Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perahu Pustaka, Galakkan Gemar Baca di Pelosok Pulau Sulawesi

PERAHU PUSTAKA. Perahu Pustaka yang berlayar sejak 2015 lalu ke pelosok Sulawesi. Foto dari Perahu Pustaka

Oleh Syarifah Fitriani

MAKASSAR, Indonesia —Panas terik mentari sore mulai terasa membakar kulit, tampak beberapa orang pria tengah menyusuri muara sungai Tello, Makassar. Sekilas mereka terlihat seperti nelayan yang hendak mencari peruntungan. Namun saat diperhatikan lebih dalam, bukan kail atau umpan yang dibawanya, melainkan setumpuk buku yang telah tersusun rapi di lambung perahu, siap untuk dibaca.

Inilah keseharian para penggiat buku sekaligus penulis yang menamakan dirinya Pustaka Bergerak Indonesia (PBI). Sejak digagas pada Maret 2015 lalu, proyek perdana PBI yakni Perahu Pustaka, kini telah memiliki tiga perahu yang setiap harinya menyusuri desa pelosok demi menyediakan sarana baca untuk masyarakat.

Pustakawan Perahu Pustaka, Muhammad Ridwan Alimuddin, kepada Rappler menceritakan, awal terbentuknya sarana baca menggunakan moda transportasi ini, digagas oleh budayawan sekaligus penulis Nirwan Ahmad Arsuka. Nirwan yang juga merupakan pendiri Pustaka Bergerak Indonesia itu, mengajak Ridwan untuk merealisasikan ide penyediaan sarana baca dengan cara yang unik.

Sosok Ridwan si penulis yang memang gemar dengan perahu, mampu menarik perhatian Nirwan. Melalui percakapan Twitter, keduanya pun saling bertukar ide demi membuat perahu pustaka ini, tepatnya setelah buku perdana Ridwan berjudul Mengapa Kita (Belum) Cinta Laut dirilis.

"Tak berapa lama, Kak Nirwan mengirimkan dana sebesar Rp 25 juta untuk membuat perahu dan saya pun langsung membuatnya. Awalnya perampungan perahu tersebut masih sekitar 70%, namun dengan tekad, kami mulai menyusuri tiap pelosok desa sembari merampungkan perahu tersebut," jelasnya.

https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20180509/perahu-pustaka1-f9bd1b5d26edb60a6c844b30acd2ae70.jpg

Awal melakukan kegiatan tersebut, Ridwan mengaku tak menemukan kendala yang berarti. Bahkan antusias warga pelosok menyambut kegiatan membaca bersama sangat tinggi.

"Minat baca anak pelosok sangat tinggi. Tak hanya anak-anak saja, tapi juga orang dewasa ikut menikmati bacaan yang disediakan perahu pustaka," tutur Ridwan.

Hingga kini, tak hanya Sulawesi Selatan saja yang telah ditelusuri perahu pustaka, tapi dua provinsi lainnya yakni Sulawesi Barat dan Sulawesi Tenggara juga telah menikmati fasilitas baca ini. "Nah saat ini kami tengah menyusuri sungai Tello untuk menggelar kegiatan baca juga," katanya.

Sumbang buku gratis biaya kirim

Sejak dicetuskan tiga tahun lalu, program Perahu Pustaka sudah menarik perhatian masyarakat untuk ikut berpartisipasi menyediakan bahan bacaan yang menarik. Namun seringkali yang menjadi kendala adalah mahalnya ongkos pengiriman paket buku.

Menyadari hal itu, Ridwan dan kawan-kawan yang saat itu diundang oleh Presiden RI, Joko Widodo, meminta agar pemerintah membantu Pustaka Bergerak Indonesia dalam menggratiskan biaya pengiriman sumbangan buku. Tak disangka, presiden yang mendengar permintaan tersebut langsung mengiyakan dan menghubungi menteri BUMN, Rini Soemarno.

"Saat itu permintaan kami langsung disetujui, namun tanggal biaya pengiriman gratis belum ditetapkan. Kebetulan kali itu kami diundang dalam rangka perayaan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun lalu," ujar Pustakawan Perahu Pustaka, Muhammad Ridwan Alimuddin.

