Strategi Pramono Anung Gaet Suara Gen Z di Jakarta

Jakarta, IDN Times - Pramono Anung bersama Rano Karno telah mendaftar ke KPUD DKI Jakarta sebagai bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Pramono mengakui, tak dikenal oleh kalangan generasi Z (Gen Z).
Pramono kemudian menjelaskan strategi utamanya untuk meraih suara Gen Z dengan memperkenalkan dirinya sebagai seorang pekerja keras.
"Yang pertama, saya ingin memberikan hal pembelajaran kepada siapapun. Pramono Anung apa sih yang menjadi pilihan dalam hidupnya? Bekerja keras," ujar Pramono dalam wawancara khusus program Gen Z Memilih by IDN Times, Kamis (29/8/2024).
Menurutnya, setelah Jakarta tidak lagi menjadi Ibu Kota, maka akan difokuskan menjadi kota pusat perekonomian nasional.
"Cara berpikirnya harus berdasarkan itu sebagai kota pusat perekonomian nasional, maka Jakarta harus ramah investasi. Jakarta harus mempermudah, Jakarta harus melakukan reform terhadap birokrasinya, gak bisa lagi berbelit-belit. Kemudahan untuk apa pun, termasuk kemudahan hal yang berkaitan, misalnya yang dikeluhkan oleh banyak orang, tentang izin untuk mengadakan acara musik, gak bisa lagi (dipersulit)," kata Pramono.
1. Kerja keras dalam waktu 3 bulan

Pramono bertekad untuk bekerja keras dalam waktu tiga bulan agar masyarakat Jakarta mau memilihnya di bilik suara. Dia pun optimistis Gen Z mau memilihnya.
"Tetap saya akan mengambil posisi bekerja keras, kenapa bekerja keras? Dalam waktu 2-3 bulan untuk bisa mendapatkan simpati Gen Z," kata dia.
2. Pramono akui tidak gampang mendapat simpati

Dalam kesempatan itu, Pramono mengakui tidak gampang mendapat simpati publik. Oleh karena itu, dia menyebut bertarung di Pilkada DKI Jakarta adalah menaiki gunung terjal.
"Makanya saya bilang, ini Pramono Anung turun, bukan Pramono Anung naik gunung yang belum tahu ujungnya ada di mana. Kalau gak kerja keras, gak bisa. Makanya mulai kemarin setelah daftar, sampai hari ini saya belum berhenti," ucap dia.
3. Pasangan Pramono-Rano sudah dalam perhitungan Megawati

Pramono menyebut, dirinya dipasangkan dengan Rano Karno di Pilkada DKI Jakarta merupakan hak prerogratif Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan.
"Saya gak tahu (alasan) dipasangkan dengan Bang Rano. Ya, itu sudah hitung-hitungan Ibu, hitung-hitungan DPP," ucap dia.