Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

TNI Kecam Pembunuhan 2 Pekerja Sipil Pembangunan Gereja di Papua

1001230433.jpg
Dua pekerja yang mengecat Gereja GKI Imanuel Air Garam yang tewas ditembak Organisasi Papua Merdeka (OPM). (Dokumentasi Puspen TNI)
Intinya sih...
  • TNI mengecam tindakan biadab OPM yang menembak dua pekerja sipil di Papua.
  • OPM mengaku bertanggung jawab atas penembakan dan menuduh korban sebagai intelijen TNI.
  • TNI menyebut OPM terus menyebarkan propaganda untuk pembenaran pembunuhan dan akan terus berkoordinasi dengan aparat hukum untuk mengejar pelaku.

Jakarta, IDN Times - Tindak kekerasan di Papua masih terus berlanjut. Dua warga sipil yang menjadi pekerja bangunan di GKI Balim Yalimo di Kampung Air Garam tewas ditembak oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) pada 4 Juni 2025 lalu.

Kedua korban diketahui bernama Rahmat Hidayat (45 tahun) dan Saepudin (39 tahun). Mereka berada di Kampung Air Garam sebagai tukang bangunan yang sedang bekerja mengecat bangunan Gereja GKI Immanuel Air Garam.

"Keduanya meninggal dunia akibat luka tembak. Jenazah korban sudah dievakuasi menuju ke RSUD Wamena," ujar Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Mayjen TNI Kristomei Sianturi seperti dikutip dari keterangan tertulis pada Minggu (8/6/2025).

TNI menyebut pelaku penembakan merupakan kelompok bersenjata OPM yang beroperasi di wilayah Pegunungan Jayawijaya, khususnya di Distrik Asotipo. Setelah beraksi, kata Kristomei, pelaku bersikap pengecut dan melarikan diri ke arah pegunungan.

TNI, kata Kristomei, menyampaikan duka cita mendalam atas insiden tersebut dan mengecam keras tindak kekerasan terhadap warga sipil tidak bersenjata. Apalagi kedua korban ditembak di tengah-tengah melakukan pekerjaan mengecat rumah ibadah.

"Tindakan tersebut tidak hanya mencederai rasa kemanusiaan, namun juga menjadi ancaman nyata terhadap upaya pembangunan dan pelayanan peribadatan masyarakat di wilayah Papua," imbuhnya.

Apa respons OPM terhadap penembakan dua pekerja sipil itu?

1. TNI nilai serangan terhadap pekerja sipil adalah bentuk tindakan biadab

Kapuspen TNI, Mayjen TNI Kristomei Sianturi. (IDN Times/Endy Langobelen)
Kapuspen TNI, Mayjen TNI Kristomei Sianturi. (IDN Times/Endy Langobelen)

Lebih lanjut jenderal bintang dua menilai upaya OPM dilakukan untuk menciptakan ketakutan dan menghambat pembangunan fasilitas umum dan keagamaan di wilayah Pegunungan Papua. TNI, kata Kristomei, akan terus meningkatkan pengamanan dan melakukan investigasi terhadap peristiwa pada Rabu pekan lalu.

"Ini adalah serangan terhadap kemanusiaan dan perdamaian. Menyerang pekerja sipil yang sedang membangun rumah ibadah adalah tindakan biadab yang tidak bisa dibenarkan, dalam situasi apapun!" kata Kristomei.

"Kami sangat mengecam keras kebiadaban ini dan memastikan bahwa aparat keamanan akan terus mengejar pelaku," imbuhnya.

TNI bakal melakukan langkah tegas untuk menjaga keselamatan warga.

2. OPM akui tembak dua pekerja sipil yang sedang membangun gereja

Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom/Istimewa
Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom/Istimewa

Sementara, juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom mengakui pihaknya bertanggung jawab terhadap atas insiden yang menewaskan dua pekerja sipil itu. Sebby kembali menuding dua pekerja sipil itu merupakan intelijen bagi TNI. Penyerangan brutal itu, kata Sebby, dilakukan oleh pasukan TPNPB-OPM Kodap III Ndugama-Derakma yang berada di bawah komando Egianus Kogoya.

"Kami sudah berulang kali mengingatkan bahwa seluruh aktivitas pembangunan, termasuk tukang bangunan, tukang kayu dan pekerja proyek jalan di zona perang harus dihentikan. Jika tidak, kami akan anggap sebagai ancaman," ujar Sebby di dalam keterangan pada Sabtu kemarin.

Ia menambahkan wilayah kontra konflik TNI-Polri bukan area yang boleh dijadikan sebagai aktivitas warga sipil. Bahkan, TPNPB-OPM mewanti-wanti dengan keras terhadap semua orang, termasuk warga asli Papua, agar menjauh lokasi rawan demi keselamatan mereka sendiri.

"Mulai hari ini, kami tidak akan segan-segan. Kami akan 'bersihkan' semua orang. Ko orang Papua yang bawah muka kah, jadi intelijen Indonesia kah, kami akan tembak," tutur dia.

3. TNI sebut OPM terus sebar propaganda untuk pembenaran pembunuhan

Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Mayjen TNI Kristomei Sianturi (Dok. Mabes TNI)
Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Mayjen TNI Kristomei Sianturi (Dok. Mabes TNI)

Lebih lanjut, Kristomei mengatakan tuduhan warga sipil dijadikan intelijen oleh TNI merupakan bagian dari propaganda OPM yang disebarkan. TNI, kata Kristomei, tidak merekrut warga sipil di Papua sebagai agen intelijen.

"Ini merupakan bentuk manipulasi informasi untuk mencari pembenaran atas tindakan brutal mereka. OPM telah nyata-nyata melakukan tindak kejahatan kemanusiaan terhadap masyarakat sipil yang tidak bersalah," kata Kristomei. 

TNI, kata Kristomei, akan terus berkoordinasi dengan aparat penegak hukum untuk mengejar, mencari pelaku kejahatan kemanusiaan dan memastikan keamanan masyarakat di wilayah tersebut.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us