Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

11 Ton Sampah dan 4 Mayat Diangkut dari Puncak Himalaya

gunung Himalaya (unsplash.com/Ben Lowe)

Jakarta, IDN Times - Tentara Nepal mengatakan bahwa mereka telah mengangkut 11 ton sampah, empat mayat, dan satu kerangka mayat dari Gunung Everest dan dua puncak Himalaya lainnya tahun ini.

Dibutuhkan waktu 55 hari untuk mengangkut sampah dan mayat-mayat tersebut dari pegunungan Everest, Nuptse dan Lhotse. Operasi pembersihan yang dipimpin oleh tentara Nepal itu dimulai pada 11 April, dengan dibantu oleh tim pemandu atau Sherpa yang beranggotakan 18 orang.

“Selama kampanye, 11 ribu kilogram sampah, empat mayat dan kerangka manusia dikumpulkan sesuai target yang ditetapkan,” kata juru bicara militer.

Mayat-mayat tersebut kemudian diserahkan ke laboratorium forensik Rumah Sakit Pendidikan TU di Kathmandu.

1. Sekitar 119 ton sampah dan 14 mayat manusia telah diangkut dari puncak Himalaya sejak 2019

Dilansir BBC, diperkirakan ada lebih dari 50 ton sampah dan 200 jenazah yang tertinggal di gunung Everest. Gunung yang dijuluki sebagai tempat pembuangan sampah tertinggi di dunia ini menarik sekitar 35 ribu pengunjung setiap tahunnya.

Tentara mulai melakukan operasi pembersihan tahunan di gunung tersebut pada 2019, menyusul kekhawatiran lingkungan terkait sampah yang menumpuk di sana. Selama lima tahun terakhir, tentara mengatakan bahwa mereka telah membawa turun 119 ton sampah, 14 mayat manusia dan beberapa kerangka.

Tahun ini, pihak berwenang menargetkan untuk mengurangi sampah dan meningkatkan penyelamatan dengan mewajibkan para pendaki memakai alat pelacak dan membawa kembali kotoran mereka sendiri.

Direktur pendakian gunung Departemen Pariwisata Nepal, Rakesh Gurung, mengatakan bahwa pemerintah berencana membentuk tim penjaga gunung untuk memantau sampah, dan mengalokasikan lebih banyak uang untuk pengumpulannya.

2. Izin pendakian tahun ini berkurang dibandingkan tahun lalu

Untuk musim pendakian musim semi kali ini, pemerintah mengeluarkan izin kepada 421 pendaki, turun dari rekor tahun lalu sebanyak 478 pendaki. Jumlah tersebut belum termasuk pemandu asal Nepal. Secara keseluruhan, diperkirakan sekitar 600 orang mendaki gunung Everest tahun ini.

Gurung mengatakan bahwa jumlah izin tahun ini lebih rendah karena situasi ekonomi global. Jumlah itu kemungkinan akan semakin berkurang setelah Mahkamah Agung Nepal pada Mei mengeluarkan pemerintah untuk membatasi izin pendakian.

Langkah itu disambut baik oleh Gurung. Ia mengatakan bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan reformasi seperti mengatur jadwal pendaki agar mengurangi kemacetan di puncak. Pemerintah juga akan bekerja dengan para ahli untuk menentukan jumlah pendaki yang aman.

“Tanpa studi ilmiah, tidak bisa dikatakan berapa angka sempurna Gunung Everest,” ujarnya.

3. Delapan pendaki dinyatakan meninggal atau hilang tahun ini

Tahun ini, delapan pendaki dinyatakan meninggal atau hilang, lebih sedikit dibandingkan tahun lalu, yaitu 19 pendaki.

Seorang warga Inggris, Daniel Paterson, dan pemandunya asal Nepal, Pastenji Sherpa, termasuk di antara korban hilang. Keduanya dilaporkan jatuh setelah terkena runtuhan es di ketinggian sekitar 8.800 meter pada 21 Mei.

Keluarga Paterson telah meluncurkan penggalangan dana untuk menyewa tim pencari guna menemukan keduanya. Namun pada awal Juni, mereka mengatakan bahwa pencarian tidak mungkin dilakukan saat ini karena lokasi dan bahaya operasi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us