Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

24 Orang Tewas Akibat Kebakaran Hutan di Korea Selatan  

Ilustrasi kebakaran. (unsplash.com/Mike Newbry)
Intinya sih...
  • Kebakaran hutan di Korea Selatan menewaskan 24 orang dan melukai lebih dari 20 orang lainnya.
  • Lebih dari 27 ribu penduduk dievakuasi, kebakaran menghanguskan 17 ribu hektar hutan dan ratusan bangunan.
  • Kuil Buddha Gounsa yang berusia 1.300 tahun ikut terbakar, beberapa artefak bersejarah berhasil diselamatkan.

Jakarta, IDN Times - Kebakaran hutan yang melanda wilayah tenggara Korea Selatan (Korsel) telah menewaskan setidaknya 24 orang dan melukai lebih dari 20 orang lainnya. Kebakaran hutan terparah dalam sejarah Korsel tersebut terus menyebar dan menghanguskan permukiman serta situs bersejarah.

Lebih dari 27 ribu penduduk telah dievakuasi dari rumah mereka sejak kebakaran pertama kali muncul pada Jumat (21/3/2025). Presiden Sementara Korsel Han Duck-soo mengatakan situasi sangat mengkhawatirkan.

"Kebakaran hutan yang telah menyala selama lima hari berturut-turut di Ulsan dan wilayah Gyeongsang telah menyebabkan kerusakan yang belum pernah terjadi sebelumnya," ujar Han, dikutip dari Al Jazeera.

Kebakaran ini telah menghanguskan lebih dari 17 ribu hektar hutan dan menghancurkan ratusan bangunan. Pemerintah Korsel menetapkan status darurat bagi kota Ulsan serta provinsi Gyeongsang Selatan dan Utara sejak Sabtu (22/3/2025) lalu.

1. Mayoritas korban jiwa adalah lansia

Sebagian besar korban jiwa berusia 60-an dan 70-an, dengan 12 orang terluka dalam kondisi kritis. Kantor berita Yonhap melaporkan empat korban ditemukan tewas di jalan setelah mobil mereka terbalik saat mencoba melarikan diri dari kebakaran.

Tragedi bertambah ketika sebuah helikopter pemadam kebakaran jatuh di pegunungan Uiseong pada Rabu (26/3/2025). Pilot yang merupakan satu-satunya orang di dalamnya tewas dalam kecelakaan tersebut. Pihak berwenang masih menyelidiki penyebab jatuhnya helikopter.

Kebakaran pertama kali terjadi akibat percikan api dari mesin pemotong rumput di Sancheong, provinsi Gyeongsang Selatan. Api kemudian menyebar ke wilayah Uiseong dan merambat ke Andong, Cheongsong, Yeongyang, dan Yeongdeok. Angin kencang dan udara kering mempercepat penyebaran api ke berbagai wilayah.

Badan Kehutanan Korea menaikkan peringatan kebakaran hutan ke level tertinggi "serius" di seluruh negeri pada Selasa (25/3/2025). Presiden Han meminta masyarakat waspada.

"Kami meminta masyarakat memberi perhatian khusus dan bekerja sama mencegah kebakaran hutan sehingga kita tidak perlu menderita akibat kebakaran besar yang berulang setiap tahun," kata Han, dilansir CNN. 

2. Kuil Buddha bersejarah ikut terbakar habis

Kuil Buddha Gounsa di Uiseong yang dibangun tahun 681 Masehi turut menjadi korban kebakaran. Bangunan kuil berusia 1.300 tahun tersebut ludes total hanya menyisakan lonceng upacara yang masih tampak utuh. 

Beberapa artefak bersejarah, termasuk patung Buddha duduk yang ditetapkan sebagai harta karun negara, berhasil diselamatkan. Benda-benda berharga ini sudah dipindahkan ke kuil lain sebelum api mendekat.

"Saya merasa hancur ketika mendengar tentang kerusakan Kuil Gounsa. Kami akan melakukan yang terbaik untuk memulihkan fungsi kuil," ujar seorang biksu setempat, dilansir BBC.

Kebakaran juga mengancam Desa Rakyat Hahoe di Andong, sebuah Situs Warisan Dunia UNESCO yang populer di kalangan wisatawan. Penduduk desa diminta mengungsi sedangkan petugas pemadam kebakaran berusaha melindungi rumah-rumah tradisional dengan menyemprotkan air di sekitar lokasi.

Seorang petinggi Layanan Warisan Korea menyatakan api berada sekitar 8 kilometer dari Desa Hahoe. Pihak berwenang juga memindahkan sekitar 500 narapidana dari penjara di zona berbahaya ke fasilitas yang lebih aman.

3. Ribuan personel dikerahkan untuk memadamkan api

Sekitar 10 ribu pemadam kebakaran, polisi, dan pegawai sipil dikerahkan ke berbagai lokasi sejak kebakaran mulai menyebar. Dilansir Al Jazeera, militer Korsel juga mengerahkan sekitar 5 ribu personel dan 146 helikopter untuk membantu pemadaman.

Korsel sangat mengandalkan helikopter untuk mengatasi kebakaran hutan karena medannya yang bergunung-gunung. Tentara AS yang berada di Korsel juga membantu upaya penanganan kebakaran. 

"Kebakaran di Uiseong menunjukkan skala dan kecepatan yang tidak terbayangkan. Perubahan iklim diproyeksikan akan membuat kebakaran hutan lebih sering terjadi secara global," jelas Lee Byung-doo, pakar bencana hutan di Institut Ilmu Kehutanan Korsel, dilansir CBC News. 

Kebakaran hutan memang sering terjadi di negara ginseng, terutama pada bulan Februari, Maret, dan April saat kondisi paling kering. Namun tahun ini situasinya jauh lebih buruk dengan total 244 kebakaran hutan telah terjadi. Angka ini 2,4 kali lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Leo Manik
EditorLeo Manik
Follow Us