Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

FAO: Kementerian Pertanian dan FAO Rampungkan Pelatihan "Petani Keren"

Peserta program regenerasi petani Petani Keren menunjukkan hasil pelatihan mereka di kebun permodelan pertanian modern dan berkelanjutan di Kwartir Daerah Pramuka Lampung pada Selasa, 29 Juli 2025. (dok. FAO/Ardila Syakriah)
Peserta program regenerasi petani Petani Keren menunjukkan hasil pelatihan mereka di kebun permodelan pertanian modern dan berkelanjutan di Kwartir Daerah Pramuka Lampung pada Selasa, 29 Juli 2025. (dok. FAO/Ardila Syakriah)
Intinya sih...
  • Populasi petani menua di Indonesia
  • Sektor pertanian lebih menarik bagi anak muda
  • Mengoptimalkan potensi agripangan Lampung
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Artikel ini merupakan hasil kolaborasi antara IDN Times dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Indonesia untuk mengangkat isu-isu penting yang berdampak signifikan bagi masyarakat, serta mendorong kesadaran dan aksi nyata demi tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG).

Kementerian Pertanian bersama Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) telah menuntaskan pelatihan intensif di bidang pertanian dan kewirausahaan tani untuk anak muda di Lampung, salah satu sentra agribisnis utama Indonesia. Program ini digelar di tengah kekhawatiran terhadap jumlah petani yang kian didominasi kelompok usia lanjut.

Melalui inisiatif Petani Keren, peserta memperoleh pendidikan dan praktik lapangan selama 40 hari yang membahas sistem pertanian modern dan prinsip kewirausahaan. Pembekalan ini bertujuan membantu petani muda memproduksi secara berkelanjutan sekaligus mengantisipasi dampak perubahan iklim.

Sebanyak 31 anak muda Lampung mengikuti rangkaian kegiatan dari 17 Juni hingga 28 Juli 2025. Mulai dari pemetaan potensi komoditas lokal dan analisis pasar, penerapan teknologi dan praktik ramah lingkungan, hingga mengolah hasil pertanian menjadi produk bernilai tambah dan membangun usaha agribisnis mereka sendiri.

1. Tantangan populasi petani yang menua

Peserta program regenerasi petani Petani Keren menunjukkan bibit melon di rumah kaca (green house), permodelan pertanian modern yang menggunakan teknologi di Kwartir Daerah Pramuka Lampung pada Selasa, 29 Juli 2025. (dok. FAO/Ardila Syakriah)
Peserta program regenerasi petani Petani Keren menunjukkan bibit melon di rumah kaca (green house), permodelan pertanian modern yang menggunakan teknologi di Kwartir Daerah Pramuka Lampung pada Selasa, 29 Juli 2025. (dok. FAO/Ardila Syakriah)

“Hampir 80 persen petani Indonesia kini berusia di atas 40 tahun, mayoritas merupakan petani kecil dengan akses terbatas pada teknologi dan informasi terkini. Sementara itu, banyak generasi muda masih kurang tertarik dan berpengalaman dalam bertani,” ujar Idha Widi Arsanti, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian.

Menurutnya, potensi besar generasi muda perlu dimaksimalkan untuk mendorong inovasi dan menjaga ketahanan pangan. “Program Petani Keren menjadi salah satu langkah strategis untuk mencapai tujuan tersebut,” tegasnya.

2. Membuat sektor pertanian lebih menarik bagi anak muda

Peserta program regenerasi petani Petani Keren memamerkan produk hasil pengolahan pangan selama pelatihan mereka di Kwartir Daerah Pramuka Lampung pada Selasa, 29 Juli 2025. (dok. FAO/Ardila Syakriah)
Peserta program regenerasi petani Petani Keren memamerkan produk hasil pengolahan pangan selama pelatihan mereka di Kwartir Daerah Pramuka Lampung pada Selasa, 29 Juli 2025. (dok. FAO/Ardila Syakriah)

Diluncurkan pada 2024 melalui skema Technical Cooperation Programme FAO, Petani Keren bertujuan menarik minat generasi muda Indonesia untuk terjun ke pertanian dan wirausaha tani. Program ini mendapat dukungan pemerintah, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, dan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).

