Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pramono-Rano Ingin Buat SPBU Terapung, Dharma Pongrekun Tak Sepakat

Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno, di debat terakhir Pilkada DKI Jakarta 2024, Minggu (17/11/2024). (YouTube KPU DKI Jakarta).

Jakarta, IDN Times - Pramono Anung-Rano Karno beradu argumen dengan Dharma Pongrekun di debat terakhir Pilkada DKI Jakarta, Hotel Sultan, Minggu (17/11/2024). Mereka membahas soal rencana pembangunan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) terapung di Kepulauan Seribu.

Adu argumen itu bermula ketika Calon Wakil Gubernur nomor urut 3, Rano Karno, mengungkapkan SPBU terapung merupakan kebutuhan mendesak warga Kepulauan Seribu. Rano yang merupakan wakil gubernur dari Pramono Anung itu menilai ketiadaan fasilitas itu menghambat transportasi dan distribusi logistik di Kepulauan Seribu.

"Mudah-mudahan Mas Kun, Mas Dharma, masih punya waktu untuk berkunjung ke Pulau Seribu. Kami berdua sudah ke sana, mas belum. Kebutuhannya sangat mendesak. Sebelumnya pernah ada SPBU terapung, tapi pandemi membuatnya terpaksa ditutup. Hal ini membuat transportasi terapung tersendat, bahkan beberapa kali terjadi kecelakaan kapal akibat kapasitas muatan yang dipaksakan," ujar Rano di Hotel Sultan.

Rano menambahkan, pembangunan SPBU terapung akan diiringi pengawasan ketat untuk mencegah penyalahgunaan. Ia menegaskan akan melibatkan pihak kepolisian untuk menangani potensi penyelundupan.

"Tentu dengan pengawasan yang ketat. Kami tahu bagaimana penyelundupan BBM sering terjadi, dan untuk itu kami akan melibatkan pihak seperti kepolisian," kata dia.

Namun, Dharma Pongrekun tak setuju dengan rencana itu. Dharma khawatir SPBU terapung justru disalahgunakan. Pria yang merupakan pensiunan jenderal bintang tiga itu mengaku paham modus operandi mafia BBM, apalagi di wilayah laut.

"Kalau di darat saja masih sulit teratasi, masih banyak mafia-mafia BBM. Di laut itu banyak yang 'kencing,' Pak. Saya mantan penyidik, saya tahu persis mafia tersebut," tegas Dharma.

Sebagai alternatif, Dharma mengusulkan solusi yang lebih ramah lingkungan dan hemat biaya, yakni memanfaatkan rumput laut untuk menghasilkan biodiesel. Menurutnya, langkah ini lebih berkelanjutan dan menguntungkan masyarakat Kepulauan Seribu.

"Sebenarnya ada cara yang lebih arif, memanfaatkan rumput laut menjadi biodiesel. Ini lima kali lebih hemat dari BBM biasa, sehingga masyarakat di sana lebih menikmati hasilnya. Jadi, saya tidak setuju dengan SPBU terapung," ujar Dharma.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mohamad Aria
Dheri Agriesta
Mohamad Aria
EditorMohamad Aria
Follow Us