruntuhan bangunan musala Pondok Pesantren Al-Khoziny. Total ada 37 korban yang berhasil ditemukan hingga pukul 12.00 WIB.
Sementara itu, masih ada sekitar 26 korban dalam proses pencarian. Kendati, jumlah tersebut belum dapat dipastikan keabsahannya, sebab angkanya didapatkan berdasarkan dari daftar absensi santri yang dirilis oleh pihak pondok pesantren.
"Tapi ini kan data dari pihak pondok pesantren. Nanti itu akan terbukti akurat apabila seluruh pembersihan telah selesai dan mencapai titik tanah lantai dasar sebagai akhir dari pencarian kita,” kata Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan.
2. Khawatir akan penyakit lanjutan akibat jenazah yang tersebar

Pusat Krisis Kesehatan mengkhawatirkan dampak penyakit dari jenazah yang belum ditemukan. Jangan sampai warga di sekitar ponpes menciup pembusukan korban meninggal yang belum terevakuasi.
Pihaknya sudah melakukan disinfeksi bersama dinas kesehatan Jawa Timur untuk mencegah potensi penyakit di lingkungan sekitar ponpes.
"Akibat dari pembusukan daripada mayat itu sendiri, pentingnya disinfektan terhadap wilayah tersebut, dan tidak ada yang diinginkan, tetangganya mengeluh akibat pembusukan tersebut," ujar salah satu perwakilan Puskris.
3. Pencarian telah maksimal dalam tujuh hari terakhir

Direktur Operasi pencarian dan Pertolongan Basarnas, Yudhi Bramantyo menyebut, sektor A3 dan A4 yang terus ditunjuk dalam rapat koordinasi tersebut sudah dilakukan sejak siang kemarin.
"Utamanya sejak mulai siang hari kemarin, kami berhasil membuka yang di tengah, yang di A3 dan A4, kalau di peta kita yang kita baca bersama," kata Bramantyo.
"Perubahan kita temukan, lebih banyak di situ. Dan 3, 2, situ kemudian malam itu juga langsung kita ekstraksi, kita kirim ke lapor Polda untuk diidentifikasi. Kegiatan sampai dengan tadi terakhir kami temukan pada pukul 03.24 ini hari," sambungnya lagi.