Sembilan Pengakuan Sandra Dewi di Kasus Timah Harvey Moeis

Jakarta, IDN Times - Selebritas Sandra Dewi menjadi saksi dalam sidang terdakwa kasus timah, Harvey Moeis di Pengadilan Negeri (PN) Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta Pusat (Jakpus), Kamis (10/10/2024).
Ketua Majelis Hakim Eko Aryanto membuka sidang pada pukul 10.30 WIB. Satu persatu dari 13 saksi memasuki ruangan sidang.
Setelah semuanya duduk di bangku, hakim membacakan profil satu persatu saksi termasuk Sandra Dewi.
“Sandra Dewi, kenal dengan Harvey Moeis?” tanya hakim.
“Sangat kenal Yang Mulia,” jawab Sandra Dewi.
“Siapa dia?” tanya Hakim.
“Suami saya tercinta Yang Mulia,” jawab Sandra Dewi disambut riuh para pengunjung di dalam ruang sidang.
Berikut sembilan pengakuan Sandra Dewi di sidang Harvey Moeis.
1. Sandra Dewi hanya mengetahui suaminya pengusaha batu bara, bukan timah

Sandra Dewi mengaku hanya mengetahui sang suami, Harvey Moeis berbisnis di tambang batu bara. Sementara itu di bisnis timah ia hanya mengetahui bahwa suaminya hanya membantu terdakwa Suparta.
“Yang saksi ketahui, suami saudara profesinya apa?” tanya Hakim.
“Suami saya pengusaha tambang batu bara,” tegas Sandra Dewi.
“Apa kemudian timah juga?” tanya lagi Hakim.
“Tidak,” jawab Sandra.
“Tidak?” timpal Hakim.
“Bukan,” Sandra menegaskan.
“Kalau dia mengaku pengusaha timah?” tanya lagi hakim.
“Bukan,” jawab Sandra.
“Karena persidangan ini perkara timah?” Hakim menjelaskan.
“Iya Yang Mulia,” kata Sandra.
“Saya mengetahui suami saya adalah pengusaha batu bara. Untuk urusan timah ini beliau hanya berbicara kepada saya beliau hanya ingin membantu pak Suparta, orang yang dia tuakan,” kata Sandra.
“Pak suparta itu orang yang dia tuakan, yang dia anggap sebagai om,” imbuhnya.
2. Bantah 88 tas mewahnya hasil TPPU Harvey Moeis

Sandra Dewi membantah dakwaan bahwa 88 tas mewah yang disita adalah terkait hasil tindak pidana pencucian uang (TPPU) Harvey Moeis. Ia menegaskan bahwa tas-tas tersebut ia dapatkan dari pekerjaannya sebagai brand ambassador.
“Kemudian, ada di dalam dakwaan suami mengenai TPPU ya. Bahwa ada banyak itu tas tas branded, itu bagaimana?” tanya Hakim.
“Saya bisa jelaskan Yang Mulia,” ujar Sandra.
“Ada Louis Vuitton, Hermes ya?” tanya Hakim.
Sandra Dewi kemudian menjelaskan bahwa tas-tas itu ia dapat sejak ia membuka endorsement sejak 2012.
“Di tahun 2014, ada 23 lebih dari 23 toko-toko tas branded di Indonesia ini yang mengendors saya, yang memberikan saya tas. Di mana ketika mereka memberikan tas itu, saya mempromosikannya di sosial media saya yang mempunyai pengikut 24,2 juta followers,” kata Sandra Dewi.
“Di mana ketika tas-tas itu datang saya promosikan, saya unboxing, saya buka kotaknya, saya posting tas ini diendors oleh toko apa. Ini sudah 10 tahun saya jalani, ada ratusan tas Yang Mulia sebenernya,” imbunnya.
Namun, hanya 88 tas itulah yang berada di rumahnya. Sementara yang lainnya, sudah dijual Sandra Dewi.
“Jadi tas-tas ini saya dapatkan ketika saya pakai, saya foto, kemudian saya posting. Jadi saksi saya banyak, terkait tas-tas ini endorsement dan tidak pernah dibelikan oleh suami saya, karena suami saya tahu, saya sudah mendapatkan tas-tas ini dari tahun 2014,” kata Sandra Dewi.
3. Sebut isu kepemilikan jet pribadi hanya gosip

