Prajurit TNI AD Kebut Pembersihan Sekolah Jelang Tahun Ajaran Baru

- 2.303 sekolah di Aceh terdampak banjir, 530 sekolah belum siap untuk kegiatan belajar mengajar
- Total ada 54 sekolah di tiga provinsi yang akan menggelar kegiatan belajar mengajar di tenda pengungsian
- Pembersihan sekolah dikebut hingga 4 Januari 2026 dengan dana bantuan Rp20 juta
Jakarta, IDN Times - Sejumlah sekolah terlihat masih dipenuhi lumpur di Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh menjelang tahun ajaran baru yang dimulai 5 Januari 2026. Prajurit Yonif TP 857/Gana Gajahsora (GG) dari Kodam Iskandar Muda turun tangan membantu membersihkan bersama warga setempat pada Senin (29/12).
Kepala Penerangan Kodam Iskandar Muda, Kolonel Teuku Mustafa Kamal mengatakan, kegiatan pembersihan sekolah merupakan wujud nyata peran TNI AD dalam membantu percepatan pemulihan wilayah serta memastikan aktivitas sosial dan pendidikan masyarakat dapat kembali berjalan normal.
"Pembersihan difokuskan pada sarana pendidikan dan tempat ibadah yang masih dipenuhi lumpur, sampah, serta sisa material banjir," ujar Mustafa dalam keterangan tertulis, Selasa (30/12/2025).
Dia mengungkapkan, untuk sarana pendidikan, ada lima sekolah dan satu pesantren yang dibersihkan pada Senin kemarin. Sejumlah sekolah yang dibersihkan, yakni SD Negeri Purwodadi, SDN Tanjung Mancang, SDN Sidodadi, SDN 1 Sungai Liput, SMPN 2 Sungai Liput dan Pesantren Al Hidayah.
"Proses pembersihan itu dilakukan bersama-sama dengan warga setempat di Kabupaten Aceh Tamiang," katanya.
Prajurit TNI AD bergotong royong membersihkan ruang kelas, halaman sekolah, drainase hingga lingkungan sekitar bangunan.
1. Sebanyak 2.303 sekolah di Aceh terdampak banjir

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno sebelumnya mengatakan, ribuan sekolah di tiga provinsi terdampak banjir bandang dan tanah longsor pada pengujung November 2025. Khusus untuk Aceh, ada 2.303 sekolah terdampak.
"Sudah siap (dipakai untuk kegiatan belajar mengajar) ada 1.773. Sedangkan, 530 sekolah masih belum siap," ujar Pratikno ketika memberikan keterangan pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Ia menambahkan, ada sejumlah sekolah di Aceh yang benar-benar mengalami kerusakan berat, sehingga masih belum dapat digunakan mesikpun tahun ajaran baru dimulai pekan depan.
"Akhirnya nanti kegiatan belajar akan ada yang pakai tenda. (Sekolah) tenda di Aceh ada 14," ucap mantan Menteri Sekretaris Negara itu.
2. Total ada 54 sekolah yang gelar kegiatan belajar mengajar di tempat pengungsian

Selain Aceh, ada pula sekolah di Sumatra Barat dan Sumatra Utara yang juga mengalami kerusakan berat. Total ada 54 sekolah di tiga provinsi yang akan menggelar kegiatan belajar mengajar di tenda pengungsian.
"Pelaksanaannya (kegiatan belajar mengajar) berbeda antar daerah dan dampaknya," ujar Pratikno.
Ia kemudian memaparkan keadaan lokasi sekolah di tiga provinsi. Di Aceh, kata dia, ada 14 sekolah yang dalam kondisi benar-benar rusak berat, 21 sekolah rusak berat di Sumatra Barat, dan 19 sekolah di Sumatra Utara masih belum bisa dibersihkan.
"Jadi, pembelajaran tetap jalan, tapi model pembelajaran berbeda-beda. Kemendikdasmen sudah turun ke lapangan dan menjamin (meski pengajaran) di tenda darurat, proses pembelajaran akan berjalan semaksimal mungkin," katanya.
Selain tenda, Pratikno menyebut, sekolah darurat bakal digelar di puskesmas. Ia memberikan contoh sebuah puskesmas di Sumatra Barat yang berukuran cukup besar.
"Sehingga pelayanan kesehatan berbagi dengan pendidikan," tutur dia.
3. Pembersihan sekolah dikebut hingga 4 Januari 2026

Lantaran mengejar waktu pembelajaran tahun ajaran baru, Pratikno menuturkan, pemerintah terus mempercepat pembersihan sekolah. Pemerintah menyiapkan dana bantuan untuk pembersihan sekolah hingga Rp20 juta. Proses pembersihan sekolah di tiga provinsi ditargetkan hingga 4 Januari 2026.
"(Sebanyak) 587 pembersihan sekolah dipercepat ditargetkan 4 Januari (2026) selesai. Namun, memang masih ada proses belajar mengajar di tenda, yaitu sebanyak 54 sekolah," ujarnya.


















