Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tokoh Agama Dunia Siap Kritik Diri dan Bicara Terbuka di Forum R20

Ilustrasi - Tokoh agama dalam kegiatan Orientasi Gerakan 1.000 Tokoh Agama Edukator COVID-19 di Swiss-Belhotel, Senin (27/7/2020). (Humas Pemprov Sulsel)

Jakarta, IDN Times - Lebih dari 100 tokoh agama dunia akan berdialog dalam kegiatan Religion Forum (R20) International Summit of Religious Leaders, yang akan digelar di Bali pada 2-3 November 2022. Bahkan, tokoh agama dari negara-negara yang sebelumnya jarang berdialog, akan hadir dalam agenda ini seperti dari Arab Saudi dengan India.

Tokoh agama yang akan hadir di antaranya Sekjen Liga Muslim Dunia, Muhammad bin Abdul Karim Al Issa; Grand Syekh Al-Azhar, Syekh Ahmad Al-Thayyeb; pemimpin Gereja Anglikan, Uskup Agung Canterbury Justin Welby; dan pemimpin spiritual asal India, Sri Ravi Shankar.

Forum ini diselenggarakan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang bermitra dengan Liga Muslim Dunia (Rabithah ‘Alam Islami) dan didukung Kementerian Luar Negeri Indonesia. Kegiatan ini merupakan engagement group dari G20.

"Yang kita undang di forum ini adalah para pemimpin agama umat beneran. Maksudnya pemimpin bukan tanpa umat. Yang fiks ada 106 pertisipan luar negeri yang sebagian besar ada umatnya 1 juta, 10 juta, dan seterusnya. Jadi beliau-beliau kita undang dari pemimpin agama dari belahan dunia, termasuk sekte," ujar Ketua Organizer Committee (OC) R20, Ahmad Suaedy, dalam acara gathering R20 di kantor pusat PBNU, Jakarta, Selasa, 18 Oktober 2022.

Suaedy menjelaskan, forum ini juga melibatkan akademisi dari mancanegara, dalam dan luar negeri, seperti dari Harvard University yang dilibatkan sebagai moderator maupun pembicara. Tidak hanya pemuka agama, tokoh sekte dan kepercayaan pun diundang dalam acara ini.

"Ga cuma dari tokoh agama, ada sekte atau kepercayaan. Tentu tidak semua, karena ada ribuan. Dari Indonesia juga ada. Total peserta ada sekitar 400 orang dari dunia dan PBNU semua wilayah, tanfidiyah kita undang," kata pria yang akrab disapa Edy itu.

"Juga dari tokoh agama Tanah Air junior, senior seperti Quraish Shihab, imam besar Masjid Istiqlal. Kita undang juga para intelektual, akademisi, mereka perlu menyimpulkan, analisis, maka kami undang beberapa akademisi luar dan dalam begeri, agar mereka catat apa yang sedang berkembang. Pengamat dan NGO juga hadir," sambungnya.

1. Tokoh agama akan berbicara terbuka dan kritik diri

Ilustrasi - Forum Kerukunan Umat Beragama (ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)

Edy menyebutkan ada enam sesi dalam kegiatan ini. Para pembicara akan menyampaikan materi kajian masa lalu dan analisis apa saja yang bakal terjadi pada masa mendatang. Tidak ada perdebatan dalam forum ini, justru ada kritik diri secara terbuka dari masing-masing tokoh yang hadir.

Usai dari Nusa Dua, Bali, para tokoh agama akan diajak berkunjung ke Yogyakarta untuk melihat tradisi dan kebudayaan setempat, khususnya terkait tradisi keagamaan seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Mendut, hingga pesantren tradisional.

"Dari luar negeri ada 70 orang akan ke Jogja, dan di Jogja kita ingin 'pamer', karena Jogja salah satu pusat kebudayana RI yang terpelihara dengan baik. Di Jogja ada Candi Prambanan, prosesi ibadah di sana dan juga akan ada semacam diskusi berbicara dengan penghuni, umat, dan makan malam di Keraton bersama Sultan. Juga akan ke Pesantren Pandanaran. Mungkin ini pengalaman unik, ada pesantren tradisional tapi nasionalisme akan diungkapkan dan seruan tentang NKRI," kata Edy.

2. R20 hasil ide gagasan Ketua Umum PBNU Gus Yahya

Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya. (ANTARA FOTO/Katriana)

Forum R20, menurut Edy, merupakan gagasan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya usai muhtamar PBNU pada 2017, yang berharap agama dapat membantu kemanusiaan global. Karena itu, momentum G20 menjadikan gagasan ini terwujud.

"Ketemulah momentum pertemuan G20, lalu muncul ide bagaimana kalau digelar R20? Momen ini tepat di tengah politisasi masyarakat dunia, di mana agama dan etnis menjadi faktor dalam terbangunnya sentimen kebencian dan sebagainya," kata dia.

"Ada berbagai riset, baik di dunia dan negara maju, yang mengarah pada aksi kekerasan, bahkan perang. Kebetulan sekarang terjadi perang Ukrina, yang berdampak luar, terutama krisis energi dan pangan. Jadi krisis dua negara bukan hanya dampak ke dua negara itu, tapi juga Eropa, Asia dan Afrika," sambung Edy.

Karena itu, kata Edy, forum R20 diharapkan dapat memberikan peran penting untuk mengatasi berbagai persoalan dunia. Salah satu tujuan terpenting dari forum ini adalah bagaimana agama tidak menjadi sumber atau penyebab konflik kekerasan hingga perang.