Sandra Dewi membantah isu terkait kepemilikan pesawat jet pribadi. Ia sebut, isu itu hanyalah gosip.
“Ini ada Mini Cooper, Rolls Royce, itu bagimana?” tanya Hakim.
“Itu diberikan suami saya untuk keluarga bukan untuk saya, untuk keluarga,” jawab Sandra Dewi.
“Rolls Royce yang Phantom?” tanya lagi Hakim.
“Cullinan Yang Mulia,” jawab Sandra.
“Tahun berapa?”
“Gak tahu Yang Mulia,” kata Sandra.
“Yang Mini Cooper?” tanya Hakim.
“Gak tahu Yang Mulia,” jawab Sandra.
“Yang penting diberikan, dipake?” tanya lagi Hakim.
“Gak cuma saya aja yang pake, semuanya pake beliau pun pake Yang Mulia,” kata Sandra.
Pada saat momen inilah, Hakim kemudian bertanya soal pesawat yang diduga dimiliki Harvey Moeis.
“Ada pesawat ada gak?” tanya Hakim.
“Itu cuma gosip Yang Mulia,” jawab Sandra.
“Pesawat apa? Atr atau apa?” tanya lagi Hakim.
“Gak tahu Yang Mulia,” kata Sandra.
“Jadi yang disita apa saja?” kata Hakim.
“Gak hafal Yang Mulia, saya gak ngerti mobil-mobil,” kata Sandra.
“Tapi banyak mobil yang disita?” tanya lagi Hakim.
“Saya gak berani baca berita Yang Mulia,” jawab Sandra.
4. 141 perhiasan disita, tersisa cincin nikah dan tunangan

Dalam sidang tersebut, Sandra Dewi meminta Hakim untuk menanyakan soal perhiasannya. Hal itu diminta setelah Hakim pengin menyudahi pertanyaanya setelah bertanya soal tas-tas mewah.
“Ada lagi yang ingin anda sampaikan?” tanya Hakim.
“Emas, emas belum ditanya Yang Mulia?” kata Sandra Dewi.
“Emasnya siapa?” tanya Hakim.
“Emas saya Yang Mulia, perhiasan,” jawab Sandra.
“Emas itu panggilan untuk orang jawa,” kelakar Hakim disambut riuh tawa hadirin sidang.
“Berapa banyak?” tanya Hakim.
“Yang disita 141 perhiasan,” jawab Sandra.
Dalam momen tersebut, Sandra mengaku diprotes brand-brand perhiasan yang telah menjadikannya brand ambassador.
“Jadi selama 20 tahun saya bekerja saya pernah menjadi 3 brand ambassador toko perhiasan. Dari tahu 2018 sampe sekarang setiap dua minggu sampai satu bulan kami memproduksi 5 sampai 24 tipe jadi brand-brand ini memberikan ke saya untuk dipakai dan dipromosikan,” ujar Sandra.
“Apakah ada emas batangan?” tanya Hakim.
“Ada satu yang diberikan orang tua saya,” kata Sandra.
“Berapa beratnya?” tanya Hakim.
“Saya lupa,” jawab Sandra.
Ia menjelaskan bahwa emas batangan itu merupakan pemberian dari orang tuanya ketika sang anak lahir.
“Emas itj disita kejaksaan. Pokoknya tidak ada yang diberikan suami saya,” kata Sandra.
Dalam momen ini, Sandra meengungkap bahwa hanya perhiasan cincin pernikahan dan tunangan yang ia pertahankan.
“Satupun?” tanya Hakim.
“Ada cincin kawin dan tunangan,” jawab Sandra.
“Masih ada di sana?” tanya Hakim.
“Masih, mau disita saya gak kasih,” jawab Sandra disambut tawa hadirin sidang.
“Kenapa gak dikasih?” tanya lagi Hakim.
“Karena itu cincin tunangan dan kawin Yang Mulia,” ujar Sandra.
“Gak dikasih karena takut hilang ya?” kata Hakim.
“Iya Yang Mulia,” jawab Sandra Dewi.
5. Bantah transfer Rp10 miliar ke terdakwa Suparta

