Suasana Kekeluargaan di TPS 1 dan TPS 2 Renon, Denpasar Selatan

Suasana jalanan seputaran Renon-Denpasar Selatan pagi ini, Rabu, 17 April 2019 terlihat lengang. Konsentrasi massa terlihat berpindah ke berbagai TPS yang tersebar di seluruh Kota Denpasar.
Menurut petugas pengawas pemilu dan warga di TPS Banjar Kaja, Renon, antusiasme warga terlihat lebih tinggi dibandingkan pilpres 2014. Hal ini bisa dilihat dari antrean pemilih yang sudah memadati TPS sebelum pukul 07:00 WITA.
1. Dua TPS sederhana dalam 1 banjar, berbatas sekat partisi pameran

TPS 001 dan TPS 002, yang berlokasi di balai Banjar Kaja, Renon ini terletak di Jalan Kenari, Lingkungan Kaja, tepat di seberang Gandhi Memorial International School Bali dan hanya berjarak sekitar 500 m dari Plaza Renon.
Dua TPS yang dibatasi dengan dua sekat partisi pameran ini dibagi sama luas dengan penataan area steril berbentuk huruf U yang sama persis, yaitu terdiri dari meja pendaftaran yang dijaga oleh masing-masing 4 petugas KPPS, 4 bilik suara di masing-masing TPS, dan 5 kotak suara yang disusun berjajar di lantai.
Di pintu masuk balai banjar, pemilih disambut petugas linmas yang akan mengarahkan lokasi antrean, yaitu ke area steril TPS 001, area steril TPS 002, atau ke meja pendaftaran yang khusus mencatat pemilih yang tidak terdaftar di DPT kedua TPS ini.
Tampak 3 orang mahasiswa berbaju biru bertuliskan KKN UNWAR mencatat nama pemilih yang mendaftar dengan form C6 dan A5 secara manual serta menginputnya ke laptop, di antara deretan tempat duduk saksi pemilu.
Antrean yang cenderung stabil mencapai puncaknya pukul 12:00 WITA, saat pemilih dengan form C6 dan A5 mulai diperkenankan mencoblos.
2. Tidak hanya millenials, manula juga antusias di pesta demokrasi 5 tahunan

Kehadiran Ibu Made Meliawati (70), seorang WNI keturunan Tionghoa di TPS terlihat cukup mencolok karena helm merah yang dikenakan sebagai pelindung dari terik sinar matahari, tak pernah dilepas dari kepala beliau.
Disinggung tentang harapannya untuk Indonesia dan pemimpin terpilih, beliau menjawab dengan bijak, "Siapapun yang terpilih menjadi pemimpin nanti itu sudah kehendak-Nya, sudah tertulis dalam catatan Tuhan. Siapapun itu pasti memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Biarkan pemimpin-pemimpin kita bekerja sesuai ketentuan-Nya, yang penting saya sudah melakukan kewajiban saya sebagai warga negara untuk ikut serta memilih."
Berjalan kaki dari tempat tinggalnya yang berjarak sekitar 1 km dari TPS dan antre selama hampir dua jam seorang diri, tanpa ditemani kerabatnya, tak menyurutkan semangat beliau untuk ikut serta dalam pesta demokrasi 5 tahunan ini.
"Dengan segala keterbatasan saya, saya percaya ada Tuhan yang selalu menjamin hidup saya dan melindungi saya, kemanapun saya melangkah dan di manapun saya berada, asal saya tidak malas bekerja. Saya masih bisa makan dan mencukupi kebutuhan hidup saya sendiri karena janji Tuhan itu pasti. Tangan-Nya yang bekerja untuk saya."
Keikhlasan beliau dalam menjalani hidup dan semangat untuk berperan serta dalam pesta demokrasi ini patut dicontoh millenials lho!
3. Perekonomian yang stabil dan terus meningkat adalah indikator kemajuan bangsa

"Semoga perekonomian Indonesia tetap stabil, bahkan meningkat di pemerintahan selanjutnya, karena stabilnya perekonomian akan diikuti keberhasilan di bidang lain, seperti pendidikan dan kesehatan, " harap sesepuh di lingkungan Banjar Kaja, Iwan Gunawan (68), yang tercatat sebagai pemilih di TPS 2, dan berprofesi sebagai pengusaha marmer.
Beliau optimis Indonesia akan menjadi bangsa yang semakin maju hanya dengan menjaga kestabilan perekonomiannya, apalagi jika bisa terus meningkat.
4. Partisipasi warga untuk menyukseskan pemilu sangat tinggi

I Made Sudiadnya (50) mengatakan bahwa angka golput berkurang secara signifikan berkat manajemen pemilu yang lebih baik dan penggabungan pilpres dan pileg sekaligus dalam satu waktu.
Selain itu, dukungan yang mengalir dari warga sekitar tidak hanya dalam bentuk tenaga saja tapi juga berupa logistik selama proses pemungutan dan penghitungan suara.
Sejumlah linmas, seperti Buamam (55) turut menjaga ketertiban TPS sejak pukul 06:00 WITA, dengan pendampingan seorang anggota polisi.
5. Hasil penghitungan suara di TPS 1 dan TPS 2 dimenangkan oleh paslon 01


TPS 1 dan 2 melakukan penghitungan suara bersamaan, yaitu beberapa saat setelah TPS ditutup pukul 13:00 WITA. Penghitungan suara pilpres kedua TPS berakhir sekitar pukul 14:30 WITA, dengan hasil paslon 01 unggul di kedua TPS ini.
TPS 2 yang diketuai oleh I Made Candra Wisada (45), melaporkan hasil perhitungan suara pilpres untuk paslon 01 sebanyak 235 suara, dan paslon 02 sebanyak 24 suara, dengan jumlah suara tidak sah sebanyak 1 suara. Jumlah ini terdiri dari 206 suara DPT PPWP, 44 suara DPT PPWP, dan 9 suara DPK PPWP.
Sementara itu, hasil TPS 1 yang diketuai oleh I Made Sudastra, sampai dengan pukul 20:05 adalah sejumlah 188 suara untuk paslon 01 dan 34 suara untuk paslon 02.
Situasi yang terpantau selama proses pemungutan dan penghitungan suara di kedua TPS ini terlihat kondusif, penuh semangat gotong royong, dan kekeluargaan. Beda pilihan bukan berarti bermusuhan, kan?