"Karena kalau kita baca penerbitan yang mengulas agama, agama sekarang mulai masuk ruang publik. Tak bisa dicegah. Termasuk G20, tak bisa tidak diindahkan agama masuk ke ruang publik," kata dia.

3. Forum R20 akan menjadi kegiatan berkelanjutan

Ilustrasi pemuka agama (ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)

Pada kesempatan sama, Ketua Lembaga Ta'lif wan Nasyr (LTN) PBNU, Ishaq Zubaidi Raqib, membenarkan forum R20 merupakan gagasan Gus Yahya, yang menginginkan dasar-dasar kemanusiaan menjadi landasan manusia dalam melakukan berbagai hal.

"Tak lama setelah Gus Yahya terpilih menjadi ketua umum PBNU, terus intens digaungkan teman-teman dalam berbagai kegiatan secara sporadis. Jadi pertemuan ini bukan pertama, tapi lanjutan dari pertemuan sebelumnya. Kemarin pertemuan dengan pemred, mendapat konfirmasi mereka sangat ingin mengambil bagian dari harapan itu," kata Zubaidi.

Karena itu, kata dia, melalui forum R20 yang baru pertama kali diselenggarakan ini, diharapkan semua peradaban manusia setara. Sebagai bentuk strategi ke depan, agenda R20 akan terus berlanjut sampai semaksimal mungkin agar bisa menyampaikan nilai-nilai mulia ke seluruh dunia.

Penting pula dukungan media untuk mencapai tujuan R20, agar forum ini tidak hanya sebatas gagasan, tapi juga berujung pada action agama memberikan solusi atas berbagai persoalan yang sedang dihadapi dunia.

"Ini tantangan kita semua, tapi tanpa bantuan media, gaungnya akan susah kita petakan keberhasilannya," kata Zubaidi.

4. Mengidentifikasi nilai-nilai penting untuk perdamaian dunia

Ilustrasi - Orang-orang menghadiri upacara penghormatan kepada para pembela Ukraina yang gugur, termasuk tentara yang tewas dalam pertempuran dengan pemberontak pro-Rusia di bandara Donetsk hari ini pada tahun 2015, di sebuah peringatan di dekat markas besar Kementerian Pertahanan di Kyiv, Ukraina, Kamis (20/1/2022). (ANTARA FOTO/Ukrainian Presidential Press Service/Handout via REUTERS.)

Sementara, juru bicara R20, Najib Asca, merasa bersyukur forum R20 bisa segera terlaksana meski baru pertama kali digelar dan diterima sebagai engagement event.

"Ini menandai pergaulan internasional, dimana agama justru masuk panggung utama. R20 hadir di forum dengan negara ekonomi terkuat di dunia. Acara ini diinisiasi PBNU bersama Liga Muslim. Pergeseran besar terjadi, sehingga kerja sama itu terjadi. Hal yang mustahil terjadi. Jadi ada konteks historis global. Ini mungkin yang disebut taktir," kata dia, pada kesempatan sama.

Dialog agama dalam taraf global, menurut Asca, bukan hal baru. Namun, kata dia, para peminpin agama yang punya pengaruh besar pada umatnya, minimal dapat memberikan dampak positif pada dunia melalui forum R20. Terutama dalam mengatasi persoalan global.

"Agama pada praktiknya menjadi persoalan dalam pergaulan antar- agama atau peradaban. Seperti di Siria, Irak, dan sebagainya. Maka para pemimpun agama diminta duduk bersama, sebenarnya apa yang menjadi persoalan," kata dia.

Asca mengatakan PBNU ingin tema yang dibahas penting sekaligus sensitif. Tema utama pertama isu terkait kepedihan sejarah, yang dalam hubungan agama faktanya terjadi.

"Dulu Hindu di India sangat kuat, datang Islam menjadi luka. Jadi ada luka-luka masa lalu yang terjadi. Bagaimana agar kepentingan sejarah sekaligus mengajak pemimpin agama mengenai apa yang terjadi, sebagai jalan rekonsiliasi atau pengampunan. Itu tema yang penting atau sensitif. Kalau ngomong perdamaian dunia itu gak bisa dikesampingkan," kata dia.

Selain itu, kata Asca, R20 juga mengajak peminpin agama untuk mengidentifikasi nilai-nilai mulia dari peradaban besar, atau nobel values yang menjadi inspirasi serta basis pergaulan masa depan.

"Masing-masing agama punya produk pemikiran agama pada masa lalu, tapi sekarang menjadi problematika. Selain itu, pemimpjn agama diajak merumuskan perdamaian, mendorong arah perdamaian. Mengidentifikasi nilai-nilai penting untuk perdamaian dunia," kata dia.

Selain itu, kata Asca, forum R20 diharapkan agama dapat berkontribusi untuk mengatasi berbagai masalah dunia, serta pemimpin agama diharapkan punya kepedulian pada krisis ekologi.

"Misal umat Muslim mau berwudlu, ada dampak yang dahsyat. Saya kira ketika semua pemimpin agama mau bergerak bersama, agama dan alat harus seimbang. Kenapa alam tidak ramah? Agama kan harusnya menjadi rahmatalilalamin, petunjuk bagi seluruh alam semesta, bukan hanya umat Muslim. Forum ini akan membawa pesan yang kuat untuk krisis global ini," ujar dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us