Pramono Dorong Investasi Swasta untuk Transformasi Jakarta Top 50

- Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menekankan pentingnya investasi swasta untuk transformasi Jakarta menuju Top 50 kota global pada 2030.
- Pemerintah telah memberikan Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) untuk mendukung pendidikan tinggi bagi masyarakat yang belum beruntung.
- Pramono juga menyoroti rendahnya realisasi investasi asing langsung di Jakarta dan berencana menggagas Jakarta Collaboration Fund serta BUMD melantai di bursa lewat IPO.
Jakarta, IDN Times - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengikuti acara Leaders Forum: Membuka Investasi untuk Transformasi Jakarta Menuju Top 50 Kota Global 2030 yang diadakan di Balai Kota Jakarta, bekerja sama dengan firma manajemen global Kearney. Pramono menekankan pentingnya menciptakan peluang bagi sektor swasta untuk berinvestasi dalam mendukung transformasi Jakarta.
“Forum ini mempertemukan pemimpin visioner, pembuat kebijakan, dan investor global untuk membentuk perjalanan Jakarta menuju Top 50 kota global pada 2030. Harapannya, dapat menarik lebih banyak investasi sektor swasta,” ujar Pramono, Selasa (27/5/2025).
1. Saat ini, Jakarta berada di peringkat ke-74 dari 156 kota global

Saat ini, Jakarta berada di peringkat ke-74 dari 156 kota global dan terus berbenah di berbagai aspek. Salah satu bentuk nyata di sektor pendidikan adalah penyaluran Kartu Jakarta Pintar (KJP) untuk 707.622 pelajar dan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) kepada 16.979 mahasiswa.
“Kenapa ini kami lakukan? Karena banyak masyarakat yang belum beruntung. Untuk memutus rantai ketidakberuntungan, kami hadirkan KJP dan KJMU agar mereka bisa mengenyam pendidikan tinggi. Bahkan, pemegang KJP bisa mengakses tempat wisata dan museum secara gratis,” kata dia.
2. Jangkau literasi pada anak-anak

Dia juga menjelaskan soal upaya memperluas jangkauan literasi dengan memperpanjang jam buka perpustakaan dan museum hingga pukul 22.00 WIB, serta memutihkan ijazah sebanyak 6.652 sepanjang tahun ini.
“Kalau Jakarta ingin masuk Top 50 atau bahkan Top 20, maka masalah dasar seperti pendidikan harus diselesaikan,” kata dia
Pramono juga menjelaskan Jakarta harus terus memperbaiki diri sebagai kota global, termasuk dalam hal birokrasi. Dia menekankan bahwa transformasi birokrasi harus mengutamakan transparansi, akuntabilitas, dan kredibilitas untuk membangun kepercayaan publik.
"Persoalan utama dalam transformasi kota global adalah kualitas sumber daya manusia. Karena itu, saya bersama Bang Doel terus memperbaikinya,” katanya.
Sedangkan, pada sektor transportasi, Pemprov DKI, kata dia, sedang memperluas jaringan transportasi umum terintegrasi, seperti pengembangan bus Transjabodetabek yang melayani rute antarwilayah, serta pembangunan MRT dan LRT Jakarta.
3. Rendahnya realisasi investasi asing langsung di Jakarta

Dia juga menyoroti rendahnya realisasi investasi asing langsung di Jakarta jika dibandingkan dengan kota-kota seperti Singapura dan Kuala Lumpur. Menurutnya isu ini akan menjadi perhatian utama karena pembangunan Jakarta tidak dapat hanya bertumpu pada penerimaan pajak, retribusi, dan dividen.
“Perlu cara berpikir baru untuk mencari pendanaan. Karena itu, saya akan menggagas Jakarta Collaboration Fund agar kita punya sumber pendapatan baru. BUMD juga harus siap untuk melantai di bursa lewat IPO,” ujarnya.