Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sentil Gibran, Tim AMIN: Tak Semua  Punya Previllege Jadi Pengusaha

Calon Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan saat menyapa warga Kampung Tanah Merah, Koja, Jakarta Utara, Selasa (28/11/2023). (IDN Times/Amir Faisol)
Calon Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan saat menyapa warga Kampung Tanah Merah, Koja, Jakarta Utara, Selasa (28/11/2023). (IDN Times/Amir Faisol)

Jakarta, IDN Times - Salah satu co-captain dari tim AMIN, Leontinus Alpha Edison, menyebut tidak semua orang memiliki hak istimewa untuk menjadi seorang pengusaha. Di sisi lain, tak semua orang pula memiliki talenta untuk menjadi wirausaha atau berdagang.

Leontinus menyebut ada pekerja kreatif, petani, hingga buruh. Sehingga, menurutnya, yang pantas memberikan perhatian lebih adalah pemerintah, bukan wirausaha. 

"Semangat Bhinneka Tunggal Ika itu harus ada. Mereka harus mendapatkan perhatian yang sama juga," ujar Leon ketika ikut dalam kampanye dalam program "Mendesak Anies", Kamis (30/11/2023). 

Pernyataan Leon itu untuk merespons pertanyaan dari seorang pemuda yang baru saja lulus dari program sarjana dan belum mendapatkan pekerjaan. Ia menanyakan pendapat Leon mengenai solusi yang ditawarkan cawapres nomor urut dua bagi pemuda lulusan master.

Dalam sebuah dialog, Gibran Rakabuming Raka menyarankan kepada pemuda yang sedang menggenggam titel S2 tetapi masih menganggur, agar banting setir menjadi pengusaha. Menurut Leon, tidak masalah bila pemuda Indonesia memilih membangun karier menjadi pekerja profesional. 

"Kalau mau menjadi pekerja profesional ya why not? Kita memang sering memuja orang-orang seperti Steve Jobs atau Bill Gates. Keduanya adalah founders (perusahaan). Tapi kita juga mengidolakan orang-orang seperti Satya Nadella. Dia itu profesional tetapi sudah bekerja lama di Microsoft. Ada juga orang-orang seperti Tim Cook," katanya. 

1. AMIN mengedepankan meritokrasi dalam mencari pemimpin

Co-Kapten Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN), Leontinus Alpha Edison saat ditemui di Jakarta Selatan, Sabtu (18/11/2023) (IDN Times/Lia Hutasoit)
Co-Kapten Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN), Leontinus Alpha Edison saat ditemui di Jakarta Selatan, Sabtu (18/11/2023) (IDN Times/Lia Hutasoit)

Diketahui, Leon dulunya merupakan salah satu pendiri e-commerce terbesar di Indonesia, Tokopedia. Ia mendirikan perusahaan tersebut bersama William Tanuwijaya pada 2009. 

Dalam program "Desak Anies", Leon turut menggarisbawahi poin penting lainnya, untuk menjadi seorang pemimpin harus lewat proses meritokrasi. Seorang pemimpin, kata dia, tidak bisa muncul secara instan. 

"Tidak bisa semua berjalan dengan instan. Kemudian, kita juga tahu bahwa tidak semua orang punya previllege untuk langsung menjadi pengusaha. Tidak bisa juga kita minta ke orang yang minim pengalaman lalu diminta menjadi pengusaha, itu tidak bisa!" katanya. 

2. Anies prihatin anak-anak muda tidak bisa lagi berbicara secara bebas

Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan ketika berbicara di PGPI Gereja Mawar Sharon Kelapa Gading. (Dokumentasi media AMIN)
Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan ketika berbicara di PGPI Gereja Mawar Sharon Kelapa Gading. (Dokumentasi media AMIN)

Ketika pertanyaan itu diajukan kepada Leon, Anies sempat bertanya siapa sosok calon wakil presiden yang memberikan ide agar pemuda lulusan S2 segera menjadi pengusaha.

"Kapan (pertanyaan itu disampaikan), di mana, siapa yang menyampaikan respons begitu?" tanya Anies yang direspons tawa hadirin. 

Namun, si penanya yang bernama Hafiz enggan mengatakannya. Meski hadirin sudah tahu yang dimaksud adalah putra sulung Presiden Joko "Jokowi" Widodo. 

"Lho, masak gak berani (sebut)," ucap Anies. 

"Ada, Mas," jawab Hafiz. 

Belajar dari pengalaman nyata di depannya itu, Anies mendorong ke depan butuh perubahan agar anak-anak muda bisa lebih bebas menyatakan pendapat. "Inilah sebabnya kenapa Indonesia harus punya kebebasan berpendapat," tutur dia. 

3. Anies janji bakal revisi UU ITE supaya Indonesia tak lagi disebut sebagai Wakanda

Anies Baswedan dalam acara IMGS 2023, Indonesia's Electoral Epoch: Unveiling the Dynamics of the Pivotal 2024 Election pada Jumat (24/11/2023). (dok. IDN Media)
Anies Baswedan dalam acara IMGS 2023, Indonesia's Electoral Epoch: Unveiling the Dynamics of the Pivotal 2024 Election pada Jumat (24/11/2023). (dok. IDN Media)

Di acara tersebut, Anies pun menjanjikan bakal merevisi undang-undang yang membatasi kebebesan berekspresi. Termasuk, salah satu di antaranya Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Tujuannya, agar warga tetap bebas menyampaikan kritik. 

Padahal, menurut Anies, kritik dari masyarakat dibutuhkan pemerintah untuk mengetahui seberapa besar manfaat dari kebijakan yang telah digagas.

"Ketika kritik itu mati atau dimatikan, maka yang sesungguhnya terjadi kebijakan itu kualitasnya mengalami penurunan," kata dia, di Surakarta pada 22 November 2023. 

Anies dan Muhaimin sepakat UU ITE telah banyak bergeser penggunaannya, dari tujuan utama melindungi data dan privasi warga negara. Saat ini, kata mereka, justru banyak pasal karet yang dimanfaatkan untuk membungkam masyarakat yang kritis, agar tidak melontarkan kritik.

"Jangan sampai menyebut Indonesia dengan istilah Wakanda, dengan istilah Konoha, hanya karena kita tidak berani menyebut nama Indonesia karena khawatir ada undang-undang ITE yang memprosesnya," tutur dia. 

 

Baca berita terbaru terkait Pemilu 2024, Pilpres 2024, Pilkada 2024, Pileg 2024 di Gen Z Memilih IDN Times. Jangan lupa sampaikan pertanyaanmu di kanal Tanya Jawab, ada hadiah uang tunai tiap bulan untuk 10 pemenang.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Santi Dewi
Rochmanudin Wijaya
Santi Dewi
EditorSanti Dewi
Follow Us

Latest in News

See More

Saat Puan Dengar Mimpi Anak-Anak Papua Pedalaman di SLH Gunung Moria

14 Des 2025, 11:03 WIBNews