Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sejumlah Kader Golkar Kalah di Pilkada, Bahlil Akan Lakukan Evaluasi

Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia (ketiga dari kiri) di kantor DPP Partai Golkar. (www.instagram.com/@ace.hasan.syadzil
Intinya sih...
  • Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, akan melakukan evaluasi hasil Pilkada 2024 di beberapa daerah.
  • Ridwan Kamil mengakui kekalahan dan menerima hasil pilkada yang ditetapkan KPUD Jakarta.
  • Partai Golkar dan PKS mengalami kerugian besar di Pilkada 2024 karena kehilangan pemilih tradisionalnya.

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia mengatakan partainya akan melakukan evaluasi terhadap hasil Pemilihan Kepala Daerah 2024. Sebab, di sejumlah daerah, calon kepala daerah yang merupakan kader Partai Golkar atau diusung oleh partai berlambang pohon beringin mengalami kekalahan. Kader Golkar mengalami kekalahan antara lain di Jakarta, Banten dan Riau.

"Namanya kontestasi politik, yang kalah jangan kecil hati. Ini bagian dari proses dan cukup jadi catatan. Ke depan, Insya Allah, Golkar akan membuat strategi yang lebih baik," ujar Bahlil seperti dikutip dari keterangan tertulis dan dikutip pada Rabu (1/1/2025). 

Meski begitu, pria yang juga menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) itu mengatakan tidak menyesali terlalu dalam hasil Pilkada 2024. "Kita harus maju terus untuk ke depan dan tak boleh mundur," katanya. 

Ia menambahkan target Golkar dalam pemenangan Pilkada 2024 adalah 60 persen. Namun, ia baru bisa mengumumkan hasilnya usai gugatan sengketa hasil pemilu diputuskan oleh Mahkamah Konstitusi (MK). 

1. Ridwan Kamil kalah dari Pilkada Jakarta

Calon Gubernur Jakarta nomor urut satu, Ridwan Kamil di Gelanggang Remaja Jakarta Utara. (Dokumentasi tim media RIDO)

Salah satu kader Golkar dan diusung menjadi calon kepala daerah adalah Ridwan Kamil. Pada 13 Desember 2024 lalu, pria yang akrab disapa Kang Emil itu menerima kekalahannya usai KPUD Jakarta menetapkan paslon Pramono Anung-Rano Karno menang satu putaran dengan perolehan suara 50,07 persen. 

"Kami memutuskan untuk menerima hasil pilkada yang telah ditetapkan oleh KPUD," ujar Kang Emil ketika memberikan keterangan pers di kantor DPD Golkar, Cikini, Jakarta Pusat. 

Ia menambahkan pihaknya sudah menyiapkan materi gugatan hasil Pilkada Jakarta yang bakal dilayangkan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Menurutnya, banyak fakta yang bisa memperkuat gugatannya di MK. 

Namun, usai mendengar berbagai banyak masukan dari sejumlah pihak, Kang Emil dan Suswono urung mengajukan gugatan ke MK. Ia juga menyadari, warga Jakarta sudah merasa begitu lelah karena menghadapi berbagai rentetan pemilu sepanjang 2024. 

Sementara, Kang Emil mengaku akan beristirahat dan menghabiskan waktu dengan keluarga usai kalah di Pilkada Jakarta 2024. "Saya dan Pak Suswono setelah ini akan beristirahat segera dengan kondisi kemarin yang luar biasa tinggi. Kami akan kembali ke keluarga masing-masing," kata mantan Gubernur Jawa Barat itu. 

2. Airin kalah di Pilgub Banten

Airin Rachmi Diany Dorong Peran Pemuda dalam Kepemimpinan Daerah (Doc.Fikri Assadi)

Kader Golkar lainnya yang tumbang di Pilkada 2024 adalah calon gubernur Banten, Airin Rachmi Diani. KPU Banten menetapkan Airin dan Ade meraih 2.449.183 suara atau 44,12 persen. 

Sedangkan, paslon Andra Soni dan Achmad Dimyati Natakusumah mendapatkan total 3.102.501 suara atau 55,88 persen suara. Airin kemudian menekuni profesi sebagai notaris. Ia mengunggah foto di akun media sosialnya sedang berada di sebuah ruangan dengan papan namanya menjadi notaris. 

"Let's move on. Bismillah. Doa-doa yang terbaik untuk kita semua," tutur dia. 

Kekalahan Airin dari Andra-Dimyati sempat membuat publik terkejut. Sebab, selama ini hasil survei menunjukkan elektabilitas Airin lebih unggul dibandingkan paslon Andra-Dimyati. 

3. Golkar mulai kehilangan pemilih tradisionalnya

Direktur eksekutif Lingkar Madani (LIMA), Ray Rangkuti. (Dokumentasi Istimewa)

Sementara, dalam pandangan Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA), Ray Rangkuti, kekalahan besar di Pilkada 2024 tidak hanya dialami PDI Perjuangan (PDIP). Partai Golkar dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga mengalami kerugian besar, karena kedua parpol besar itu kehilangan pemilih tradisionalnya. 

"Di Pilkada 2024 ini, ada dua partai besar yang prestasinya menurun. Satu Partai Golkar, dua PKS. Di banyak tempat kedua partai ini banyak kehilangan pemilih tradisionalnya," ujar Ray ketika berbicara di Jakarta pada awal Desember 2024 lalu. 

Ray mengambil contoh, dominasi Golkar kini tergeser Partai Gerindra di Jawa Barat. Sebab, calon gubernur pada Pilkada 2024 Dedi Mulyadi bakal memimpin Provinsi Jawa Barat selama lima tahun ke depan.

KPU Jabar sudah menetapkan Dedi-Erwan menang di Pilkada dengan raihan 14,1 juta suara. Erwan memang adalah kader Partai Golkar, namun posisinya sebagai calon wakil gubernur. 

"Golkar juga kalah di beberapa kota di Jawa Barat. Di Banten, yang semula dikuasai oleh basis Golkar, sekarang dikuasai oleh partai yang lain. Begitu juga dengan Riau dan Sumatra Selatan," katanya. 

Pilkada di Provinsi Papua Barat Daya juga tak dimenangkan kader Golkar. Di Provinsi Sumatra Utara, Golkar unggul, namun kadernya, H. Surya, maju sebagai calon wakil gubernur mendampingi Bobby Nasution. 

Sehingga, menurut Ray, Golkar juga sedang apes di Pilkada 2024, karena banyak kehilangan pemilih tradisionalnya.  

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Santi Dewi
Dwifantya Aquina
Santi Dewi
EditorSanti Dewi
Follow Us