Wamenkomdigi: Media Perlu Transformasi Hadapi Distribusi Digital

- Wakil Menteri Komunikasi dan Digital soroti tantangan media konvensional akibat distribusi digital yang berkembang pesat.
- Fenomena kemunculan media "homeless" melalui platform digital seperti Instagram, TikTok, YouTube, dan Facebook disoroti oleh Nezar.
Jakarta IDN Times - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi), Nezar Patria, menyoroti tantangan yang dihadapi media konvensional akibat distribusi digital yang semakin berkembang pesat.
Menurut Nezar, media kini dituntut untuk beradaptasi dalam proses transformasi digital yang tidak mudah sehingga perlu ada satu ekosistem yang lebih berkelanjutan dan adil.
"Kita tahu ada banyak sekali dampak yang membuat media-media konvensional, ya, itu harus menyesuaikan dirinya dalam satu proses transformasi digital yang juga tidak mudah, dan kita menginginkan adanya satu ekosistem yang lebih fair sehingga sustainability media itu bisa berlanjut," kata dia dalam peluncuran "Pedoman Pemenuhan Kewajiban Platform Digital untuk Dukung Jurnalisme Berkualitas" di Kantor Kemenkomdigi, Senin (10/3/2025).
1. Fenomena homeless media yang muncul di ruang digital

Nezar juga menyoroti fenomena kemunculan homeless media, yaitu media yang tidak memiliki basis fisik seperti kantor atau perusahaan pers tradisional.
Media itu hanya hadir melalui platform digital seperti Instagram, TikTok, YouTube, hingga Facebook.
2. Pentingnya berbagi tanggung jawab

Dia mengatakan, pemerintah berharap adanya ekosistem yang lebih adil bagi industri media.
Nezar juga menegaskan pentingnya kolaborasi yang kuat dan seimbang antara platform digital dengan para penerbit berita serta berbagai tanggung jawab terhadap ruang digital yang dikonsumsi masyarakat.
"Mau tidak mau, saya kira kita semua punya tanggung jawab. Perusahaan-perusahaan tersebut, para publisher punya tanggung jawab untuk menghadirkan konten-konten yang berkualitas di tengah distribusi digital saat ini," ujar dia.
3. Kekhawatiran pada information disorder

Pasalnya, saat ini ada ancaman information disorder yang dapat merusak iklim komunikasi di era digital. Dia mengungkapkan, baik media maupun platform digital harus memiliki tanggung jawab bersama untuk memastikan kualitas informasi yang beredar.
"Jadi saya kira peran dari para publisher memproduksi jumlah super kualitas itu sangat penting dan platform digital yang saat ini menjadi sangat dominan di per orang atau perusahaan digital saya kira juga punya konsep yang sama, sehingga ada shared responsibility untuk membangun yang namanya satu lanskap media yang lebih sehat ataupun informasi yang lebih sehat," kata Nezar.