Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

224 Tewas dan 1.000 Terluka akibat Serangan Israel di Iran

serangan Israel di Jalur Gaza (Tasnim News Agency, CC BY 4.0 <https://creativecommons.org/licenses/by/4.0>, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Serangan Iran di Israel tewaskan 24 orang
  • Trump perintahkan warga mengungsi dari ibu kota Iran
  • Israel-Iran kemungkinan akan saling serang hingga 2 hari ke depan

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan Iran, pada Senin (16/6/2025), melaporkan bahwa sedikitnya 224 orang tewas dan lebih dari 1.000 lainnya terluka akibat serangan Israel.

“224 warga Iran gugur dan lebih dari seribu lainnya terluka akibat serangan yang dilancarkan oleh entitas Israel terhadap lokasi-lokasi di dalam negeri selama 3 hari terakhir,” demikian laporan kantor berita Mehr, mengutip pernyataan kementerian.

Dilansir dari Anadolu, juru bicara Kementerian Kesehatan, Hossein Kermanpour, menyebutkan bahwa total jumlah korban tewas dan luka telah mencapai 1.481 orang. Dari jumlah tersebut, 1.277 orang dibawa ke rumah sakit universitas untuk mendapatkan perawatan, sementara korban luka lainnya telah dipulangkan setelah menerima perawatan medis.

Lebih dari 90 persen korban luka adalah warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak.

1. Serangan Iran di Israel tewaskan 24 orang

Konflik baru di Timur Tengah ini meletus pada Jumat (13/6/2025), ketika Israel melancarkan serangan yang menargetkan fasilitas nuklir dan rudal milik Iran. Beberapa komandan militer dan ilmuwan termasuk di antara korban tewas. Tel Aviv menyatakan bahwa operasi tersebut bertujuan mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir.

Sebagai balasan, Iran meluncurkan serangan rudal balistik secara besar-besaran terhadap Israel, yang menewaskan sedikitnya 24 orang dan melukai 380 lainnya. Eskalasi ini memicu kekhawatiran soal pecahnya konflik regional yang lebih luas.

Pada Senin, 21 negara Arab dan Muslim mengeluarkan pernyataan bersama yang mengecam serangan udara Israel terhadap Iran, yang dianggap sebagai pelanggaran terhadap hukum internasional dan Piagam PBB. Mereka menyerukan deeskalasi regional, perlucutan senjata nuklir secara menyeluruh tanpa tebang pilih, serta penghormatan penuh terhadap hukum internasional.

2. Trump perintakan warga mengungsi dari ibu kota Iran

Berbeda dengan di Israel, warga Iran tidak menerima peringatan dini mengenai serangan yang akan datang dan tidak memiliki tempat perlindungan yang memadai. Kondisi ini memicu kepanikan dan kebingungan di tengah masyarakat. Pemerintah Iran telah mengimbau warga untuk mencari perlindungan di masjid-masjid dan stasiun bawah tanah.

"Saya sangat ketakutan di malam hari. Saya meminum beberapa pil untuk membantu saya rileks dan mencoba untuk tidur," kata seorang warga Teheran, dikutip dari BBC.

Pada Senin, Presiden AS, Donald Trump, memerintahkan seluruh penduduk Teheran untuk mengungsi dan mengatakan bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir.

Matthew Duss, wakil presiden eksekutif lembaga pemikir Center for International Policy yang berbasis di Washington DC, mengkritik perintah evakuasi tersebut.

"Ini adalah wilayah metropolitan dengan populasi lebih dari 15 juta orang. Mengevakuasi kota sebesar itu adalah hal yang mustahil, bahkan sebelum Anda mempertimbangkan fakta bahwa masyarakat tidak memiliki akses terhadap bensin. Mereka harus melarikan diri dengan berjalan kaki," kata Duss kepada Al Jazeera.

3. Israel-Iran kemungkinan akan saling serang hingga 2 hari ke depan

Colin Clarke, peneliti senior di Soufan Center yang berbasis di New York, mengatakan bahwa bentrokan langsung antara Israel dan Iran kemungkinan akan berlangsung setidaknya dalam 24 hingga 48 jam ke depan.

“Amerika Serikat mengerahkan banyak kekuatan militer ke kawasan ini untuk membantu Israel, jadi saya pikir kita akan melihat pertempuran dan eskalasi yang terus berlanjut, setidaknya dalam waktu dekat,” kata Clarke.

Sementara itu, Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, telah menginstruksikan penempatan kemampuan tambahan ke Timur Tengah selama akhir pekan.

“Melindungi pasukan AS adalah prioritas utama kami dan pengerahan ini dimaksudkan untuk meningkatkan postur pertahanan kami di kawasan,” tulisnya di platform X.

Kapal induk AS USS Nimitz sebelumnya dilaporkan telah menuju Timur Tengah setelah membatalkan rencana berlabuh di Vietnam. USS Nimitz akan bergabung dengan gugus tempur kapal induk USS Carl Vinson, yang saat ini berada di Laut Arab.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us