Seruan PDIP Kudatuli II Bisa Ganggu Stabilitas Pemerintahan Prabowo?

- PDIP Kudatuli II bisa ganggu stabilitas politik era Prabowo
- Ada faksi di internal PDIP yang tidak nyaman dengan arah rekonsiliasi pasca-Pilpres
- Ribka PDIP tuding ada yang menarget partainya cuma raih 7 persen di 2029
Jakarta, IDN Times - PDI Perjuangan (PDIP) menggaungkan peristiwa Kudatuli jilid II imbas Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto divonis 3 tahun 6 bulan penjara dalam kasus korupsi Harun Masiku.
Diketahui, Kudatuli atau Kerusuhan 27 Juli mengacu pada insiden berdarah tahun 1996 di kantor DPP PDI. Konflik internal PDI itu menyebabkan 5 orang tewas, ratusan luka-luka dan puluhan lainnya hilang.
1. Bisa ganggu stabilitas politik era Prabowo

Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA), Herry Mendrofa menilai pernyataan tersebut akan mempengaruhi stabilitas politik di pemerintahan Prabowo Subianto.
"Jika pernyataan Ribka dianggap mewakili suara signifikan dalam PDIP, maka ini menjadi sinyal tantangan awal bagi Prabowo dalam mengelola koalisi besar yang rawan friksi internal. Bila elite PDIP merasa bahwa kadernya menjadi korban kriminalisasi, hal ini bisa mempengaruhi dinamika koalisi dan stabilitas politik awal pemerintahan," kata Herry dalam keterangannya, Minggu (27/7/2025).
2. Ada faksi di internal PDIP

Selain itu, narasi Kudatuli Jilid II yang digaungkan Ketua DPP PDIP Ribka Tjiptaning ini menunjukkan adanya faksi di tubuh PDIP. Hal ini menjadi, sinyal, tak semua kader tak tunduk pada pilihan PDIP.
"Namun komentar keras Ribka justru menunjukkan bahwa di tubuh PDIP masih ada faksi-faksi yang tidak nyaman dengan arah rekonsiliasi pasca-Pilpres. Ini adalah sinyal bahwa tak semua kader menerima dengan tunduk posisi PDIP dalam konfigurasi baru politik nasional," ujar dia.
Menurut Herry, narasi perlawanan tersebut juga mengandung makna meskipun kalah dalam pilpres dan membuka pintu rekonsiliasi, PDIP tampaknya tidak ingin kehilangan identitasnya sebagai partai yang memiliki roh perjuangan.
"Narasi semacam ini menjadi bagian dari positioning politik untuk tetap menjadi watchdog terhadap kekuasaan, termasuk terhadap kemungkinan abuse of power di masa Prabowo," imbuh Herry.
3. Ribka PDIP tuding ada yang menarget partainya cuma raih 7 persen di 2029

Sebelumnya, Ribka menyerukan Kudatuli jilid dua di depan ratusan kader dan simpatisan PDIP usai vonis 3,5 tahun terhadap Hasto.
Dari atas mobil komando di depan Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, ia menyerukan agar kader dan simpatisan berkumpul dan memerahkan kantor DPP PDIP Jalan Diponegoro Nomor 58, Menteng, Jakarta Pusat.
"Ternyata reformasi belum selesai. Kita teruskan gerakan ini hari Minggu 27 Juli, kita kumpul di Diponegoro 58. Kita bikin Kudatuli jilid dua, setuju?," ujarnya disambut teriakan massa pendukung, Jumat (25/7/2025).
Terpisah, Ribka juga menuding ada pihak yang menarget partainya hanya mendapatkan 7 persen suara nasional dalam Pemilu 2029. Hal itu ia ungkapkan usai peringatan Peristiwa 27 Juli di DPP PDIP, Jakarta Pusat.
"Saya denger lho mereka menarget kita 7 persen 2029. (Mereka) salah hitung. PDI Perjuangan tuh justru kalau diginiin malah terjadi kebangkitan. Bedanya PDI Perjuangan tuh begitu. Semakin ditekan, semakin dia mengkonsolidasi. Salah hitung mereka," ujarnya, Minggu (27/7/2025).
"Misalnya nanti kemenangannya tinggal 7 persen, mereka akan terlalu nyepelein kita. Jangan gitu lah. Sampai lah ke kuping saya," imbuhnya.