Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kemenhut Relokasi 228 Keluarga di Tesso Nilo Riau ke Perhutanan Sosial

Kemenhut Relokasi 228 Keluarga di Tesso Nilo ke Perhutanan Sosial
Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengunjungi Pusat Latihan Gajah (PLG) Bentang Seblat, Bengkulu pada Jumat (11/12/2025). (Dok. Kemenhut)
Intinya sih...
  • Relokasi 228 warga di Taman Nasional Tesso Nilo sebagai bagian dari penataan kawasan dan pemulihan ekosistem hutan konservasi.
  • Pemerintah menyiapkan area eks PT PSJ di Desa Gondai sebagai lahan pengganti, serta melakukan penumbangan pohon sawit dan penanaman bibit pohon Kulim.
  • Menhut menegaskan relokasi bukan bentuk permusuhan, melainkan memberikan kepastian hukum atas hak masyarakat secara damai melalui dialog.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) memulai proses relokasi warga yang bermukim di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo, Riau, sebagai bagian dari upaya penataan kawasan dan pemulihan ekosistem hutan konservasi.

Menteri Kehutanan (Menhut), Raja Juli Antoni, mengatakan relokasi permukiman warga menjadi langkah awal pemerintah dalam menyeimbangkan kepentingan perlindungan lingkungan dan keadilan sosial bagi masyarakat.

"Hari ini saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya, terutama pada masyarakat Desa Bagan Limau, bapak ibu adalah uswah hasanah menjadi contoh teladan, di mana dialog sebagai rekonsilisasi, sebagai upaya menjadi win win solution, kemenangan bersama. Atas kebesaran hati bapak ibu sekalian, dapat terselesaikan," ujar Raja Antoni di Desan Bagan Limau dalam keterangan tertulisnya, Minggu (21/12/2025).

1. Relokasi bukan sebagai bentuk permusuhan

Kemenhut Relokasi 228 Keluarga di Tesso Nilo ke Perhutanan Sosial
Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengunjungi Pusat Latihan Gajah (PLG) Bentang Seblat, Bengkulu pada Jumat (11/12/2025). (Dok. Kemenhut)

Menhut menegaskan dipindahkannya masyarakat dari wilayah Taman Nasional ini bukan sebagai bentuk permusuhan. Melainkan untuk memberikan kepastian hukum atas hak masyarakat secara pasti dengan cara yang damai hingga dialog.

Sebanyak 228 kepala keluarga (KK) direlokasi ke kawasan perhutanan sosial, dengan total luasan mencapai 635,83 hektare. Relokasi ini menyasar wilayah Desa Bagan Limau, Kabupaten Pelalawan, dengan target penataan kawasan seluas 2.569 hektare.

"Ini bukan hari tanda permusuhan karena bapak ibu sekalian digusur dari Taman Nasional, tapi hari bahagia karena dengan cara damai, persuasif, dialog bersama bapak ibu sudah memiliki kepastian hukum untuk mengelola kebun sawit baru di luar Taman Nasional Tesso Nilo. Saat ini masih dalam bentuk SK Hutan Kemasyarakatan (HKM), karena awalnya relokasi PBPH HTI, supaya prosesnya cepat saya pakai HKM," ujar Menhut.

2. Pemerintah menyiapkan area eks PT PSJ di Desa Gondai

Kemenhut Relokasi 228 Keluarga di Tesso Nilo ke Perhutanan Sosial
Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengunjungi Pusat Latihan Gajah (PLG) Bentang Seblat, Bengkulu pada Jumat (11/12/2025). (Dok. Kemenhut)

Sebagai lahan pengganti, pemerintah menyiapkan area eks PT PSJ di Desa Gondai, Kabupaten Pelalawan seluas 234,51 hektare, serta kawasan eks PTPN di Desa Batu Rizal, Kabupaten Indragiri Hulu dan Desa Pesikaian, Kabupaten Kuantan Singingi, dengan total luasan 647,61 hektare.

Kelompok masyarakat penerima Surat Keputusan (SK) Hijau di kawasan eks PT PSJ adalah Kelompok Tani Hutan (KTH) Gondai Prima Sejahtera dengan jumlah 47 KK. Sementara, di kawasan eks PTPN, penerima SK Hijau meliputi KTH Mitra Jaya Lestari sebanyak 109 KK dan KTH Mitra Jaya Mandiri sebanyak 72 KK.

Menhut menyebut saat ini masyarakat diberikan SK Hutan Kemasyarakatan di bawah Kementerian Kehutanan. Nantinya dalam proses yang berjalan, masyarakat akan mendapatkan TORA di bawah Kementerian ATR/BPN.

"Kita jadikan TORA, sehingga bapak ibu, punya sertifikat yang akan dipastikan pemberiannya oleh Wamen ATR/BPN," tuturnya.

"Karena bapak ibu adalah teladan berharap pada masyarakat lain dapat mengikuti teladan dari desa ini. Ini adalah simbol rekonsiliasi, simbol kehadiran negara, tidak dengan kekerasan tapi menjadi kemenangan bersama. Taman Nasional kita jadi rumah yang aman dan nyaman bagi gajah Domang dan kawan-kawan, tapi pada saat yang sama masyarakat punya kepastian hukum," sambungnya.

3. Menhut melakukan penumbangan pohon sawit

Kemenhut Relokasi 228 Keluarga di Tesso Nilo ke Perhutanan Sosial
Kementerian Kehutanan kembali melakukan penyegelan terhadap tiga subjek hukum yang diduga melakukan pelanggaran terkait tata kelola kehutanan di Kabupaten Tapanuli Selatan. (Dok. Kemenhut)

Dalam kesempatan yang sama, Menhut juga melakukan penumbangan pohon sawit secara simbolis, sebagai tanda dimulainya pemulihan kawasan. Kegiatan ini dilanjutkan dengan penanaman bibit pohon Kulim sebagai bagian dari restorasi ekosistem Taman Nasional Tesso Nilo.

"Kalau secara simbolik ada pemusnahan sawit, bukan berarti ada permusuhan pada masyarakat, tapi kita kembalikan Taman Nasional pada fungsinya sebagai Taman Nasional konservasi," ujarnya.

Sebagai bentuk komitmen jangka panjang, Kemenhut mengalokasikan sekitar 74 ribu bibit pohon untuk seluruh kawasan Taman Nasional Tesso Nilo, terdiri dari Mahoni 30 ribu batang, Trembesi 15 ribu batang, Sengon 15 ribu batang, Jengkol 9 ribu batang, dan Kaliandra 5 ribu batang.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us

Latest in News

See More

Bandar Narkoba Kabur, Polda Sumut Bantah Sengaja Bebaskan

21 Des 2025, 12:53 WIBNews