Romo Magnis Sebut Indonesia Genting Demokrasi

Jakarta, IDN Times - Guru Besar Filsafat Moral, Franz Magnis Suseno, mengatakan, Indonesia saat ini dalam situasi genting, terutama dalam hal demokrasi. Pria yang akrab disapa Romo Magnis itu mengatakan, jangan sampai Indonesia dipimpin oleh orang yang tidak punya etika.
"Sekarang kita menghadapi situasi etika ndasmu. Apa kita mau dipimpin oleh orang yang menodai etika? Itu serius lho, tampak etika kekuasaan merosot, paling-paling kekuasan yang disebut oligarki dan sebagainya. Saya melihat ada tanda-tanda sekarang juga, bukan hanya arah pemilihan mau dipengaruhi oleh penguasa, tapi tanda-tanda manipulasi," ujar Romo Magnis dalam acara talkshow yang digelar Alumni SMA Top GUN di Triboon Jeruk Purut, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu (28/1/2024).
1. Jangan pilih calon terburuk

Romo Magnis berpesan, jangan pilih calon pemimpin yang terburuk. Hal itu untuk mencegah Indonesia masuk lebih dalam pada kegentingan.
"Saya sedikit mau menjelaskan situasi genting itu. Kemarin, saya ditanya sahabat saya, Din Syamsuddin, jawabnya, saya pegang prinsip saya. Pokoknya jangan yang terburuk. Terus terang saya tidak punya masalah dengan pasangan AMIN dan Ganjar-Mahfud," kata dia.
1. Sofjan Wanandi dukung Ganjar-Mahfud

Dalam kesempatan itu, pengusaha Sofjan Wanandi mengaku mendukung Ganjar-Mahfud. Dia menegaskan, tak ada keraguan dalam mendukung Ganjar-Mahfud.
“Itu sebabnya penting saya sampaikan pada Anda, kalau saya gak perlu diskusi-diskusi lagi. Capek saya. Kita pengusaha mau kepastian saja. What is the best for this country? Just do it! Gak usah lagi. Sudah tidak ada waktu, sisa 16 hari mau debat apa? Kamu bisa ubah siapa? Kamu harus mengobah diri, mesti berubah untuk masa depan bangsa ini, untuk itu pilih nomor tiga,” kata dia,
3. Kritik Jokowi

Sofjan kemudian mengkritik Presiden Joko "Jokowi" Widodo yang kini mulai ikut jadi pemain. Padahal, kata dia, Jokowi seharusnya tetap menjadi wasit.
“Sebab begini, ya, Jokowi pun menjanjikan reformasi, namun apa yang dilakukan sekarang persis terbalik. Jadi apalagi yang mau dibicarakan mengenai masa depan? Apa yang seseorang bikin di masa lalu, dari situ kita bisa menentukan. Kalau nomor tiga kita anggap lebih baik itu karena masa lalu mereka memang membuktikan apa yang telah mereka kerjakan untuk bangsa ini. Apa jejaknya, apa kekurangan dan kelebihan,” kata dia.
Baca berita terbaru terkait Pemilu 2024, Pilpres 2024, Pilkada 2024, Pileg 2024 di Gen Z Memilih IDN Times. Jangan lupa sampaikan pertanyaanmu di kanal Tanya Jawab, ada hadiah uang tunai tiap bulan untuk 10 pemenang.