12 Orang Tewas Akibat Serangan Pemberontak di Lokasi Tambang Kongo

Jakarta, IDN Times - Sedikitnya 12 orang tewas dan 16 lainnya diculik oleh pemberontak di lokasi pertambangan di Kongo timur.
Vital Tungulo selaku ketua Mabendi, sebuah organisasi masyarakat sipil setempat, mengatakan bahwa kelompok bersenjata CODECO menyerang tambang emas di dekat distrik Djugu di provinsi Ituri pada Rabu (14/2/2024).
“Kami marah dengan serangan musuh ini,” ujarnya pada Kamis (15/2/2024).
1. Dua tentara Afrika Selatan tewas di provinsi Kivu utara
Sementara itu, Afrika Selatan mengatakan bahwa dua tentaranya tewas akibat tembakan mortir di Kongo timur. Mereka adalah korban jiwa pertama sejak negara tersebut mengerahkan pasukan di sana.
“Akibat kebakaran tidak langsung ini, SANDF mengalami dua korban jiwa dan tiga anggotanya luka-luka. Korban luka dibawa ke rumah sakit terdekat di Goma untuk mendapatkan perawatan medis,” kata Pasukan Pertahanan Nasional Afrika Selatan (SANDF), dikutip Al Jazeera.
Juru bicara SANDF, Siphiwe Dlamini, mengatakan bahwa serangan itu terjadi di pangkalan militer di provinsi Kivu Utara pada Rabu.
Afrika Selatan telah mengerahkan ribuan tentaranya sebagai bagian dari misi Komunitas Pembangunan Afrika Selatan (SADC) untuk melawan kelompok pemberontak bersenjata di wilayah timur.
Pekan ini, Afrika Selatan mengumumkan bakal mengirim kontingen baru sebanyak 2.900 tentara ke Kongo timur. Belum jelas apakah mereka yang tewas dan terluka dalam serangan merupakan bagian dari pengerahan baru tersebut.
2. CODECO menargetkan wilayah yang kaya dengan emas dan mineral
Dalam beberapa pekan terakhir, kekerasan telah meningkat di Kongo timur yang dilanda konflik. Lebih dari 120 kelompok bersenjata berperang di wilayah tersebut. Sebagian besar memperebutkan tanah dan menguasai tambang yang mengandung mineral berharga, sementara beberapa kelompok lainnya berusaha melindungi komunitas mereka.
CODECO adalah asosiasi milisi yang sebagian besar berasal dari komunitas petani etnis Lendu. Sejak 2017, mereka berperang melawan Zaire, kelompok pertahanan yang sebagian besar berasal dari komunitas penggembala etnis Hema.
Menurut Pusat Studi dan Penelitian Terorisme Afrika, serangan CODECO telah menewaskan hampir 1.800 orang dan melukai lebih dari 500 lainnya selama empat tahun hingga 2022.
CODECO diketahui menargetkan wilayah yang kaya dengan emas dan mineral. Pada September, para anggota menyerang desa di provinsi Ituri dan menewaskan 14 orang.
3. CODECO sebelumnya telah menandatangani perjanjian damai
Pada Kamis, komandan militer Yves Kadjena mengungkapkan kekecewaannya dengan serangan tersebut. Pasalnya, CODECO telah menandatangani perjanjian damai dengan milisi lain pada akhir Januari, dan berjanji menghentikan pertempuran serta membebaskan para sandera.
Kadjena mengatakan bahwa militer telah mengambil tindakan untuk mengakhiri kekerasan tersebut, dilansir Associated Press.