Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Prabowo soal Buzzer: Rakyat Tak Suka Pemimpin yang Saling Mengejek

Ilustrasi polarisasi di media sosial. (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto buka suara terkait keberadaan buzzer (pendengung) jelang kontestasi politik Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Pada Pemilu 2019, aktivitas buzzer atau pendengung di media sosial diduga menjadi salah satu pihak yang menghembuskan isu perpecahan.

1. Rakyat sudah jarang mendengar istilah buzzer politik, cebong, dan kampret

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Ketua Umum Partai Gerindra itu menilai, rakyat Indonesia tidak suka dengan narasi politik yang kasar dan saling menjatuhkan satu sama lain.

Hal tersebut disampaikan Prabowo saat ditanya mengenai buzzer politik, polarisasi, hingga istilah cebong vs kampret.

Prabowo mengaku, sudah jarang mendengar istilah tersebut belakangan ini.

"Saya merasa, sudah jarang dengar (cebong vs kampret). Nggak tahu, ya. Dari siapa itu?" ucap Prabowo saat menghadiri acara Mata Najwa yang tayang di kanal saluran YouTube, dilihat IDN Times, Sabtu (1/7/2023). 

2. Rakyat tak suka pemimpin yang saling mengejek

Momen Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto bersama awak media di Lembang, Bandung (dok. Istimewa)

Kemudian, Prabowo pun tertawa saat membahas soal buzzer. Menurutnya, rekonsiliasi yang dia lakukan dengan lawan pilpres terdahulu bertujuan bersatu membangun negeri.

Namun, keberadaan buzzer politik itu yang terus membuat adanya polarisasi. 

"Politik kita harus unik, harus khas. Politik kita harus bijaksana, cerdas, dan penuh kesadaran," tutur Prabowo.

"Menghujat dan menghardik itu menurut saya tidak produktif. Rakyat tidak suka pemimpin yang saling mengejek dan mengekang," lanjut dia.

3. Prabowo nilai tak ada musuh abadi

Ketua Umum DPP Gerindra, Prabowo Subianto (IDN Times/Reynaldy Wiranata)

Prabowo meyakini prinsip tidak pernah menganggap lawan dalam kontestasi politik sebagai "musuh" abadi. Dia cuma menganggap sosok lawan itu sebagai pesaing selama kontenstasi.

Dia menilai, dengan latar belakang negara yang luas dan beragam kebudayaan, Indonesia membutuhkan elite yang kompak dan mampu bekerja sama untuk mencapai potensi yang diinginkan.

"Kita harus bersatu membangun negeri ini. Itu keyakinan saya," ucap Prabowo.

Baca berita terbaru terkait Pemilu 2024, Pilpres 2024, Pilkada 2024, Pileg 2024 di Gen Z Memilih IDN Times. Jangan lupa sampaikan pertanyaanmu di kanal Tanya Jawab, ada hadiah uang tunai tiap bulan untuk 10 pemenang.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dheri Agriesta
Yosafat Diva Bayu Wisesa
Dheri Agriesta
EditorDheri Agriesta
Follow Us