Sandra Dewi mengakui pernah tranfser ke istri Suparta selaku Dirut PT Refined Bangka Tin (PT RBT), Anggraeni Rp10 miliar. Namun, Sandra mengatakan uang itu merupakan pinjaman dari Suparta.
"Kemudian tadi Saudara menyebutkan ada pengembalian pinjaman. Bisa dijelaskan sebetulnya seperti apa? Di awal siapa yang meminjam dan apa kaitannya dengan Saudara saksi dan Pak Harvey?" tanya jaksa.
"Pada tanggal 5 Desember 2019, sebelumnya suami saya meminta bantuan kepada saya, 'bolehkah saya meminjamkan dana Rp10 miliar kepada Pak Suparta?'. Saya bilang, oke saya akan bantu dengan menggunakan rekening bank saya yang 100 persen tidak ada aliran dana suami saya dan orang-orang yang ada di sini. Itu hasil kerja keras saya 100 persen. Kemudian saya cairkan deposito saya, saya berikan peminjaman kepada Pak Suparta sebesar Rp10 miliar," jawab Sandra.
Sandra meminta Harvey menyampaikan ke Suparta agar mengembalikan uang itu di tahun 2021. Dia mengatakan uang pengembalian itu akan digunakan untuk membeli tanah bagi orang tuanya.
"Dan di tahun 2021, saya dan adik-adik saya berinisiasi, berinsiatif untuk memberikan rumah untuk orang tua saya. Jadi adik-adik saya beli duluan, kemudian saya ikut membeli kavling juga. Jadi saya utarakan kepada suami saya, tolong bilang kepada teman suami saya, yaitu Pak Suparta, untuk mengembalikan uang saya sebesar Rp10 miliar karena saya ingin membeli kavling. Suami saya bilang, iya dia akan mengurus semuanya, Pak Suparta akan bayar ke dia, dan suami saya akan mengurus pengembalian ini kepada manajemen saya untuk pembelian kavling," kata Sandra.
Dia mengatakan uang itu dipinjam Suparta pada 5 Desember 2019. Uang itu ditransfer dari rekeningnya yang tak terkait dengan Harvey Moeis.
"Pengembaliannya kapan dari bu Anggraeni-nya?" tanya jaksa.
"Saya tidak tahu pasti, tapi ketika saya bertanya kepada suami saya, ketika kunjungan, suami saya bilang sudah dikembalikan," jawab Sandra.
"Ditransfernya ke rekening bu Anggraeni atau Pak Suparta?" tanya jaksa.
"Bu Anggraeni," jawab Sandra.
Dia mengatakan uang pinjaman Rp10 miliar itu sudah dikembalikan Suparta ke Harvey. Bunga pinjaman itu juga telah dikembalikan Suparta.
"Dikembalikan Rp10 miliar juga?" tanya jaksa.
"Beserta bunga," jawab Sandra.
Sandra mengatakan bunga pinjaman itu sebesar 18 persen atau senilai Rp2,5 miliar. Dia mengatakan pinjaman itu juga tertuang dalam perjanjian hutang piutang.
"Berapa bunganya?" tanya jaksa.
"2,5," jawab Sandra.
"Rp2,5 miliar?" tanya jaksa.
"Betul," jawab Sandra.
"Berarti 25 persen itu?" tanya jaksa.
"18 persen," jawab Sandra.
"Emang ada perjanjian ya utang piutang?" tanya jaksa.
"Ada," jawab Sandra.
"Ada pengembalian bunganya juga sudah dilakukan?" tanya jaksa.
"Sudah, sudah. Semuanya sudah," jawab Sandra.
6. Pisah harta dan tak tahu deposit dolar milik Harvey Moeis

