20 Tentara Tewas akibat Serangan Teroris di Niger Barat

Jakarta, IDN Times - Sedikitnya 20 tentara dan seorang warga sipil tewas dalam serangan teroris di wilayah Tillabery, Niger Barat, pada Selasa (25/6/2024).
Kementerian Pertahanan Niger mengatakan, serangan itu terjadi di pinggiran desa Tassia sekitar pukul 10 pagi waktu setempat. Sembilan orang juga dilaporkan terluka.
“Koalisi kelompok bersenjata teroris menyerang pasukan keamanan di dekat desa Tassia, menyebabkan 21 orang tewas termasuk satu warga sipi dan sembilan orang terluka," kata kementerian dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di televisi nasional pada Selasa malam, dikutip France24.
1. Beberapa teroris berhasil dilumpuhkan
Kementerian mengatakan bahwa puluhan teroris berhasil dilumpuhkan, dan bala bantuan udara dan darat telah dikerahkan untuk melacak para penyerang lainnya.
Akibat kejadian itu, kementerian mengumumkan tiga hari berkabung nasional, yang akan dimulai pada Rabu (26/6/2024). Bendera akan diturunkan setengah tiang demi menghormati para tentara yang gugur.
Desa Tassia terletak di wilayah perbatasan dengan Mali dan Burkina Faso, di mana para pemberontak yang terkait dengan Al-Qaeda dan kelompok ISIS melancarkan pemberontakan berdarah selama hampir satu dekade.
2. Niger hadapi tantangan keamanan dari beberapa kelompok bersenjata
Kementerian tidak menyebut kelompok mana yang bertanggung jawab atas serangan itu. Adapun Niger sedang berjuang mengatasi krisis keamanan yang melibatkan beberapa kelompok bersenjata.
Pekan lalu, pemberontak Front Pembebasan Patriotik menyerang saluran pipa yang didukung China dan mengancam akan melakukan serangan lebih lanjut, jika kesepakatan senilai 400 juta dolar AS (sekitar Rp6,5 triliun) dengan Beijing tidak dibatalkan.
Kelompok tersebut, yang dipimpin oleh mantan pemimpin pemberontak Salah Mahmoud, mengangkat senjata usai junta militer melakukan kudeta tahun lalu yang menggulingkan pemerintahan yang dipilih secara demokratis.
3. Ribuan orang tewas dan 2 juta lainnya mengungsi akibat konflik
Menurut PBB, konflik yang terjadi di Niger dan negara tetangganya Mali dan Burkina Faso telah menewaskan ribuan orang tahun lalu. Kekerasan tersebut juga memaksa 2 juta orang mengungsi.
Mali dan Burkina Faso juga dipimpin oleh junta dan masing-masing mengalami dua kudeta sejak 2020. Kedua junta tersebut telah mengusir pasukan Prancis dan beralih ke tentara bayaran Rusia saat mereka berjuang untuk menumpas kelompok al-Qaeda dan ISIS, dilansir Associated Press.