Tak lama menunggu, presiden Joko Widodo pun menetapkan jadwal pengiriman gratis sumbangan buku untuk penggiat literasi atau pengelola Taman Baca Masyarakat (TBM) yakni tanggal 17 setiap bulannya dengan bobot pengiriman maksimal 10 kilogram buku melalui PT Pos Indonesia. Jadwal tersebut ditetapkan tepat memperingati momentum Hari Buku Nasional.

"Kami awalnya resah, banyak masyarakat yang ingin berpartisipasi menyumbangkan buku, namun terkendala biaya pengiriman yang relatif mahal. Sekarang kami bisa bernafas lega dengan adanya bantuan pemerintah ini," ucapnya.

Selama setahun belakangan, sumbangan buku semakin meningkat. Dari data PT Pos Indonesia, tercatat sebanyak 25.580 koli buku yang telah disumbangkan dengan berat 160.463 kilogram. Besaran biaya kirim dari Mei 2017 hingga April 2018 pun terbilang fantastis, mencapai Rp 8,9 miliar!

https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20180509/perahu-pustaka2-c1f63d07f80dd2e90a4812670dceb90f.jpg

Saat ini, Pustaka Bergerak Indonesia telah mencanangkan berbagai penggerak pustaka lainnya. Moda transportasi yang digunakan pun terbilang unik, yakni sepeda ontel, motor empat roda (ATV), kuda pustaka dan lainnya.

Para penyumbang buku juga mencakup berbagai kalangan. Tak hanya penggiat literasi, beberapa narapidana pun rutin menyumbangkan buku ke pengelola pustaka bergerak ini.

"Untuk menyumbangkan buku layak baca, masyarakat bisa masuk ke situs PT Pos Indonesia pada tanggal yang telah ditentukan dan memilih alamat penggerak pustaka tujuan. Kami harap makin banyak yang dapat berpartisipasi menyumbangkan buku kepada kami," harap Ridwan.

Banjir kunjungan

Program penyediaan sarana baca yang terbilang unik yang dicetuskan dua pria, Nirwan Ahmad Arsuka dan Muhammad Ridwan Alimuddin mampu menarik perhatian masyarakat. Tak hanya dari Indonesia saja, tapi juga warga asing.

Sejak dicanangkan, para penggiat pustaka bergerak justru kebanjiran kunjungan baik dari sesama penggiat literasi maupun jurnalis media nasional dan asing. Bahkan baru-baru ini, Perahu Pustaka menerima kunjungan para penulis, penerbit dan jurnalis inggris yang tergabung dalam rombongan British Council.

"Iya kemarin ada kunjungan rombongan dari Inggris untuk persiapan London Book Fair 2019 yang mana Indonesia akan menjadi country market focus. Sebelumnya kami juga menerima kunjungan dari Najwa Shihab yang merupakan sesama penggiat buku," jelas Ridwan.

Lahir dari Makassar International Writers Festival (MIWF), Perahu Pustaka rutin diundang untuk menjadi tamu kehormatan dalam kompetisi penulis tersebut. Bahkan Sabtu 5 Mei kemarin, pihak panitia MIWF 2018 menggelar drama pementasan yang didedikasikan langsung untuk para penggiat literasi Perahu Pustaka.

"Dari 2015 lalu, penggagas MIWF, Lili Yulianti menghubungi kami dan meminta agar perahu pustaka ini diperkenalkan dan diluncurkan di MIWF 2015, kami menyetujuinya. Sejak saat itu, kami rutin diundang dalam kegiatan MIWF ini," jelasnya.

Nantinya, Ridwan berharap, program pustaka bergerak mampu mencakup setiap pelosok negeri dan menyediakan fasilitas baca kepada masyarakat tepian. Tak hanya itu, armada transportasi yang digunakan pun diharapkan semakin unik.

—Rappler.com

Share
Topics
Editorial Team
Yetta Tondang
EditorYetta Tondang
Follow Us