Sekjen PBB Soal Serangan AS ke Iran: Mengancam Keamanan Internasional

- Risiko konflik akan segera lepas kendali: Sekjen PBB menyatakan bahwa risiko konflik antara AS dan Iran semakin meningkat, dapat berujung pada bencana bagi warga sipil dan dunia.
- Tak ada solusi militer hanya ada perdamaian: Dalam kondisi genting ini, penting untuk menghindari spiral kekacauan. Diplomasi adalah satu-satunya jalan ke depan untuk mencapai perdamaian.
- Amerika bantah serangan ke Iran untuk ganti rezim: Menteri Pertahanan AS membantah bahwa serangan ke Iran bertujuan untuk mengganti rezim di Teheran, setelah Presiden Trump mengumumkan serangan yang "sangat berhasil."
Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) buka suara soal serangan militer Amerika Serikat pada fasilitas nuklir Iran.
Dia mengaku penggunaan kekuatan oleh Amerika Serikat pada Iran adalah eskalasi berbahaya dalam wilayah yang sudah ada di ambang krisis dan jadi ancaman pada keamanan internasional.
"Saya sangat prihatin atas penggunaan kekuatan oleh Amerika Serikat terhadap Iran hari ini. Ini merupakan eskalasi berbahaya di wilayah yang sudah berada di ambang krisis dan menjadi ancaman langsung terhadap perdamaian dan keamanan internasional," ujarnya dalam keterangan resmi UN Indonesia, dikutip Senin (23/6/2025).
1. Risiko konflik akan segera lepas kendali

Dia menjelaskan, risiko konflik ini akan segera lepas kendali semakin meningkat dengan konsekuensi yang bisa menjadi bencana bagi warga sipil, kawasan, dan dunia.
"Saya menyerukan kepada Negara-Negara Anggota untuk meredakan ketegangan dan mematuhi kewajiban mereka berdasarkan Piagam PBB dan aturan hukum internasional lainnya," katanya.
2. Tak ada solusi militer hanya ada perdamaian

Dia mengatakan dalam kondisi genting ini, sangat penting untuk menghindari spiral kekacauan. Tidak ada solusi militer, satu-satunya jalan ke depan adalah diplomasi.
"Satu-satunya harapan adalah perdamaian," katanya.
3. Amerika bantah serangan ke Iran untuk ganti rezim

Sementara, Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Pete Hegseth, membantah serangan negaranya ke Iran pada Minggu (22/6/2025) bertujuan untuk mengganti rezim di Teheran.
“Misi ini bukan dan tidak akan pernah ada kaitannya dengan pergantian rezim,” ujar Hegseth dalam konferensi pers bersama Ketua Kepala Staf Gabungan Angkatan Udara Jenderal Dan Caine, seperti dilansir Anadolu Agency.
Pernyataan itu disampaikan setelah Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan bahwa militer AS telah melakukan serangan yang “sangat berhasil” terhadap tiga lokasi nuklir Iran di Fordo, Natanz, dan Esfahan. Serangan ini dilatarbelakangi meningkatnya kekhawatiran akan potensi konflik yang lebih luas di kawasan.
“Trump mengizinkan operasi presisi untuk menetralisir ancaman terhadap kepentingan nasional yang ditimbulkan oleh program nuklir Iran, sekaligus untuk membela pasukan kita dan sekutu, termasuk Israel,” jelas Hegseth.