Sandra Dewi mengaku tak tahu soal deposito dolar asing milik suaminya. Sandra mengatakan, dirinya dan Harvey melakukan perjanjian pisah harta.
"Saudara saksi tahu Pak Harvey pernah menyimpan dollar Singapura maupun dollar US di situ (deposit box)?" tanya jaksa.
"Saya kurang tahu Pak, soalnya saya nggak ikut waktu itu," jawab Sandra.
"Pada saat penyidikan ada penggeledahan kan ditemukan di deposit itu ada uang sebesar ada 40 gepok uang dollar, ada 100 lembar per gepoknya. Per lembarnya itu pecahan 100 USD. Totalnya 10.000 USD, totalnya 400.0000 USD di deposit. Selain itu juga ada pecahan terkait uang dollar Singapur totalnya ada 81.401 SDG. Saudara tahu ini uang-uang saipa yang disimpan di deposit?" tanya jaksa.
"Saya tidak tahu Pak," jawab Sandra.
Jaksa lalu mendalami Sandra soal tabungan milik Harvey di sejumlah bank. Sandra mengaku tak pernah berkomunikasi dengan Harvey terkait masalah uang.
"Kemudian Saudara saksi tahu tidak Pak Harvey punya tabungan di bank cabang Jakarta wisma bisnis?" tanya jaksa.
"Saya tahu punya tabungan bank tapi saya nggak tahu cabang mana," jawab Sandra.
"Kalau di cabang TCC Batavia tidak tahu?" tanya jaksa.
"Tidak," jawab Sandra.
"Saya tahu punya rekening di salah satu bank tapi nggak tahu ada berapa rekening bank itu suami saya," imbuh Sandra.
"Pernah ada komunikasi dengan Pak Harvey?" tanya jaksa.
"Masalah keuangan tidak," jawab Sandra.
Jaksa juga mendalami aset di Senayan Residence dan Pakubuwono. Sandra mengatakan dirinya dan Harvey memiliki perjanjian pisah harta.
"Terkait aset di senayan residance, di kavling 16. itu perolehannya kapan dan siapa yg melakukan pembelian?" tanya jaksa.
"Yang melakukan pembelians suami saya dan itu rumahnya atas nama suami saya," jawab Sandra.
"Tercatat atas nama Harvey Moeis?" tanya jaksa.
"Betul," jawab Sandra.
"Terkait aset kalau di Pakubuwono bisa dijelaskan?" tanya jaksa.
"Untuk di Pakubuwono itu jadi kan kami pisah harta tapi untuk rumah tinggal, yang pertama kami tinggal ketika setelah kami menikah kami sepakat untuk membeli bersama. Saya membayar uang muka beserta pajak notaris dan sebagainya, kemduian sisanya Pak Harvey yang bayar. Jadi kami beli bersama," jawab Sandra.
Jaksa lalu mendalami harga aset di Pakubuwono. Sandra mengatakan aset rumah itu senilai Rp20 miliar.
"Sebenarnya Rp18,875 (miliar) tapi beserta pakjak jadi Rp20,8 miliar sekian-sekian," kata Sandra.
"Yang dibayarkan saksi diawal berapa?" tanya jaksa.
"Saya Rp7,2 (miliar) sekian-sekian," jawab Sandra.
"Berarti sisanya berapa?" tanya jaksa.
"Sisanya skeitar Rp13 (miliar) sekian-sekian," jawab Sandra.
"Di tahun berapa perolehanya itu bu?" tanya jaksa.
"9 Mei 2017," jawab Sandra.
7. Bilang ke anak bahwa ayahnya sedang wamil

Sandra Dewi menangis saat menjelaskan ke anak-anaknya jika sang ayah, Harvey Moeis sedang menjalani wajib militer (wamil) sehingga tak bisa pulang.
Awalnya, penasihat hukumnya menanyakan apakah anak-anak Sandra pernah menanyakan keberadaan Harvey.
"Kan sekarang Pak Harvey nggak ada di rumah, anak-anak pernah tanya nggak kepada bu Sandra?" tanya pengacara.
"Iya," jawab Sandra.
"Panggilanya apa?" tanya pengacara.
"Papa," jawab Sandra.
"Papa ke mana gitu, nanya nggak?" tanya pengacara.
"Nanya," jawab Sandra.
"Terus jawaban ibu apa?" tanya jaksa.
"Karena memang anak saya laki-laki jadi saya tidak terlalu bisa mengajak anak saya laki untuk main bersama, jadi memang anak saya sangat dekat dengan suami saya. Anak saya selalu bertanya, papa di mana? kenepa nggak anterin sekolah lagi? kenapa tidak mengajak mereka untuk bermain bersama lagi? karena suami saya juga yang menyuapi anak-anak saya. Menemani anak-anak saya tidur, saya bilang ke anak-anak saya, papa wamil. Jadi nggak bosa ketemu dulu," jawab Sandra sambil menangis.
Sandra mengatakan alasan wamil itu disampaikannya lantaran anak-anaknya menyukai idol Korea, BTS. Sandra mengatakan anaknya terus menanyakan keberadaan Harvey setiap hari.
"Karena anak saya tahunya BTS Yang Mulia, BTS itu orang Korea jadi mereka tahu, orang Korea itu wamil, BTS itu wamil," kata Sandra.
"Terus anak percaya?" timpal ketua majelis hakim Eko Aryanto.
"Percaya cuman tiap hari nanya, tiap hari berdoa supaya wamilnya cepet-cepet selesai dan cuman nanya kapan bisa bertemu dengan suami saya karena memang anak-anak saya sepertinya lebih dekat dengan suami saya," jawab Sandra.
"Begitu family man ya bu ya?" tanya pengacara.
"Iya," jawab Sandra.
8. Pinjam duit ke orang tua dan adik karena rekening diblokir

