Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Wamendagri Dorong Bali Maksimalkan Pengelolaan Sampah

Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto (dok. Kemendagri)
Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto (dok. Kemendagri)
Intinya sih...
  • Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) mendorong pengelolaan sampah yang optimal di Bali, melibatkan kolaborasi lintas sektor.
  • Persoalan sampah terjadi di hulu dan diperlukan sistem efektif serta lahan incinerator untuk menyelesaikan masalah tersebut.
  • Bima berharap Bali menjadi daerah percontohan dalam pengelolaan sampah dari hulu ke hilir, dengan penekanan pada penggunaan incinerator.

Jakarta, IDN Times – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto mendorong agar masyarakat dan jajaran pemerintah daerah (Pemda) Provinsi Bali memaksimalkan pengelolaan sampah secara lebih optimal. Ia menekankan, pengelolaan tersebut harus dilakukan dari hulu ke hilir serta melibatkan kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan pihak swasta.

Ia menjelaskan, masyarakat di Bali memiliki potensi besar dalam menyukseskan pengelolaan sampah. Secara budaya, masyarakat Bali memiliki aktivitas keagamaan yang kental, sementara dari sisi industri, Bali didukung oleh bisnis hotel, restoran, dan kafe (horeka) yang terus berkembang.

Hal tersebut disampaikan Bima saat mengunjungi ecoBali Recycling di Kabupaten Badung, Bali.

“Karena itu harus diiringi, diimbangi, dengan kesadaran di hulu untuk memilah dan memilih. Saya kira kepala daerah bisa mengkoordinasikan camat, lurah, kades, banjar untuk fokus di hulu ini,” ujar dia dalam keterangannya.

1. Pengelolaan sampah kurang optimal jika permasalahan di sektor hulu tidak ditangani

Wamendagri, Bima Arya Sugiarto (Dok. Kemendagri)
Wamendagri, Bima Arya Sugiarto (Dok. Kemendagri)

Bima menjelaskan, persoalan sampah yang selama ini menjadi tantangan bagi semua pihak sebagian besar terjadi di hulu. Meskipun teknologi canggih telah digunakan, pengelolaan sampah diyakini akan kurang optimal apabila permasalahan di sektor hulu tidak ditangani dengan baik. Untuk itu, kata Bima, diperlukan sistem yang efektif guna menyelesaikan persoalan tersebut.

“Ini perlu kebijakan, perlu penganggaran, saya kira begitu. Jadi ini akan saya bawa ke Satgas (Pengelolaan) Sampah untuk dirumuskan formulanya seperti apa,” ungkap Bima.

2. Pengelolaan sampah di Bali butuh penanganan ekstra

Gubernur Bali, Wayan Koster bersama para pimpinan instansi keamana di Bali. (IDN Times/Yuko Utami)
Gubernur Bali, Wayan Koster bersama para pimpinan instansi keamana di Bali. (IDN Times/Yuko Utami)

Bima menambahkan, pengelolaan sampah di Bali membutuhkan penanganan ekstra. Hal ini karena kawasan tersebut memiliki industri horeka yang besar, yang berkontribusi pada peningkatan volume sampah.

Oleh karena itu, Bima berharap Provinsi Bali mampu menjadi daerah percontohan dalam pengelolaan sampah dari hulu ke hilir. Ia menegaskan, di Bali sudah ada beberapa model bisnis pengelolaan sampah yang dapat dikembangkan.

3. Pemerintah dorong kota siapkan lahan incinerator

Incinerator inovasi BLPT DIY mampu bakar sampah 218 kg/jam. (IDN Times/Tunggul Damarjati)
Incinerator inovasi BLPT DIY mampu bakar sampah 218 kg/jam. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Lebih lanjut, Bima menekankan, ke depan pemerintah akan mendorong kota-kota besar yang memiliki volume sampah tinggi untuk menyiapkan lahan incinerator. 

Incinerator adalah alat yang digunakan untuk proses pembakaran limbah atau sampah dengan cara yang terkontrol dan terisolir dari lingkungan sekitar.

Ia memastikan, selain menyiapkan lahan incinerator, Pemda juga perlu memastikan kesiapan pengelolaan sampah dari hulu ke hilir.

“Di hulunya dipilih-dipilih, kemudian di hilirnya ada offtaker-nya. Jadi waste-to-energy itu jelas, nanti bisa berdaya maksimal dibeli oleh siapa,” imbuh dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
Yosafat Diva Bayu Wisesa
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us