Pelatihan di Lampung menjadi angkatan kedua setelah gelombang pertama di Jakarta yang melibatkan 38 peserta. Proyek ini juga menciptakan model pertanian berbasis teknologi digital, praktik lapangan, dan keberlanjutan lingkungan — termasuk rumah kaca sebagai pusat pembelajaran di Jakarta dan Lampung.

Kegiatan ini selaras dengan visi Lampung untuk memperkuat hilirisasi produk agripangan, terutama komoditas unggulan seperti singkong dan jagung.

3. Mengoptimalkan potensi agripangan Lampung

Peserta program regenerasi petani Petani Keren menunjukkan teknologi yang digunakan dalam rumah kaca (green house), permodelan pertanian modern di Kwartir Daerah Pramuka Lampung pada Selasa, 29 Juli 2025. (dok. FAO/Ardila Syakriah)
Peserta program regenerasi petani Petani Keren menunjukkan teknologi yang digunakan dalam rumah kaca (green house), permodelan pertanian modern di Kwartir Daerah Pramuka Lampung pada Selasa, 29 Juli 2025. (dok. FAO/Ardila Syakriah)

Dengan 1,3 juta petani, Lampung memiliki populasi petani terbesar kelima di Indonesia. Namun, hanya seperempatnya yang berusia 19–39 tahun. Data BPS 2023 menunjukkan hampir 50 persen petani di provinsi ini belum memanfaatkan teknologi pertanian.

Melalui Petani Keren, peserta diperkenalkan pada konsep smart farming dan pertanian semi-intensif, dipadukan dengan metode berkelanjutan seperti permakultur. Pendekatan ini tidak hanya membuat pertanian lebih modern dan menarik, tetapi juga membantu petani muda menghadapi tantangan perubahan iklim.

4. Menyiapkan petani muda menghadapi krisis global

Program regenerasi petani Petani Keren di Kwartir Daerah Pramuka Lampung pada Selasa, 29 Juli 2025. (dok. FAO/Ardila Syakriah)
Program regenerasi petani Petani Keren di Kwartir Daerah Pramuka Lampung pada Selasa, 29 Juli 2025. (dok. FAO/Ardila Syakriah)

Indonesia tengah menghadapi tiga krisis planet — perubahan iklim, polusi, dan hilangnya keanekaragaman hayati. Bagi petani kecil, termasuk di Lampung, fenomena seperti cuaca ekstrem berdampak langsung pada hasil panen dan ketahanan pangan.

“Petani Keren tidak hanya membimbing lebih banyak petani muda, namun juga membentuk petani muda yang paham teknologi serta siap mengatasi tantangan besar, termasuk dampak perubahan iklim,” ujar Rajendra Aryal, Perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor-Leste.

5. Memperluas jangkauan program Petani Keren

Peserta program regenerasi petani Petani Keren menunjukkan kebun permodelan pertanian berkelanjutan di Kwartir Daerah Pramuka Lampung pada Selasa, 29 Juli 2025. (dok. FAO/Ardila Syakriah)
Peserta program regenerasi petani Petani Keren menunjukkan kebun permodelan pertanian berkelanjutan di Kwartir Daerah Pramuka Lampung pada Selasa, 29 Juli 2025. (dok. FAO/Ardila Syakriah)

Program ini direncanakan kembali digelar di Jakarta untuk mencetak lebih banyak generasi petani dan wirausahawan tani. “Kurikulum dan model pertanian dari Petani Keren akan menjangkau lebih banyak anak muda melalui jaringan Pramuka yang tersebar di seluruh Indonesia,” kata Sekretaris Jenderal Gerakan Pramuka Nasional, Bachtiar Utomo.

Sejumlah alumni juga akan terlibat dalam World Food Forum (WFF) Cabang Indonesia, jaringan pemuda nasional yang difasilitasi FAO dan terhubung dengan 20 negara lain.

“Pelatihan ini benar-benar membuka wawasan saya. Cara pandang saya terhadap pertanian berubah total, dan kini saya bersemangat untuk menerapkan dan membagikan ilmu yang saya dapat,” ungkap Firdza Rizqina Amalia, peserta asal Lampung.

#UNxIDNTimes

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us