Survei Pramono Kalah Populer dari Dedi Mulyadi, Ini Kata Stafsus

- Baru 60 persen warga Jakarta puas dengan kinerja Gubernur DKI, Pramono Anung, lebih rendah dari kepuasan terhadap Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi yang mencapai 94,7 persen.
- Staf Khusus Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta menyatakan Pramono Anung unggul dalam kepuasan terhadap program esensial yang merupakan tugas kepala daerah.
Jakarta, IDN Times - Survei Indikator Politik Indonesia mencatat, baru 60 persen warga Jakarta mengaku puas terhadap kinerja Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung pada 100 hari kerja pertamanya bersama Wakil Gubernur, Rano Karno.
Angka ini jauh dengan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang mencapai 94,7 persen.
Menanggapi survei tersebut, Staf Khusus Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Bidang Komunikasi Publik, Cyril Raoul Hakim alias Chico Hakim, mengatakan, dari pertanyaan dalam survei, Pramono Anung unggul dibandingkan kepala daerah lain dalam kepuasan terhadap program esensial yang merupakan tugas kepala daerah.
"Prinsipnya bekerja by system dan program adalah yang diutamakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Pramono Anung," ujar Chico saat dikonfirmasi, Jumat (30/5/2025).
1. Baca survei harus teliti

Menurut Chico, hasil survei selalu menarik untuk dibicarakan. Walaupun untuk membacanya harus teliti.
"Artinya, pertanyaan seperti apa yang dilempar ke responden, prosentase responden dengan level pendidikan tertentu, dan variabel lainnya," kata dia.
2. Jadi masukan bagi Pramono

Meski demikian, Chico menekankan semua hasil survei khususnya dari lembaga yang bisa dipertanggungjawabkan kredibilitas dan integritasnya bisa jadi masukan.
"Ini tentu selalu menjadi masukan dan bahan evaluasi bagi kami," kata dia.
3. Masyarakat heterogen lebih kritis

Chico menerangkan masyarakat Jakarta yang lebih heterogen dari daerah lain, selain itu rata-rata level pendidikan jauh di atas daerah lain. Faktor ini berpengaruh pada sikap yang lebih kritis dan tidak mudah puas.
"Walau di sisi lain, kita mengetahui misalnya Jakarta masih jadi destinasi urbanisasi terbesar bagi semua warga dari luar khususnya, bahkan warga Jawa Barat yang mendominasi presentase jumlah warga yang memilih pindah ke Jakarta," ujar dia.
"Dan ini tercermin dari peningkatan warga dari luar Jakarta yang datang ke Jakarta pasca mudik lebaran (arus balik) meningkat 150 persen dan paling banyak adalah warga Jawa Barat," kata dia.