Sandra Dewi kembali menangis saat menceritakan soal rekeningnya yang diblokir Kejagung. Sandra mengaku harus meminjam uang ke orang tua hingga adiknya.
"Ada beberapa rekening yang diblokir termasuk anak ya?" tanya kuasa bukum Harvey Moeis.
"Iya," jawab Sandra.
Sandra mengatakan rekening bank yang disita itu berisi uang hasil penghasilannya. Uang itu diperoleh dari hasil endorsemen.
"Bisa diceritakan ini rekening anak peruntukannya untuk apa?" tanya kuasa hukum Harvey.
"Jadi sebenernya sebagai brand ambasador ini selalu mengkampanyekan wanita harus punya mimpi, waktu saya single saya bekerja sama dengan walt disney Asia Tenggara untuk mengkampanye wanita harus punya mimpi dan sukses, ketika sudah menikah saya menjadi brand ambasador bank dan mengampanyekan mimpi seorang wanita harus punya mimpi dan karir yang sukses,” kata Sandra.
“Jadi ketika saya jadi brand ambasador di bank saya diberikan rekening anak-anak saya dan memang 100 persen pembayaran dari bank ini untuk saya dan anak saya sebagai BA, memang dari dalam perutnya pun mereka selalu ikut syuting dan mengiklankan Japanese Airlines milik maskapai jepang misalnya anak saya, anak saya iklannya banyak sekali susu obat penurun panas, lotion shampo sepatu kemudian iklan baju," imbuhnya
Sandra mengatakan rekening-rekening yang merupakan tempat menampung hasil endorsemen dirinya dan anak-anaknya itu telah diblokir. Pada momen itulah dia menangis.
"Kemudian dengan adannya pemblokiran ini bagaimana kemudian Saudara saksi apalagi tanpa ada suami bagaimana Saudara saksi menjalani kehidupan?" tanya kuasa hukum Harvey.
"Saya pinjam ke orang tua ke adik-adik saya juga," jawab Sandra Dewi sambil menangis.
"Pinjam ya?" tanya kuasa hukum Harvey.
"Ya," jawab Sandra.
9. Sandra Dewi sebut Harvey Moeis membantu PT Timah untuk kepentingan negara

Sandra Dewi menyebut bahwa suaminya hanya membantu PT Timah TBK untuk kepentingan negara.
“Saya hari ini datang untuk memberikan klarifikasi kalau saya ini punya pendapatan sendiri. Tas-tas itu sudah 10 tahun, saya mendapatkan endorsement dari lebih dari 23 toko tas-tas branded di Indonesia yang meng-endorse saya. Emas-emas juga saya dapatkan dari brand yang saya iklankan selama ini,” kata Sandra Dewi.
Pada momen itulah, Sandra menjelaskan bahwa PT Timah TBK mengundang dan mengajak pihak swasta untuk bekerja sama untuk kepentingan BUMN.
“Swasta hanya menjalankan saja, hanya membantu saja BUMN untuk kepentingan negara. Jadi swasta-swasta ini hanya menjalankan apa yang mereka disuruh,” kata Sandra.
Oleh karena itu, Sandra meyakini bahwa PT Timah mengajak swasta bekerja sama dan mengundang swasta-swasta ini untuk kepentingan negara.
“Dan saya hari ini mau berbicara karena saya berjanji kepada saudara-saudara saya, kepada keluarga saya, kepada teman-teman saya, guru-guru saya di Bangka Belitung. Saya harus menyuarakan apa yang mereka post di sosial media, apa yang mereka suarakan di sosial media. Selama ini tidak terdengar sama sekali,” kata Sandra.
“Karena masyarakat kami ini dan moyang kami ini adalah penambang timah. Masyarakat kami sudah memiliki budaya bekerja selama ratusan tahun. Jadi sekarang banyak sekali masyarakat kami yang kehilangan mata pencahariannya. Dan keadaan Bangka Belitung pun menjadi mencekam, banyak pencurian perampokan, dan juga begal di mana-mana,” imbuhnya.
Ia pun menyinggung soal kerugian alam yang ditaksir mencapai Rp300 triliun.
“Menurut saya, Puteri Bangka Belitung, nenek moyang saya ini sudah menambang timah ratusan tahun yang lalu. Kolong-kolong Timah ini sudah ada lama sekali. Dari saya waktu datang ke Jakarta, sudah ada kolong-kolong bekas timah ini. Apakah dia disalahkan kepada kerjasama yang hanya satu setengah tahun antara swasta dan juga PT Timah,” kata Sandra.
“Jadi saya harap jika ada aksi seperti ini, harus ada juga solusi, peraturan yang cocok dengan keadaan dan kondisi untuk masyarakat Bangka Belitung. Jadi hari ini saya hanya menyampaikan apa yang saudara saya sampaikan di Bangka Belitung,” imbuhnya.